Rabu, 21 September 2011

LARANGAN SELAMA IHRAM

Hal-hal yang dilarang selama ihram

oleh:


Achmad Zuhdi Dh
www.zuhdidh.blogspot.com/ 0817581229

1. Bagi pria tidak boleh memakai pakaian yang berpotongan, seperti baju, kemeja, kaos, celana panjang/ pendek, cawat, tutup kepala/ songkok/ sorban/ peci, sepatu yang menutup mata kaki.
2. Bagi wanita tidak boleh menutup muka dan telapak tangan, pakaian harus menutup seluruh badan.
3. Bagi pria/wanita, tidak boleh memakai pakaian yang dicelup za'faran atau lainnya yang wangi.
4. Bagi pria/wanita tidak boleh memakai minyak wangi atau wangi-wangian.
5. Bagi pria/wanita tidak boleh mencukur rambut atau menggunting rambut sebelum waktunya/ tahallul.
6. Bagi pria/wanita tidak boleh berburu binatang buruan dan makan daging hasil buruannya atau buruan orang lain.
7. Bagi pria/wanita tidak boleh meminang, menikah atau dinikahkan.
8. Tidak boleh berjima' atau melakukan hubungan suami-istri.
9. Bagi pria/wanita tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor, kata-kata keji, berbantah-bantahan atau bertengkar.
10. Bagi pria/wanita tidak boleh mengganggu atau merusak pohon-pohonan yang tumbuh di Mekkah dan Madinah, baik pada waktu ihram atau tidak, dengan mengambil durinya, kulitnya, dahan-rantingnya apalagi memotongnya.
DAM dan FIDYAH
Dam atau fidyah adalah merupakan denda yang harus dibayar bagi orang yang sedang berihram kemudian melanggar larangan-larangan yang telah ditentukan. Dalam hal ini ada empat kategori, yakni sbb:
A. Apabila yang dilanggar berupa:
1). mencukur rambut; 2). memotong kuku; 3), memakai pakaian berjahit (bagi pria); 4). memakai tutup muka dan sarung tangan (bagi wanita); dan 5). memakai wewangian; maka dendanya boleh memilih di antara 3 hal, yaitu:
1. Menyembelih seekor kambing; atau
2. Memberi makan 6 orang miskin @ 1,5 kg; atau
3. Puasa tiga hari
Allah Swt berfirman:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ "
Jika ada di antara kamu yang sakit atau gangguan di kepalanya (lalu bercukur), wajib baginya membayar fidyah, (yaitu) berpuasa, bersedekah, atau berkurban. (QS. Albaqarah: 196)
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ أَتَيْتُهُ يَعْنِى النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ « ادْنُ » . فَدَنَوْتُ فَقَالَ « أَيُؤْذِيكَ هَوَامُّكَ » . قُلْتُ نَعَمْ . قَالَ « فِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ » . وَأَخْبَرَنِى ابْنُ عَوْنٍ عَنْ أَيُّوبَ قَالَ صِيَامُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ ، وَالنُّسُكُ شَاةٌ ، وَالْمَسَاكِينُ سِتَّةٌ (رواه البخارى ومسلم)
Dari Ka'ab bin Ujrah RA, ia berkata “Aku pernah mendatangi Nabi Saw, kemudian beliau berkata: “Mendekatlah”, lalu aku mendekat. Kemudian beliau berkata: "Tampaknya rasa pusing di kepalamu itu membuatmu sakit?" Aku menjawab: "Betul, ya Rasulullah!" Rasulullah SAW pun bersabda, "(Cukurlah rambutmu itu), lalu fidyah dengan berpuasa, bersedekah atau berkurban." Ibn ‘Aun dari Ayyub berkata, yakni berpuasa tiga hari atau berkorban seekor kambing atau memberi makan enam orang miskin”. (HR.al-Bukhari dan Muslim)
B. Apabila yang dilanggar berupa:
Membunuh hewan (kecuali ular, kala, tikus dan lain-lain yang dipandang membahayakan) maka wajib membayar dam (menyembelih seekor kambing, atau sebanding dg hewan yang dibunuhnya). Harga kambing per ekor sekitar 300 SR.
Atau (bila tidak mampu) fidyah dengan bersedekah makanan seharga hewan tersebut (sekitar 300 SR)
Atau (bila tidak mampu) berpuasa selama sekitar 10 hari (sbg ganti menyediakan makan 10 orang @ 30 SR (semuanya 300 SR)
Allah Swt berfirman dalam QS. al-Maidah, 95
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ وَمَنْ قَتَلَهُ مِنْكُمْ مُتَعَمِّدًا فَجَزَاءٌ مِثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهِ ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ هَدْيًا بَالِغَ الْكَعْبَةِ أَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسَاكِينَ أَوْ عَدْلُ ذَلِكَ صِيَامًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu. (QS. al-Maidah, 95)
C. Bila yang dilanggar berupa:
Bersetubuh sebelum tahallul awwal, maka hajinya batal dan wajib membayar kifarat dengan menyembelih seekor unta atau sapi; dan wajib qadla thn depan.
Bersetubuh setelah tahallul awal, maka hajinya tetap sah tetapi tetap wajib membayar kifarat dengan menyembelih seekor unta atau sapi.
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ وَعَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ وَأَبَا هُرَيْرَةَ سُئِلُوا عَنْ رَجُلٍ أَصَابَ أَهْلَهُ وَهُوَ مُحْرِمٌ بِالْحَجِّ فَقَالُوا يَنْفُذَانِ يَمْضِيَانِ لِوَجْهِهِمَا حَتَّى يَقْضِيَا حَجَّهُمَا ثُمَّ عَلَيْهِمَا حَجُّ قَابِلٍ وَالْهَدْيُ قَالَ وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَإِذَا أَهَلَّا بِالْحَجِّ مِنْ عَامٍ قَابِلٍ تَفَرَّقَا حَتَّى يَقْضِيَا حَجَّهُمَا (رواه مالك)
Umar bin Khaththab, Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah ditanya tentang orang yang sedang berihram mengumpuli isterinya, maka mereka menjawab: keduanya harus melaksanakan hajinya (tahun itu) sampai selesai kemudian tahun depan keduanya harus haji lagi (mengqadha) dan membayar hadyu (dam). Ali berkata: Apabila (tahun depan) keduanya memulai hajinya (haji qadha), keduanya harus terpisah hingga menyelesaikan kegiatan hajinya. (HR. Malik)
D. Apabila yang dilanggar itu berupa:
Mengadakan akad nikah saat masih ihram maka pernikahannya batal, tetapi hajinya tetap sah dan tidak wajib membayar dam.
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَنْكِحُ الْمُحْرِمُ وَلاَ يُنْكَحُ وَلاَ يَخْطُبُ ».
Dari Utsman bin ‘Affan, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang sedang berihram tidak boleh menikah dan tidak boleh dinikahkan serta tidak boleh meminang”. (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar