Kamis, 13 September 2018

BAHAYA KOMUNISME BAGI UMAT ISLAM INDONESIA


BAHAYA KOMUNISME BAGI UMAT ISLAM INDONESIA

Oleh


Dr.H.Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I
Pertanyaan:
            Assalamu’alaikum wr.wb.!
            Ustadz Zuhdi yang kami hormati! Mohon pencerahannya tentang komunisme atau PKI dan bahayanya bagi umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Adakah kemungkinan bangkitnya kembali PKI di negeri yang mayoritas berpenduduk muslim ini? Atas jawabannya kami sampaikan terima kasih dan jazakumullah khairan katsiran! (Ahmad, Sidoarjo)
            Wassalamu’alaikum wr wb.!
Jawaban:
            PKI (Paratai Komunis Indonesia) adalah sebuah partai yang muncul pada masa orde lama. PKI bergerak berdasarkan paham komunisme yang mengedepankan pengakuan hak bersama dan menghilangkan hak indvidu. Paham ini jelas bertentangan dengan Islam. Allah Swt berfirman:
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. Al-Nahl: 71)
Ayat tersebut dengan gamblang membantah paham sosialisme (komunisme) yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh mendapatkan rezeki lebih banyak dari yang lainnya. Sebab, perbedaan pemberian rezeki memiliki hikmah tersendiri. Di dalam Islam, kekayaan berupa harta benda, industri, perusahaan, dan lain-lain merupakan rezeki yang datang dari Allah Swt. Dengan keadilan-Nya yang Mahasempurna, Allah Swt mengatur pembagian rezeki tersebut kepada siapa saja yang Dia kehendaki sesuai dengan porsinya masing-masing. Ada yang diberi kelapangan dan ada pula yang diberi kesempitan. Semua itu sebagai tanda kekuasaan-Nya. Allah Swt berfirman:
أَوَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman”(QS. Al- Zumar, 52)

Selain itu, PKI berfaham atheism, tidak percaya adanya Tuhan. Hal ini bertentangan dengan ideologi Pancasila dan semua agama terutama agama Islam. Allah Swt berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
Hai manusia, ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari menyembah Allah)? (QS. Faathir, 3).

            Lebih jauh Allah mengancam kepada orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُون
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al Baqarah, 39).

Dalam sejarahnya, PKI dikenal menghalalkan segala cara dalam meraih cita-citanya. Di Indonesia, PKI pernah dua kali melakukan makar terhadap pemerintah, pertama pemberontakan PKI pada 18 September 1948 di Madiun; dan kedua pemberontakan PKI pada 30 September 1965 yang dikenal dengan G-30-S/PKI. 
Untuk merespon gerakan PKI tersebut, pada tahun 1957 (8-11 September),  muktamar alim ulama pun diselenggarakan di Palembang. Setelah membaca, membahas dan mengkaji secara mendalam ideologi/ajaran komunis, maka muktamar mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Dari aspek filsafat, ajaran komunisme berisi atheisme, anti Tuhan dan anti Agama;
2.      Dari aspek politik, anti demokrasi (dictator proletariat/istibdad);
3.      Dari aspek social, menganjurkan pertentangan dan perjuangan kelas;
4.      Dari aspek ekonomi, menghilangkan hak perseorangan;
5.      Dari aspek ideology, ajaran yang demikian itu bukan saja berlawanan dengan ajaran Islam pada khususnya dan agama-agama lain pada umumnya akan tetapi merupakan tantangan dan serangan terhadap hidup keagamaan umumnya.
Akhirnya Muktamar Alim Ulama seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Palembang tersebut kemudian memutuskan antara lain, bahwasanya (1) Ideologi/ajaran komunis adalah kufur hukumnya, dan haram bagi umat Islam menganutnya; (2) Memperingatkan kepada Pemerintah RI agar bersikap waspada terhadap gerakan aksi subversive asing yang membantu perjuangan kaum komunis//atheis Indonesia; (3) Mendesak kepada Presiden RI (Ir.Soekarno) untuk mengeluarkan Dekrit dan menyatakan PKI dan mantel organisasinya sebagai partai terlarang di Indonesia.
 Rupanya, peringatan Alim Ulama se Indonesia itu tidak diperhatikan oleh pemerintah, maka 8 tahun setelah peringatan alim ulama tersebut, terjadilah pemberontakan PKI yang kedua, yakni pada 30 September 1965 yang kita kenal dengan G-30-S/PKI.

            Sejarah kelam telah mencatat betapa jahatnya PKI (Partai Komunis Indonesia), baik pada peristiwa pemberontakan 1948 ataupun pemberontakan tahun 1965.  1.Pemberontakan PKI September 1948, yang menjadi sasaran kejahatan mereka saat itu antara lain pesantren-pesantren, di mana terdapat para kiai dan santri militant. Dalam peristiwa itu, Bupati, Wedana, Kepala Polisi, Komandan Depo, Jaksa, Kiai, Guru, pimpinan partai dan organisasi beserta para bawahannya beramai-ramai digiring ke suatu tempat, kemudian dijagal di lubang-lubang pembantaian yang telah disiapkan oleh para anggota FDR/PKI. 
2. Selanjutnya, pada Pemberontakan PKI tahun 1965, yang menjadi sasaran kejahataan mereka adalah enam orang jenderal dan seorang perwira menengah sekaligus. Mereka dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya. Berikutnya, Dewan Revolusi PKI membantai 62 orang pemuda Ansor di desa Cemethuk, kecamatan Cluring, kabupaten Banyuwangi. Mereka dimasukkan ke dalam tiga lubang sumur. Sumur pertama diisi 11 orang, sumur kedua 11 orang dan sumur ketiga 40 orang. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 18 oktober 1965. 
Sungguhpun sekarang partai komunis di Indonesia sudah tidak ada, namun masih ada bahaya laten, yaitu pemikiran atau ideologinya yang masih eksis. Karena itu kita harus tetap waspada.
Akhir akhir ini ada gejala-gejala bangkitnya kembali komunis di Indonesia yang sering di sebut dengan KGB (Komunis Gaya Baru). Menurut Drs. Arukat Djaswadi, Direktur Centre of Indonesia Community Studies (CICS) atau Kajian Komunis Indonesia, saat ini telah bermunculan organisasi yang didirikan oleh orang-orang eks PKI dan simpatisannya seperti Lembaga Penelitian Korban Peristiwa 1965 (LPKP’65). Paguyuban Korban Orde Baru (PAKORBA), Angklung Soren (Lembaga Kesenian), dan Sanggar Bumi. Bahkan anak-anak PKI maupun simpatisannya telah mengorganisir diri dalam beberapa organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Seperti Lembaga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND), Partai Rakyat Demokrasi (PRD), dan Partai Persatuan Pembebasan Rakyat Nasional (PAPPERNAS). Selain itu mereka juga telah menyusup ke pusat-pusat kekuasaan baik legislative maupun eksekutif. Di lembaga legislative misalnya ada yang namanya Rifka Ciptaning Proletariati, yang menjadi salah seorang ketua komisi di DPR RI. Yang telah menulis buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI dan Anak PKI Duduk di Parlemen”. 

Mengingat bahayanya PKI, maka Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr.Yunahar Ilyas pernah mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak memiliki toleransi sedikit pun dengan Marxisme, Komunisme dan PKI. Sebab menurut Yunahar, komunisme itu merupakan ideologi anti terhadap agama, akibat dari sudut pandang ateis yang dijadikan landasan oleh para penganut komunisme. Lebih lanjut Yunahar mengatakan, siapapun yang menganut paham komunisme, sudah pasti anti terhadap agama dan anti Tuhan. Hal ini akan secara otomatis membuat para penganut komunisme juga akan anti terhadap aspek-aspek kemanusiaan.
Waspadalah, waspadalah…..!





1 komentar: