PUASA
DAPAT MENAMBAH IMUNITAS
Oleh
Dr.H.Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I
Salah satu jenis terapi yang sangat
ampuh adalah Pineal Therapy
atau Terapi Pineal. Dalam hal ini, terapi yang
dilakukan adalah dengan menjaga dan mengkondisikan agar kelenjar pineal dapat memproduksi hormon sesuai
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kelenjar pineal ini dipandang mampu menaklukkan berbagai penyakit yang
datang menyerang. Dokter Iftachul’ain Hambali mengatakan bahwa sesuai hasil
penelitian para pakar ilmu kesehatan moderen menunjukkan
bahwa otak manusia sanggup menghasilkan tidak kurang dari 50 macam obat
alami yang sangat potensial dan bebas efek samping. Potensi obat ini dibandingkan
dengan obat-obat sintesis melebihi hingga tiga kali lipat.
Pineal adalah nama suatu kelenjar yang
terdapat pada pusat otak manusia.
Disebut Pineal, karena
kelenjar ini berbentuk seperti pine cone
atau biji pinus. Secara horisontal ia berada di antara dan di atas kedua
mata, sehingga jika ditarik garis sambung antara dua mata dan titik lokasi
kelenjar, maka akan terbentuk sebuah segi tiga. Pineal gland atau kelenjar pineal disebut juga
sebagai mata ketiga atau pusat jiwa. Perempuan di India dan sekitarnya berkebiasaan untuk mereplikasi mata
ketiga ini dengan tanda bulat di atas kedua mata.
Mata ketiga ini, dalam bahasa populernya kadang disebut sebagai “Indera
keenam”, yakni Indera yang berfungsi untuk ‘sensing’ hal hal yang
bersifat metafisis dan spiritual. Makin kuat indera keenamnya, makin mudah
untuk “berkomunikasi” dengan Tuhan dan hal-hal gaib lainnya. Konon pada jaman dahulu indera inilah yang lebih
banyak digunakan daripada indera lainnya. Semakin lama semakin jarang
digunakan, sehingga secara fisik Pineal
Gland ini, seiring evolusi, semakin mengecil dan mengkerut. Jadi jaman
dahulu, nenek moyang kita lebih bisa mengakses informasi semesta, misal, kapan
Gunung Merapi meletus, kapan gempa terjadi, bahkan kapan suatu daun akan jatuh,
tanpa bantuan suatu alat.
Dari hasil studi yang dilakukan oleh Dr. Rick Strassman terkait dengan
fungsi kelenjar pineal, ternyata diketahui lebih dalam lagi tentang
fungsi pineal ini. Strassman
mengatakan bahwa kelenjar pineal tidak
hanya menghasilkan hormon (seperti melatonin), lebih dari itu
juga merupakan photoreceptor, sebagai mata ketiga yang fungsinya sebagai
jendela bawaan sejak lahir untuk dapat melihat keberadaan ruang-ruang lain yang
tidak terjangkau oleh panca indera, terutama mata.
Menurut
Dokter Ifatchul’ain Hambali, secara anatomis, kelenjar pineal ini merupakan organ yang sangat kecil. Kelenjar ini mulai
berkembang sejak anak usia tiga bulan dan mencapai puncaknya pada usia enam
tahun. Selanjutnya ia terus menyusut sehingga pada usia
dewasa kelenjar pineal ini mengeras
dengan diameter 1 mm. Lebih lanjut Hambali menerangkan
bahwa kelenjar pineal terdiri dari
sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya, karena itu kelenjar ini hanya
produktif dalam suasana gelap (di malam hari tanpa lampu). Produksi melatonin
mencapai puncaknya antara pukul 23.00 sd 02.00.
Pada siang hari atau malam hari dengan diterangi lampu yang
terang-benderang, maka mata yang merasakan adanya rangsangan cahaya akan
menginformasikan kepada otak yakni kelenjar pineal.
Dalam keadaan demikian maka produksi melatonin akan turun. Atas dasar
ini maka para pekerja malam dan mereka yang tidur dengan lampu menyala memiliki
kekebalan lebih rendah terhadap penyakit dan beresiko terkena penyakit kanker
lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja di malam hari
atau yang tidur malam dengan lampu mati.
Selain memproduksi hormon melatonin, kelenjar pineal juga memproduksi hormon serotonin.
Dalam kelenjar pineal, serotonin
dikonversi menjadi melatonin oleh adanya interaksi enzimatik.
Produksi melatonin selalu berseberangan dengan produksi serotonin.
Saat produksi melatonin menurun maka pada saat yang sama produksi serotonin
meningkat, begitu pula sebaliknya. Hormon melatonin sangat berperan
dalam mengatur, mengontrol dan mengendalikan kelenjar dan hormon yang lain
serta fungsi-fungsi biologis organ tubuh yang lain, yaitu: 1) mengawasi dan
mengatur kerja berbagai kelenjar endokrin yang lain dalam memproduksi
hormonnya masing-masing; 2) mengendalikan kelebihan rangsangan saraf simpatik
pada tekanan darah diastol dan mengurangi frekuensi detak jantung atau denyut nadi; 3) mengurangi
ketegangan jiwa; 4) memperbaiki tidur; 5) memperkuat daya kekebalan tubuh;
meningkatkan daya tahan terhadap bakteri dan virus; 6) mencegah kanker dan 7)
mencegah pikun.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelenjar pineal dalam memproduksi hormon melatonin
adalah 1) faktor cahaya, karena kelenjar pineal
terdiri dari sel-sel yang peka terhadap cahaya. 2) faktor yang lain adalah
kondisi hati dan jiwa. Dua penelitian di Amerika menunjukkan bahwa kesedihan,
emosi, marah dan stress dapat mengurangi produksi hormon melatonin serta
menyebabkan terjadinya peningkatan hormon estrogin pada wanita. Hormon estrogin
yang berlebihan akan menjadi penyebab timbulnya kanker payudara. Penelitian
lain menunjukkan bahwa ketika seseorang mengalami goncangan jiwa, stress dan
sebagainya maka produksi melatonin menurun tajam, sementara hormon serotonin
mengalami peningkatan. Bila terjadi produksi serotonin yang berlebihan
maka akan berakibat timbulnya penyempitan pembuluh darah (vaso-kontriksi)
dan penggumpalan darah. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya aliran darah dan
selanjutnya akan berakibat timbulnya penyakit jantung koroner dan stroke.
Selain itu, dampak lain dari emosi dan stress
dapat menyebabkan meningkatnya hormon stress (katekolamin dan kortesol).
Peningkatan hormon-hormon ini bisa menyebabkan jantung berdebar (denyut nadi
meningkat), tekanan darah melonjak secara tiba-tiba, otot-otot menjadi tegang,
napas menjadi sesak, serta kadar asam lambung meningkat. Hal ini dapat
menyebabkan suatu kondisi yaitu mati mendadak. Untuk menghindari peristiwa
yang tidak diinginkan ini maka yang harus dilakukan adalah berusaha menenangkan
diri, yakni dengan mendekatkan diri kepada Allah, melakukan berbagai cara
seperti shalat, berpuasa, berdhikir dan juga membaca al-Qur’an. Semuanya
harus dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah. Jika hal-hal ini dapat
dilakukan dengan baik, maka akan membawa diri dalam kondisi spiritual yang
tinggi yaitu terciptanya ketenangan dan ketenteraman hati, karena merasa dekat
dan dalam perlindunganNya. Pada situasi seperti inilah produksi melatonin
akan meningkat sehingga hormon-hormon yang lain dapat dikendalikan dengan baik
dan kondisi tubuh secara keseluruhan dapat terjaga dengan baik; 3) selain
faktor cahaya dan kondisi hati yang dapat mempengaruhi produksi melatonin,
medan elektromagnetik juga dapat berpengaruh. Medan elektromagnetik seperti
dari monitor komputer, telepon seluler, microwaver oven, jalur listrik tegangan
tinggi dapat menekan aktifitas kelenjar pineal
sehingga dapat mengurangi produksi hormon melatonin.
Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa yang dapat
mempengaruhi peningkatan produksi hormon melatonin adalah faktor cahaya
yang gelap, hati yang tenang dan terhindarnya dari medan elektromagnetik.
Khusus untuk usaha menenangkan hati, banyak cara yang bisa dilakukan. Dalam
sebuah syair sepiritual yang sangat populer di masyarakat Jawa ada yang disebut
dengan lagu “Tombo Ati” (obat hati). Syair ini belakangan menjadi
populer sejak dikemas dengan iringan musik modern melalui group kesenian Kiai
Kanjeng pimpinan Emha Ainun Nadjib. Lagu ini menjadi semakin populer lagi
ketika dinyanyikan oleh Opick dengan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Berikuit
ini syair “Tombo Ati”:
Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan, moco Qur’an lan maknane
Kaping pindho, sholat wengi lakonono
Kaping telu, wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat, kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe
Salah suwijine, sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Alloh nyembadani
Artinya:
Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama, baca Qur’an dan maknanya
Yang kedua, salat malam dirikanlah
Yang ketiga, berkumpullah dengan orang saleh
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Yang kelima, dhikir malam perpanjanglah
Salah satunya, siapa bisa menjalani
Moga-moga Allah mencukupi
Dalam syair tersebut dijelaskan bahwa ada lima cara untuk
mengobati agar hati menjadi tenang dan tenteram, yaitu: 1) membaca al-Qur’an
dengan merenungkan maknanya; 2) melakukan salat tahajud; 3) mendatangi orang
yang saleh; 4) banyak berpuasa; dan 5) dhikir malam yang lama.
Dalam Alqur’an, Allah menyatakan bahwa orang yang gemar berdhikir, maka hatinya akan
dijamin memperoleh ketenteraman. Allah berfirman:
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.
Ayat tersebut mengisyaratkan
bahwa aktifitas berdhikir, termasuk shalat, berpuasa, membaca al-Qur’an dan
mendengarkannya, apalagi ditambah dengan merenungkan maknanya maka Allah
menjamin akan menurunkan rahmatNya. Di antara rahmat itu adalah suasana hati
yang tenang dan tenteram. Suasana hati yang tenang dan tenteram inilah yang
sangat dibutuhkan oleh kelenjar pineal
untuk memproduksi hormon melatonin. Apabila seseorang berhasil
mengkondisikan kelenjar pineal dengan
baik sehingga dapat memproduksi hormon melatonin sesuai yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia, maka akan tercipta kondisi tubuh yang sehat, karena
dengan hormon melatonin yang cukup akan dapat mengurangi ketegangan jiwa, memperbaiki tidur, memperkuat daya kekebalan
tubuh, meningkatkan daya tahan terhadap bakteri dan virus dan dapat mencegah
kanker (Dr.Iftahul’ain Hambali, Islamic Pineal Tharapy; Leonardo
Vintini, Pineal Gland The Internal Eye; Pamoentjak, Kamus Kedokteran).
(Selengkapnya dapat dibaca dalam buku TERAPI QUR’ANI karya Dr.H.Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I hal. 305
sd 310).