LIMA AMALAN
SAAT DAN USAI MENDENGAR ADZAN
Oleh:
DR.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I
Teks Hadis:
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash,
ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ
فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ
تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا
هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Jika kalian mendengar muadzin
(orang beradzan), maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin.
Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali,
maka Allah akan bershalawat kepadanya (memberi rahmat padanya) sebanyak sepuluh
kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah
itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah. Aku
berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti
itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim no. 384).
Status Hadis
Hadis
tersebut termuat dalam himpunan hadis shahih oleh Imam Muslim(al-Jami’
al-shahih, I/288). Al-Albani mengemukakan bahwa hadis tersebut shahih
(Irwa al-Ghalil, I/259). Selain diriwayatkan oleh Muslim, hadis tersebut
juga diriwayatkan oleh Abu ‘Uwanah (I/337), Abu Dawud (523), al-Nasa-I (I/110),
Ibn al-Suni (91), al-Tirmidzi (II/282), al-Thahawi (I/85), Ahmad (II/681),
al-Siraj (I/23), dan al-Bayhaqi (I/409-410).
Kandungan Hadis
Hadis
tersebut menjelaskan tiga amalan yang perlu dilakukan saat mendengar adzan,
yaitu: (1) meniru apa yang diucapkan oleh muadzin; (2) membaca shalawat atas
Nabi Saw; dan (3) memohon wasilah kepada Allah untuk Nabi Saw.
Ibn Qayyim Al-Jauziyyah (Jala’ al-Afham, I/372-373 ), setelah menelaah hadis
tersebut dan hadis-hadis lain, beliau menjelaskan ada lima amalan yang mesti
dilakukan saat mendengar dan setelah adzan, yakni sebagai berikut:
Pertama, mengucapkan
seperti apa yang diucapkan muadzin (orang
yang sedang mengumandangkan adzan). Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Muslim
no. 384 tersebut di atas;
Kedua, bershalawat kepada Nabi Saw., yaitu
dengan bacaan seperti ‘shallallahu
‘alaihi wa sallam’ (صلى الله عليه
وسلم) atau ‘Allahumma
shalli ‘ala Muhammad’ (اللهم صل على محمد), atau shalawat yang biasa dibaca saat
tasyahud akhir‘. Hal ini
sesuai dengan perintah pada hadis riwayat Muslim no. 384 tersebut di atas;
Ketiga,
memohon wasilah dan fadhilah
kepada Allah untuk Nabi Muhammad Saw. Hal ini bisa dengan membaca doa sebagai
berikut:
اللَّهُمَّ
رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا
الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
‘allahumma rabba hadzihid da’watit taammah
wash-shalatil qaa-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu
maqaamam mahmuudanilladzi wa ‘adtah’ (Ya Allah, Rabb pemilik
dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), shalat yang ditegakkan, berikanlah
kepada Muhammad wasilah (kedudukan
yang tinggi di surga) dan fadilah (anugerah dan keutamaan). Dan bangkitkanlah beliau sehingga
bisa menempati maqam (kedudukan)
terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya).
Doa tersebut berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari no. 614:
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ
قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ
وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ
وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Dari Jabir bin Abdillah,
Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa mengucapkan
setelah mendengar adzan ‘allahumma rabba hadzihid da’watit taammah wash-shalatil qaa-imah,
aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqaamam mahmuudanilladzi wa
‘adtah’ (Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid),
shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan
yang tinggi di surga) dan fadilah (anugerah dan keutamaan). Dan bangkitkanlah beliau sehingga
bisa menempati maqam (kedudukan)
terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya). Maka dia (yang membaca doa
tersebut) akan mendapatkan syafa’atku kelak.” (HR.Bukhari no. 614).
Keempat, membaca:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ
رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا
‘Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa
syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi rabbaa wa bi
muhammadin rasulaa wa bil islami diinaa (Artinya: Aku bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu
baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha
Allah sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku).
Bacaan tersebut berdasarkan hadits
berikut ini:
عَنْ
سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ
قَالَ « مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا. غُفِرَ
لَهُ ذَنْبُهُ »
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang
mengucapkan setelah mendengar adzan, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa
syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi rabbaa wa bi
muhammadin rasulaa wa bil islami diinaa (Artinya: Aku bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu
baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha
Allah sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku)’, maka
dosanya (orang yang membaca kesaksian tersebut) akan diampuni.” (HR. Muslim no. 386).
Kelima, berdoa sesuai yang diinginkan.
Hal ini berdasarkan hadis dari ‘Abdullah bin ‘Amr bahwa seseorang pernah
berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami
dalam pahala amalan, maka Rasulullah Saw. Bersabda:
قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ
“Ucapkanlah
sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin. Jika sudah selesai kumandang adzan, memohonlah
(sesuatu), maka permohonanmu akan diijabahi (dikabulkan).” (HR. Abu Daud No. 524). Al-Abani
mengatakan bahwa hadis ini shahih. Menurut al-Albani, hadis tersebut
juga diriwayatkan oleh al-Nasa-i dan Ibn Hibban dalam shahih-nya (Shahih
al-Targhib Wa al-Tarhib, I/65).
Setelah
menyebutkan beberapa amalan di atas, Ibn al-Qayyim berkata:
لاَ يُحَافِظُ عَلَيْهَا إِلاَّ السَّابِقُوْنَ
…. (Ingatlah), tiada yang bisa terus menjaganya(selalu
mengamalkannya), kecuali As-Saabiquun, yaitu orang-orang yang semangat
dalam kebaikan.” (Jala’
al-Afham fi Fadhli Ash-Shalah ‘ala
Muhammad Khoiril Anam, I/372-374).
Semoga kita mendapatkan kekuatan iman untuk
dapat mengamalkan dengan sebaik-baiknya. Aamiin…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar