DAHSYATNYA DOA
Oleh:
DR.H.Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I
Dari 'Abu Hurayrah ra, Nabi Saw bersabda:
ادْعُوا
اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ
دُعَاءً
مِنْ
قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ (رواه الترمذى)
Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan
bahwa doamu akan
dikabulkan. Ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati
yang lalai dan tidak serius. (HR. Al-Tirmidzi dan al-Albani mensahihkannya).
Berdoa harus disertai hati yang
ikhlas; yakin sepenuhnya bahwa Allah akan mengabulkannya; terus-menerus berdoa
bila doanya belum dikabulkan; tetap berprasangka baik kepada Allah bahwa Allah
pasti akan memperhatikannya; merendahkan diri di hadapan Allah dan banyak mohon
ampun (istighfar) kepadaNya, serta banyak berbuat kebaikan (amal salih)
dan menjauhi berbagai kemaksiatan dan dosa.
Hanya doa yang tulus dan sepenuh hati yang
akan dikabulkan oleh Allah, meski yang dimintanya itu di luar kemampuan logika.
Tentang dahsyatnya doa, berikut ini dapat dibaca kisah nyata yang terjadi di
Pakistan:
Seorang Dokter Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan) tergesa-gesa menuju
airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang
kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.
Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat
mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat. Beliau mendatangi
ruangan penerangan dan berkata: Saya ini dokter special, tiap menit nyawa
manusia bergantung kepada saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu
pesawat diperbaiki dalam 16 jam? Pegawai menjawab: Wahai dokter, jika anda
terburu-buru anda bisa menyewa mobil, tujuan anda tidak jauh lagi dari sini,
kira-kira dengan mobil 3 jam tiba. Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai
tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung,
disusul dengan hujan lebat disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang
sangat pendek.
Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar bahwa mereka tersesat dan
terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya,
dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya. Terdengar suara seorang
wanita tua: Silahkan masuk, siapa ya? Terbukalah pintunya. Dia masuk dan
meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam telponnya.
Ibu itu tersenyum dan berkata: Telpon apa Nak? Apa anda tidak sadar ada di
mana? Di sini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah
silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit
makanan utk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan anda.
Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan
hidangan. Sementara ibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati
seorang anak kecil yang terbaring tak bergerak di atas kasur disisi ibu
tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap sholat. Ibu tersebut
melanjutkan sholatnya dengan do'a yang panjang. Dokter mendatanginya dan
berkata: Demi Allah, anda telah membuat saya kagum dengan keramahan anda dan
kemuliaan akhlak anda, semoga Allah menjawab do'a-do'a anda. Berkata ibu itu:
Nak, anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu.
Sedangkan do'a-do'a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu. Bertanya
Dr. Ishan: Apa itu do'anya? Ibu itu berkata: Anak ini adalah cucu saya, dia
yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter
yang ada di sini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang
akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal
jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya
khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo'a kepada Allah agar
memudahkannya.
Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak: Allahu Akbar, Laa
haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do'a ibu telah membuat
pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan
menyesatkan kami, Hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat.
Saya lah Dr. Ishan Bu, sungguh Allah swt telah menciptakan sebab seperti ini
kepada hambaNya yang mukmin dengan do'a.
Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.
Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.
Kisah tersebut mengingatkan kepada kita agar tidak menganggap remeh
tentang dahsyatnya doa. Asal doa dilakukan terus-menerus disertai penuh
keyakinan, insya Allah akan terkabul. Ada beberapa syarat agar doa-doa kita mudah dikabulkan
oleh Allah, antara lain:
1. Ikhlas hanya
tertuju kepada Allah semata;
Ketika hendak
melakukan doa, seseorang harus sanggup menata hati dengan baik dan ikhlas
semata-mata karena Allah. Menurut 'Ibn al-Qayyim, segala sesuatu yang dilakukan
bukan karena Allah pasti akan lenyap dan terputus, sebab kesudahan segala
sesuatu hanya kepada Allah. Segala
amalan yang tidak diniatkan karena Allah maka amalan akan sia-sia dan sirna.
Semua hati yang tidak terikat kepada Allah, maka hati itu akan sengsara dan
terhalang dari kebahagiaan dan keberuntungan. Lebih lanjut 'Ibn al-Qayyim mengatakan bahwa
barangsiapa yang rasa cinta, harapan, rasa takut, dan tujuannya hanya kepada
Allah Swt, maka ia akan memperoleh kenikmatan, kelezatan, dan kebahagiaan yang abadi
(al-Fawa-id, I/202).
2.
Yakin benar bahwa Allah akan mengabulkan
doa;
Seseorang yang
sedang berdoa harus mempunyai keyakinan yang kuat bahwa Allah itu Maha Kuasa,
Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah telah menjanjikan kepada
hamba-hamba-Nya akan mengabulkan permintaan mereka jika hamba-hamba-Nya benar-benar meminta
kepada-Nya (QS.al-Baqarah, 186). Nabi Saw bersabda: “Berdoalah
kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa kalian akan dikabulkan. Ketahuilah
bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak
serius
(HR.al-Tirmidzi).
3.
Tetap bersemangat dan terus
berdoa, tidak putus asa
untuk selalu berharap dari Allah Swt kemudian tawakkal kepada-Nya;
Seseorang yang berdoa dan berharap
pertolongan dari Allah, tidak
boleh cepat putus
asa, jika suatu saat
doanya belum dikabulkan. Doa diperlukan kesabaran dan
kepasrahan kepada Allah. Dari 'Ibn ‘Umar ra, Nabi
Saw bersabda: “Sesungguhnya doa itu bermanfaat terhadap apa yang telah terjadi
dan apa yang belum terjadi, karena itu kalian harus berdoa wahai hamba Allah”
(HR. Al-Tirmidzi dan al-Hakim, dan al-Albani meng-hasan-kannya). Dalam
hadis lain riwayat ‘Aishah
ra, Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang
terus-menerus, mengulang-ulang dalam berdoa (HR. al-Baihaqi, sejumlah ahli
hadis melemahkannya). Dari Abu Hurayrah ra, Nabi Saw bersabda: Doa
masing-masing kalian pasti akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, yaitu
dengan berkata: "saya sudah berdoa tetapi juga belum dikabulkan”(HR.
Al-Bukhari dan Muslim). Berdasarkan beberapa hadis tersebut, 'Ibn al-Qayyim berpendapat
bahwa dalam berdoa, memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah itu
disyariatkan secara berulang-ulang, terus-menerus, tidak boleh putus asa.
Apabila seorang hamba berdoa secara berulang-ulang, tidak putus asa, maka Allah
akan menyukainya, mendekatinya bahkan mengabulkan apa yang diminta oleh
hamba-Nya (Madarij al-Salikin, II/238).
4. Berprasangka baik kepada Allah dan beramal salih;
4. Berprasangka baik kepada Allah dan beramal salih;
Bila seseorang
berdoa dan berharap kepada Allah, maka ia harus selalu berprasangka baik kepada
Allah, bahwa Allah itu Maha Baik, Maha Pengasih, Maha Mengabulkan doa. Dalam
hadis qudsi riwayat al-Bukhari, Muslim dan lain-lain dari Abu Hurayrah, Nabi Saw bersabda, Allah Swt berfirman: “ Aku menurut prasangka
hamba-Ku kepada-Ku. Aku selalu menyertainya apabila ia mengingat-Ku. Apabila
dirinya mengingat-Ku, maka Aku akan mengingatnya”. Menurut 'Ibn al-Qayyim,
apabila seorang hamba berpasangka baik kepada Allah, maka Allah akan berbuat
baik kepada hamba-Nya. Apa pun yang disangkakan hamba kepada Allah, maka sesuai
dengan sangkaan hamba itulah yang akan Allah lakukan kepadanya. Tentu saja,
prasangka yang baik (حسن الظن) harus
disertai dengan perbuatan yang baik. Orang yang berbuat baik adalah orang yang
berprasangka baik kepada Allah bahwa Dia akan membalas kebaikannya, tidak
mengingkari janji-janji-Nya, serta menerima taubatnya. Orang yang jahat adalah
orang yang senantiasa melakukan dosa besar, kezaliman, dan penyimpangan. Orang
yang menyimpang dan tidak taat kepada Allah sebenarnya tidak berprasangka baik kepada-Nya.
Karena itu, orang yang paling berbaik sangka kepada Allah adalah orang yang
paling taat kepada-Nya. (al-Jawab al-Kafi, I/13).
5.
Menjaga kebersihan hati, menjauhi
kemaksiatan.
Seorang yang meminta (berdoa)
kepada Allah harus bisa menjaga hati agar tetap dalam keadaan bersih. Dengan
hati yang bersih akan memudahkan dalam berkomunikasi dengan Allah. Salah satu
cara menjaga agar hati tetap bersih adalah selalu berusaha menjauhi kemaksitan
dan dosa. 'Ibn al-Qayyim mengatakan bahwa sesungguhnya kotornya berbagai perbuatan
keji dan maksiat dalam hati sama dengan berbagai adukan kotoran yang ada pada
tubuh, atau sama dengan kerusakan yang terjadi pada tanaman, atau sama dengan
dekil yang ada pada emas, perak, tembaga, dan besi. Sebagaimana badan, jika ia
dikosongkan dari berbagai kotoran, maka akan menjadi murnilah kekuatan
alamiahnya sehingga ia menjadi ringan, lalu ia mampu bekerja tanpa penghalang
dan kendala, dan badan pun tumbuh sehat, maka demikian pula dengan hati, jika
ia bebas dari berbagai dosa dengan taubat, ia berarti bebas dari kotoran,
sehingga menjadi murnilah kekuatan hati dan keinginannya pada kebaikan, ia
menjadi leluasa tanpa godaan dari faktor-faktor perusak dan materi-materi yang
rendah, ia pun tumbuh dan berkembang, kuat dan kokoh, duduk di atas singgasana
kerajaannya, dan memerintahkan berbagai aturan kepada rakyatnya (anggota
badan). Semua
mendengar dan taat kepadanya (Ighatsat al-Lahfan, I/47).
6.
Memperbanyak istighfar dan
bertaubat kepada Allah;
Salah satu cara
memudahkan urusan, termasuk kemudahan terkabulnya doa adalah dengan
memperbanyak istighfar, yakni memohon pengampunan dari Allah Swt. Allah
berfirman: “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, maka Sesungguhnya aku
takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat” (QS. Hud, 3). Dalam hadis riwayat
'Abu Dawud dari 'Ibn ‘Abbas ra, ia berkata bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa selalu beristighfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap
kesempitannya, penyelesaian dari segala kesulitannya, dan rizki dari arah yang
tak disangka-sangka”. (menurut al-Albani hadis ini lemah, sedangkan al-Hakim
mengatakan sahih sanadnya).
syukron ilmunya Tadz
BalasHapushttp://www.istanamadumurni.com/