YANG PANTAS DIRINDU OLEH RASULULLAH SAW
Komentar hadis dalam artikel:
APAKAH KITA
TERMASUK SAUDARA YANG DIRINDU RASULULLAH? Oleh: HABIB BIN HILAL
Suatu
ketika berkumpullah Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersama
sahabat-sahabatnya yang mulia. Di sana hadir pula sahabat paling setia, Abu
Bakar ash-Shiddiq. Kemudian terucap dari mulut baginda yang sangat mulia: “Wahai
Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).”
Suasana
di majelis itu hening sejenak. Semua yang hadir diam seolah sedang memikirkan
sesuatu. Lebih-lebih lagi sayidina Abu Bakar, itulah pertama kali dia mendengar
orang yang sangat dikasihinya melontarkan pengakuan demikian.
“Apakah
maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini
saudara-saudaramu?”Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai
memenuhi pikiran.
“Tidak,
wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan
saudara-saudaraku.” Suara Rasulullah bernada rendah.
“Kami
juga saudaramu, wahai Rasulullah,” kata seorang sahabat yang lain pula.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian Baginda bersabda,
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian Baginda bersabda,
“Saudara-saudaraku
adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan
mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah
saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang
melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku
sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” (Hadis Muslim)
Komentar Achmad Zuhdi Dh:
Mohon maaf, sejauh yang saya telusuri dalam Kitab Muslim, tidak
ada cerita seperti yang digambarkan dalam hadis tersebut. Saya menemukan cerita
yang mirip dengan hadis tersebut di atas dalam hadis riwayat Ibn Asakir 30/137,
dan dalam Kanzul Ummal, 14/48. Menurut Ibn Katsir, hadis tersebut dha'if
(lemah).
Adapun hadis yang sahih riwayat Muslim adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى الْمَقْبُرَةَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ
قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ
أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا قَالُوا أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ
فَقَالُوا كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ فَقَالَ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ
بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ قَالُوا بَلَى يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ
وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا
يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ
قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
mendatangi pekuburan lalu bersabda: "Semoga keselamatan terlimpahkah atas
kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan
bertemu kalian, " sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat
saudara-saudara kita." ParaSahabat bertanya, 'Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?
mendatangi pekuburan lalu bersabda: "Semoga keselamatan terlimpahkah atas
kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan
bertemu kalian, " sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat
saudara-saudara kita." ParaSahabat bertanya, 'Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?
Beliau menjawab dengan
bersabda: "Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan
saudara-saudara kita ialah mereka yang belum berwujud." Sahabat bertanya
lagi, 'Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum berwujud dari kalangan
umatmu wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab dengan bersabda: "Apa pendapat
kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di
dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda
yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu? ' Para Sahabat
menjawab, 'Sudah tentu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda lagi: 'Maka mereka
datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu.
mereka, 'Kemarilah kamu semua'. Maka dikatakan, 'Sesungguhnya mereka telah menukar ajaranmu selepas kamu wafat'. Maka aku bersabda: "Pergilah jauh-jauh dari sini." (HR. Muslim No. 367).
saudara-saudara kita ialah mereka yang belum berwujud." Sahabat bertanya
lagi, 'Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum berwujud dari kalangan
umatmu wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab dengan bersabda: "Apa pendapat
kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di
dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda
yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu? ' Para Sahabat
menjawab, 'Sudah tentu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda lagi: 'Maka mereka
datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu.
Aku mendahului mereka ke telaga. Ingatlah! Ada golongan lelaki yang dihalangi
dari datang ke telagaku sebagaimana dihalaunya unta-unta sesat'. Aku memanggilmereka, 'Kemarilah kamu semua'. Maka dikatakan, 'Sesungguhnya mereka telah menukar ajaranmu selepas kamu wafat'. Maka aku bersabda: "Pergilah jauh-jauh dari sini." (HR. Muslim No. 367).
Hadis riwayat Muslim tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah Saw sangat menginginkan bertemu dengan saudara-saudara muslim yang hidup sepeninggal beliau. Saudara muslim yang dimaksud adalah orang-orang yang meski hidup sepeninggal beliau, tetapi tetap berpegang teguh kepada ajaran yang telah disampaikan oleh beliau dalam al-Qur'an maupun al-Sunnah.
Dalam hadis Muslim tersebut juga diisyaratkan bahwa kelak ada seorang yang hidup sepeninggal beliau, tetapi tidak berpegang teguh dengan sunnah beliau, mereka bahkan berani merubah atau menukar ajaran beliau dengan ajaran yang lain. Terhadap orang-orang yang berani merubah ajaran-ajaran sunnah beliau, Nabi bersabda: "Pergilah jauh-jauh dari sini (telagaku)." (HR. Muslim No. 367).
Dalam hadis riwayat Ahmad dari Abu Umamah, diterangkan bahwa orang yang hidup sepeninggal beliau, yang tidak pernah berjumpa dengan beliau tetapi beriman kepada beliau, maka kepada orang-orang seperti beliau katakan dengan kalimat "Beruntunglah!, kalimat ini diucapkan beliau hingga tujuh kali. Selengkapnya dapat dibaca dalam hadis berikut ini:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طُوبَى لِمَنْ رَآنِي وَآمَنَ بِي وَطُوبَى
لِمَنْ آمَنَ بِي وَلَمْ يَرَنِي سَبْعَ مِرَارٍ
Dari Abu Umamah, Rasulullah Saw bersabda: Beruntunglah/Berbahagialah orang yang pernah melihatku kemudian beriman kepadaku, dan beruntunglah orang yang beriman kepadaku, padahal ia tidak pernah melihatku, hal ini diucapkan hingga tujuh kali (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani).
Semoga kita termasuk kelompok orang yang sanggup memegang teguh ajaran Rasulullah Saw yang termaktub dalam al-Qur'an dan al-Hadis, sehingga kita pantas menjadi orang-orang yang dirindukan oleh Rasulullah Saw.
Wallahu a’lam!
Jazakallahu khayran ilmunya..izin copas ustadz.
BalasHapusBenar kita patutbersyukur di jadikan umat nabi Muhamad saw.
BalasHapusMaka tersebutlah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ad-Darimi , mereka meriwayatkan hadits Abu Jum’ah Al-Anshori,
BalasHapusقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ أَحَدٌ أَعْظَمُ مِنَّا أَجْرًا ؟ آمَنَّا بِكَ وَاتَّبَعْنَاكَ ، قَالَ : ” وَمَا يَمْنَعُكُمْ مِنْ ذَلِكَ وَالوَحْيُ يَنْزِلُ عَلَيْكُمْ وَأنا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ ؟ – بَلَي – قَوْمٌ يَأْتُونَ مِنْ بَعْدِكُمْ ، يَجِدُونَ كِتَابًا بَيْنَ لَوْحَين يُؤْمِنُونَ بِه ، وَيَعْمَلُونَ بِمَا فِيه ، أُولَئِكَ أَعْظمُ مِنكُمْ أَجْرًا ”
Aku (Abu Jum’ah Al-Anshori) berkata “Wahai Rasulullah, adakah suatu kaum yang pahalanya lebih besar daripada kami, kami beriman kepada engkau dan kami mengikuti engkau? Beliau bersabda, ‘Apa yang menghalangi kalian (untuk beriman kepadaku) sedang wahyu datang kepada kalian dari langit dan aku (Rasulullah) ada diantara kalian? Ya, akan ada suatu kaum yang akan datang sesudah kalian mereka mendapati kitabullah diantara dua lauh dan beriman kepadanyanya, mengamalkan isinya. Merekalah orang-orang yang lebih besar pahalanya dari kalian.”
Senada dengan hadits diatas imam Ahmad juga meriwayatkan hadits dari sahabat Abu Jum’ah al-Anshori;
تَغَدَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَنَا أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ قَالَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ أَحَدٌ خَيْرٌ مِنَّا أَسْلَمْنَا مَعَكَ وَجَاهَدْنَا مَعَكَ قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِكُمْ يُؤْمِنُونَ بِي وَلَمْ يَرَوْنِي
kami keluar pada awal siang bersama Rasulullah dan bersama beliau Abu Ubaidah bin Al Jarrah. (Abu Jumu’ah radliyallahu’anhu) berkata; lalu (Abu Ubaidah bin Al Jarrah radliyallahu’anhu) berkata; “Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang lebih baik dari kami, kami masuk Islam dan berjihad bersama anda?.” Beliau bersabda: “Ya, yaitu suatu kaum yang ada setelah kalian mereka beriman kepadaku padahal mereka belum pernah melihatku.”
Dalam hadits yang bersumber dari Anas bin Malik diceritakan bahwa Rasulullah pernah bersabda kepada Abu Bakar Ash-shiddiq ;
يَا أَبَا بَكْرٍ ! لَيْتَ أَنِّي لَقِيتُ إِخْوَانِي ، لَيْتَ أَنِّي لَقِيتُ إِخْوَانِي ، فَإِنِّي أُحِبُّهُمْ ” ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ! نَحْنُ إِخْوَانُكَ ! . قَالَ : ” أَنْتُمْ أَصْحَابِي ، إِخْوَانِي الَّذِينَ لَمْ يَرَوْنِي وَصَدَّقُونِي وَأَحَبُّونِي
“Wahai Abu Bakar, seandainya saja aku bertemu saudara-saudaraku, seandainya saja aku bertemu saudara-saudaraku” Abu Bakar berkata, “Bukankah kami saudara-saudaramu wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku adalah suatu kaum yang belum pernah melihat aku namun dia membenarkan aku dan mencintaiku?” (HR. Ahmad)
Wajar kalau sahabat beriman kepada Nabi karena mereka berada di sisi Nabi dan mereka menyaksikan turunnya wahyu. Adalah suatu hal yang luar biasa bagi orang-orang tidak pernah bertemu Nabi dan tidak hidup semasa dengan Nabi namun beriman kepada beliau. Rasulullah pun bersabda;
طُوبَى لِمَنْ رَآنِي وَآمَنَ بِي وَطُوبَى لِمَنْ آمَنَ بِي وَلَمْ يَرَنِي سَبْعَ مِرَارٍ
“Beruntunglah orang yang melihatku dan beriman padaku, beruntunglah orang yang beriman padaku namun tidak melihatku.” Beliau mengucapkannya tujuh kali.” (HR.. Ahmad)
Jazakumulloh.. ijin copas ..
BalasHapusSyukran ya ustad,,,
BalasHapusIdzin share, Jazakumulloh ustadz 🙏
BalasHapusYang mendaifkan hadis ini adalah karena hadis ini tidak sesuai dengan pemahaman mereka,, semoga kita dijauhkan dari sifat yg demikian.. Allahumma salli alla Muhammad
BalasHapus