Selasa, 06 Maret 2018

LIMA AMALAN SAAT DAN USAI MENDENGAR ADZAN


LIMA AMALAN
SAAT DAN USAI MENDENGAR ADZAN

Oleh:



DR.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I



Teks Hadis: 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
Jika kalian mendengar muadzin (orang beradzan), maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya (memberi rahmat padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah. Aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim no. 384).

Status Hadis
            Hadis tersebut termuat dalam himpunan hadis shahih oleh Imam Muslim(al-Jami’ al-shahih, I/288). Al-Albani mengemukakan bahwa hadis tersebut shahih (Irwa al-Ghalil, I/259). Selain diriwayatkan oleh Muslim, hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Abu ‘Uwanah (I/337), Abu Dawud (523), al-Nasa-I (I/110), Ibn al-Suni (91), al-Tirmidzi (II/282), al-Thahawi (I/85), Ahmad (II/681), al-Siraj (I/23), dan al-Bayhaqi (I/409-410). 
 Kandungan Hadis
            Hadis tersebut menjelaskan tiga amalan yang perlu dilakukan saat mendengar adzan, yaitu: (1) meniru apa yang diucapkan oleh muadzin; (2) membaca shalawat atas Nabi Saw; dan (3) memohon wasilah kepada Allah untuk Nabi Saw.
 Ibn Qayyim Al-Jauziyyah (Jala’ al-Afham, I/372-373 ), setelah menelaah hadis tersebut dan hadis-hadis lain, beliau menjelaskan ada lima amalan yang mesti dilakukan saat mendengar dan setelah adzan, yakni sebagai berikut:

 Pertama, mengucapkan seperti apa yang diucapkan muadzin (orang yang sedang mengumandangkan adzan). Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Muslim no. 384 tersebut di atas;
Kedua, bershalawat kepada Nabi Saw., yaitu dengan bacaan seperti ‘shallallahu ‘alaihi wa sallam’ (صلى الله عليه وسلم) atau ‘Allahumma shalli ‘ala Muhammad’ (اللهم صل على محمد), atau shalawat yang biasa dibaca saat tasyahud akhir‘. Hal ini sesuai dengan perintah pada hadis riwayat Muslim no. 384 tersebut di atas;
Ketiga, memohon wasilah dan fadhilah kepada Allah untuk Nabi Muhammad Saw. Hal ini bisa dengan membaca doa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
‘allahumma rabba hadzihid da’watit taammah wash-shalatil qaa-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqaamam mahmuudanilladzi wa ‘adtah’ (Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi di surga) dan fadilah (anugerah dan keutamaan). Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqam (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya).

            Doa tersebut berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari no. 614:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

 Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah Saw. Bersabda: Barangsiapa mengucapkan setelah mendengar adzan ‘allahumma rabba hadzihid da’watit taammah wash-shalatil qaa-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqaamam mahmuudanilladzi wa ‘adtah’ (Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi di surga) dan fadilah (anugerah dan keutamaan). Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqam (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya). Maka dia (yang membaca doa tersebut) akan mendapatkan syafa’atku kelak.” (HR.Bukhari no. 614).

Keempat, membaca:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا
‘Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi rabbaa wa bi muhammadin rasulaa wa bil islami diinaa (Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha Allah sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku).
Bacaan tersebut berdasarkan hadits berikut ini:

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا. غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ »
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, Rasulullah Saw bersabda: Siapa yang mengucapkan setelah mendengar adzan, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi rabbaa wa bi muhammadin rasulaa wa bil islami diinaa (Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha Allah sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku)’, maka dosanya (orang yang membaca kesaksian tersebut) akan diampuni.” (HR. Muslim no. 386).

Kelima, berdoa sesuai yang diinginkan. Hal ini berdasarkan hadis dari ‘Abdullah bin ‘Amr bahwa seseorang pernah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin  selalu mengungguli kami dalam pahala amalan, maka Rasulullah Saw. Bersabda:
قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ
 Ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin. Jika sudah selesai kumandang adzan, memohonlah (sesuatu), maka permohonanmu akan diijabahi (dikabulkan).(HR. Abu Daud No. 524). Al-Abani mengatakan bahwa hadis ini shahih. Menurut al-Albani, hadis tersebut juga diriwayatkan oleh al-Nasa-i dan Ibn Hibban dalam shahih-nya (Shahih al-Targhib Wa al-Tarhib, I/65).

Setelah menyebutkan beberapa amalan di atas, Ibn al-Qayyim berkata:
لاَ يُحَافِظُ عَلَيْهَا إِلاَّ السَّابِقُوْنَ
…. (Ingatlah), tiada yang bisa terus menjaganya(selalu mengamalkannya), kecuali As-Saabiquun, yaitu orang-orang yang semangat dalam kebaikan.” (Jala’ al-Afham fi Fadhli Ash-Shalah  ‘ala Muhammad Khoiril Anam, I/372-374).

Semoga kita mendapatkan kekuatan iman untuk dapat mengamalkan dengan sebaik-baiknya. Aamiin…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar