BAHAYA KOMUNISME BAGI UMAT ISLAM INDONESIA
Oleh
Dr.H.Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
wr.wb.!
Ustadz
Zuhdi yang kami hormati! Mohon pencerahannya tentang komunisme atau PKI dan bahayanya
bagi umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Adakah kemungkinan
bangkitnya kembali PKI di negeri yang mayoritas berpenduduk muslim ini? Atas
jawabannya kami sampaikan terima kasih dan jazakumullah khairan katsiran!
(Ahmad, Sidoarjo)
Wassalamu’alaikum
wr wb.!
Jawaban:
PKI
(Paratai Komunis Indonesia) adalah sebuah partai yang muncul pada masa orde
lama. PKI bergerak berdasarkan paham komunisme yang mengedepankan pengakuan hak
bersama dan menghilangkan hak indvidu. Paham ini jelas bertentangan dengan
Islam. Allah Swt berfirman:
وَاللَّهُ
فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا
بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ
أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
“Dan Allah
melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi
orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka
kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu.
Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. Al-Nahl: 71)
Ayat tersebut dengan
gamblang membantah paham sosialisme (komunisme) yang menyatakan bahwa seseorang
tidak boleh mendapatkan rezeki lebih banyak dari yang lainnya. Sebab, perbedaan
pemberian rezeki memiliki hikmah tersendiri. Di dalam Islam, kekayaan berupa
harta benda, industri, perusahaan, dan lain-lain merupakan rezeki yang datang
dari Allah Swt. Dengan keadilan-Nya yang Mahasempurna, Allah Swt mengatur pembagian rezeki tersebut kepada siapa saja yang
Dia kehendaki sesuai dengan porsinya masing-masing. Ada yang diberi kelapangan
dan ada pula yang diberi kesempitan. Semua itu sebagai tanda kekuasaan-Nya. Allah Swt berfirman:
أَوَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ
لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Tidakkah
mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa
yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman”(QS. Al- Zumar, 52)
Selain itu, PKI berfaham atheism, tidak percaya adanya
Tuhan. Hal ini bertentangan dengan ideologi Pancasila dan semua agama terutama agama
Islam. Allah Swt berfirman:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ
غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
Hai manusia, ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu. Adakah
pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan
bumi ? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari
menyembah Allah)? (QS. Faathir, 3).
Lebih jauh
Allah mengancam kepada orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا
أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُون
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat
Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al Baqarah,
39).
Dalam sejarahnya, PKI dikenal menghalalkan segala cara
dalam meraih cita-citanya. Di Indonesia, PKI pernah dua kali melakukan makar
terhadap pemerintah, pertama pemberontakan PKI pada 18 September 1948 di
Madiun; dan kedua pemberontakan
PKI pada 30 September 1965 yang dikenal dengan G-30-S/PKI.
Untuk merespon gerakan PKI tersebut, pada tahun 1957
(8-11 September), muktamar alim ulama
pun diselenggarakan di Palembang. Setelah membaca, membahas dan mengkaji secara
mendalam ideologi/ajaran komunis, maka muktamar mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Dari aspek filsafat, ajaran komunisme berisi
atheisme, anti Tuhan dan anti Agama;
2.
Dari aspek politik, anti demokrasi (dictator
proletariat/istibdad);
3.
Dari aspek social, menganjurkan pertentangan
dan perjuangan kelas;
4.
Dari aspek ekonomi, menghilangkan hak
perseorangan;
5.
Dari aspek ideology, ajaran yang demikian itu
bukan saja berlawanan dengan ajaran Islam pada khususnya dan agama-agama lain
pada umumnya akan tetapi merupakan tantangan dan serangan terhadap hidup
keagamaan umumnya.
Akhirnya Muktamar Alim
Ulama seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Palembang tersebut kemudian
memutuskan antara lain, bahwasanya (1) Ideologi/ajaran komunis adalah kufur
hukumnya, dan haram bagi umat Islam menganutnya; (2) Memperingatkan kepada
Pemerintah RI agar bersikap waspada terhadap gerakan aksi subversive asing yang
membantu perjuangan kaum komunis//atheis Indonesia; (3) Mendesak kepada
Presiden RI (Ir.Soekarno) untuk mengeluarkan Dekrit dan menyatakan PKI dan
mantel organisasinya sebagai partai terlarang di Indonesia.
Rupanya, peringatan
Alim Ulama se Indonesia itu tidak diperhatikan oleh pemerintah, maka 8 tahun
setelah peringatan alim ulama tersebut, terjadilah pemberontakan PKI yang
kedua, yakni pada 30 September 1965 yang kita kenal dengan G-30-S/PKI.
Sejarah kelam telah mencatat betapa jahatnya PKI (Partai Komunis Indonesia), baik pada peristiwa pemberontakan 1948 ataupun pemberontakan tahun 1965. 1.Pemberontakan PKI September 1948, yang menjadi sasaran kejahatan mereka saat itu antara lain pesantren-pesantren, di mana terdapat para kiai dan santri militant. Dalam peristiwa itu, Bupati, Wedana, Kepala Polisi, Komandan Depo, Jaksa, Kiai, Guru, pimpinan partai dan organisasi beserta para bawahannya beramai-ramai digiring ke suatu tempat, kemudian dijagal di lubang-lubang pembantaian yang telah disiapkan oleh para anggota FDR/PKI.
Sejarah kelam telah mencatat betapa jahatnya PKI (Partai Komunis Indonesia), baik pada peristiwa pemberontakan 1948 ataupun pemberontakan tahun 1965. 1.Pemberontakan PKI September 1948, yang menjadi sasaran kejahatan mereka saat itu antara lain pesantren-pesantren, di mana terdapat para kiai dan santri militant. Dalam peristiwa itu, Bupati, Wedana, Kepala Polisi, Komandan Depo, Jaksa, Kiai, Guru, pimpinan partai dan organisasi beserta para bawahannya beramai-ramai digiring ke suatu tempat, kemudian dijagal di lubang-lubang pembantaian yang telah disiapkan oleh para anggota FDR/PKI.
2. Selanjutnya, pada Pemberontakan
PKI tahun 1965, yang menjadi sasaran kejahataan mereka adalah enam orang
jenderal dan seorang perwira menengah sekaligus. Mereka dimasukkan ke dalam
sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya. Berikutnya, Dewan Revolusi PKI
membantai 62 orang pemuda Ansor di desa Cemethuk, kecamatan Cluring, kabupaten
Banyuwangi. Mereka dimasukkan ke dalam tiga lubang sumur. Sumur pertama diisi
11 orang, sumur kedua 11 orang dan sumur ketiga 40 orang. Peristiwa ini terjadi
pada tanggal 18 oktober 1965.
Sungguhpun
sekarang partai komunis di Indonesia sudah tidak ada, namun masih ada bahaya
laten, yaitu pemikiran atau ideologinya yang masih eksis. Karena itu kita harus
tetap waspada.
Akhir akhir ini ada gejala-gejala bangkitnya
kembali komunis di Indonesia yang sering di sebut dengan KGB (Komunis Gaya
Baru). Menurut Drs. Arukat Djaswadi, Direktur Centre of Indonesia Community
Studies (CICS) atau Kajian Komunis Indonesia, saat ini telah bermunculan
organisasi yang didirikan oleh orang-orang eks PKI dan simpatisannya seperti
Lembaga Penelitian Korban Peristiwa 1965 (LPKP’65). Paguyuban Korban Orde Baru
(PAKORBA), Angklung Soren (Lembaga Kesenian), dan Sanggar Bumi. Bahkan
anak-anak PKI maupun simpatisannya telah mengorganisir diri dalam beberapa
organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Seperti Lembaga Mahasiswa Nasional
Demokrasi (LMND), Partai Rakyat Demokrasi (PRD), dan Partai Persatuan
Pembebasan Rakyat Nasional (PAPPERNAS). Selain itu mereka juga telah menyusup
ke pusat-pusat kekuasaan baik legislative maupun eksekutif. Di lembaga legislative
misalnya ada yang namanya Rifka Ciptaning Proletariati, yang menjadi salah
seorang ketua komisi di DPR RI. Yang telah menulis buku “Aku Bangga Jadi Anak
PKI dan Anak PKI Duduk di Parlemen”.
Mengingat bahayanya PKI, maka Ketua Umum
Muhammadiyah, Prof. Dr.Yunahar Ilyas pernah mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak
memiliki toleransi sedikit pun dengan Marxisme, Komunisme dan PKI. Sebab
menurut Yunahar, komunisme itu merupakan ideologi anti terhadap agama, akibat
dari sudut pandang ateis yang dijadikan landasan oleh para penganut komunisme. Lebih
lanjut Yunahar mengatakan, siapapun yang menganut paham komunisme, sudah pasti
anti terhadap agama dan anti Tuhan. Hal ini akan secara otomatis membuat para
penganut komunisme juga akan anti terhadap aspek-aspek kemanusiaan.
Waspadalah, waspadalah…..!
Tulisannya sangat menginspirasi untuk penulisan materi khutbah jumat tentang bahaya komunisme
BalasHapus