SEMBUH DENGAN AL-FATIHAH
Oleh
Dalam kitab Zad
al-Ma‘ad, 'Ibn al-Qayyim (691-751 H/1292-1350 M) berkata dengan penuh
keyakinan bahwa al-Qur’an adalah penyembuh segala macam penyakit, baik penyakit
di dalam hati atau penyakit batin maupun penyakit yang terdapat di dalam tubuh
atau penyakit fisik. Untuk meyakinkan kepada pihak lain mengenai pernyataannya
itu, 'Ibn al-Qayyim berkisah :
ولقد مرَّ بى وقت بمكة
سَقِمْتُ فيه، وفَقَدْتُ الطبيبَ والدواء، فكنت أتعالج بها، آخذ شربةً من ماء
زمزم، وأقرؤها عليها مراراً، ثم أشربه، فوجدتُ بذلك البرءَ التام، ثم صِرتُ أعتمد
ذلك عند كثير من الأوجاع، فأنتفع بها غايةَ الانتفاع.
'Ibn
al- Qayyim berkata:
“Pada suatu ketika aku pernah berada di Makkah dan jatuh sakit, tetapi aku
tidak menemukan seorang dokter dan obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati
dan menyembuhkan diriku dengan surat al-Fatihah. Aku ambil segelas air
zam-zam dan membacakan padanya surat al-Fatihah berkali-kali, lalu aku
meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan total. Selanjutnya aku berpedoman
dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan
manfaat yang sangat besar ('Ibn
al-Qayyim, Zad al-Ma’ad, IV/178 dan al-Thibb al-Nabawi, I/152).
Dalam
kitab al-Jawab al-Kafi, 'Ibn al-Qayyim berkata:
فكنت أعالج نفسي
بالفاتحة فأري لها تأثيرا عجيبا فكنت أصف ذلك لمن يشتكي ألما وكان كثير منهم يبرأ
سريعا
Kemudian
aku berusaha mengobati diriku sendiri dengan bacaan surat al-Fatihah lalu
aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Selanjutnya aku beritahukan
kepada banyak orang yang menderita suatu penyakit dan ternyata banyak dari
mereka yang berhasil sembuh dengan cepat”(Ibn al-Qayyim, al-Jawab
al-Kafi, Vol. I/3).
Dalam kisah tersebut, 'Ibn al-Qayyim membuktikan bahwa
dirinya ketika sakit telah mendapatkan kesembuhan dari Allah Swt berkat
membaca surat al-Fatihah. Peristiwa ini semakin meyakinkan dirinya bahwa
al-Qur’an –dengan izin Allah- dapat dijadikan media untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, setelah dipraktikkan kepada banyak orang dan mereka pun berhasil
sembuh berkat dibacakan ayat-ayat al-Qur’an.
(Sumber:
Buku Dr.H. Achmad
Zuhdi Dh, M.Fil I,Terapi
Qur’ani, hal. 43-44).
Baarakallahu fiikum ustd.
BalasHapusامين
Hapus