Kamis, 07 Juli 2011

TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH

TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH

Oleh: Achmad Zuhdi Dh (0817581229)

Ada beberapa tanda husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik) yang secara nas telah diterangkan oleh Allah dan RasulNya.

Jika seseorang meninggal dunia dengan mengalami salah satu di antara tanda-tanda itu maka hal itu merupakan kabar gembira, yakni sebagai berikut:

1. Mengucapkan kalimat tauhid di saat menjelang wafat;

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ».

Dari Mu’adz bin Jabal ra, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa pada akhir kalimatnya mengucapkan “Laa ilaaha illallah” maka ia dimasukkan ke dalam surga (HR. Abu Dawud dari Mu’adz bin jabal).

Al-Albani menilai hadits ini hasan.[1]

2. Mati dengan berkeringat pada dahinya;

عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ

Dari Ibnu Buraidah dari Bapaknya bahwa Nabi Saw bersabda: "Orang mukmin jika meninggal dahinya berkeringat. " (HR. Ahmad 21944 dan Ibn Majah no. 1442)

Al-Albani menilai hadits ini sahih.[2]

3. Mati pada hari Jum'at atau pada malam Jum'at;

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِي قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash dia berkata; Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa meninggal di hari jumat atau pada malam jumatnya, maka akan terjaga dari fitnah kubur." (HR. Ahmad No.6359).[3]

4. Mati syahid di medan jihad.

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169) فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (170) يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ (171)

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[4] disisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[5], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran, 169-171)

5. Mati karena terkena penyakit thaa'uun/kolera, mati karena sakit perut, mati karena tenggelam, dan mati karena reruntuhan,;

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Ketika laki-laki sedang berjalan dan menemukan ranting berduri di tengah jalan, kemudian dia menyingkirkan ranting tersebut hingga Allah pun bersyukur kepadanya lalu mengampuni dosa-dosanya." Lalu beliau bersabda:

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

"Syuhada' itu ada lima macam; meninggal karena penyakit kolera, orang yang meninggal karena sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang meninggal karena reruntuhan, dan orang yang syahid karena berjuang di jalan Allah 'azza wajalla." (HR. Muslim dan lain-lain)

6. Mati karena melahirkan;

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata; Rasulullah Saw bersabda: "siapa yang kalian anggap sebagai orang yang mati syahid di antara kalian?" Para sahabat berkata; "Yaitu orang yang terbunuh di jalan Allah, " Rasulullah Saw Bersabda:

إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ شَهَادَةٌ وَالْبَطَنُ شَهَادَةٌ وَالْغَرَقُ شَهَادَةٌ وَالنُّفَسَاءُ شَهَادَةٌ وَالطَّاعُونُ شَهَادَةٌ

"Kalau begitu orang yang mati syahid dari umatku sedikit sekali, terbunuh di jalan Allah adalah syahid, mati karena sakit perut adalah syahid, mati karena tenggelam adalah syahid, mati karena melahirkan adalah syahid, dan mati karena wabah tha`un adalah syahid." (HR. Ahmad No.7745).[6]

7. Mati karena terbakar;

Dari Rasyid bin Hubais, Rasulullah Saw menemui 'Ubadah bin Shamit untuk menjenguknya ketika dia sakit. Rasulullah Saw bersabda: "Apakah kalian tahu, siapa yang diistilahkan syahid di antara umatku?" Semua terdiam. 'Ubadah berkata; "Sandarkanlah saya", mereka pun menyandarkannya. Lalu Ubadah berkata; "Wahai Rasulullah, yang dinamakan syahid adalah orang sabar yang mengharapkan balasan dari Allah". Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ شَهَادَةٌ وَالطَّاعُونُ شَهَادَةٌ وَالْغَرَقُ شَهَادَةٌ وَالْبَطْنُ شَهَادَةٌ وَالنُّفَسَاءُ يَجُرُّهَا وَلَدُهَا بِسُرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ وَزَادَ فِيهَا أَبُو الْعَوَّامِ سَادِنُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَالْحَرْقُ وَالسَّيْلُ

"Kalau begitu orang yang syahid dari ummatku sangat sedikit, padahal orang yang terbunuh di jalan Allah Azzawajalla adalah syahid, orang yang mati terkena tha’un adalah syahid, orang mati tenggelam adalah syahid, orang yang mati karena sakit perut adalah syahid, wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya, anaknya menariknya dengan tali pusar untuk masuk ke surga". Abu Al 'Awwam, pengurus Baitul Maqdis menambahnya, "Orang yang mati karena terbakar, dan yang mati karena terseret sungai" (HR. Ahmad No.15426)[7]

8. Mati karena membela harta, keluarga, darah dan agamanya;

عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ

Dari Sa'id bin Zaid dari Nabi Saw, beliau bersabda: "Siapa yang dibunuh karena membela hartanya maka ia syahid, siapa yang dibunuh karena membela keluarganya maka ia syahid, atau karena membela darahnya, atau karena membela agamanya maka ia syahid." (HR. Abu Dawud No.4142, al-Nasa-i, dan lain-lain)

Al-Albanai menilai hadis ini sahih[8].



[1] Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Irwa al-Ghaalil, III (Bairut: al-Maktab al-Islami, 1985),149.

[2] Muhammad Nashiruddin Al-Albani, al-Silsilah al-Sahihah, VI/413.

[3] Hadits tersebut diperselisihkan ulama tentang kesahihannya. Ibn Hajar melemahkannya demikian juga Syu’aib al-Arnout, tetapi al-Albani memandangnya hasan atau sahih, setelah memperhatikan sanad dari berbagai jalur. Lihat al-Albani, Ahkam al-Jana-iz, I/35. Wallahu A’lam !

[4] Yaitu hidup di alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu.

[5] Maksudnya ialah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t.

[6] Menurut Syekh Syu’aib al-Arnout hadits tersebut sahih dengan syarat Muslim. Baca Musnad Ahmad bin Hanbal, II/310.

[7] Menurut Syekh Syu’aib al-Arnout hadis tersebut sahih lighairih. Baca Musnad Ahmad bin Haanbal,III/489.

[8] Muhaammad Nashiruddin Al-Albani, Irwa al-Ghalil, III (Bairut: al-Maktab al-Islami, 1985),164.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar