MEMBACA
SURAT AL-FATIHAH
UNTUK
KESEMBUHAN ORANG SAKIT
Oleh:
Dr.H.Achmad Zuhdi
Dh,M.Fi I
Permasalahan:
Di kalangan masyarakat sering ada kegiatan
doa bersama di masjid, khususnya pembacaan surat al-Fatihah yang ditujukan bagi
orang yang sedang sakit agar segera mendapatkan kesembuhan. Bagaimana tuntunan
Islam mengenai pembacaan surat al-Fatihah kepada orang yang sakit? Adakah hadis
dari Nabi Saw atau praktik sahabat yang menjelaskan tentang dzikir bersama
membaca al-Fatihah untuk kesembuhan orang yang sedang sakit? Mohon
pencerahannya !
Jawaban:
Ulama sepakat bahwa surat al-Fatihah
adalah surat yang paling agung di antara surat-surat yang lain dalam al-Qur’an.
Di antara sebutan surat al-Fatihah adalah Umm al-Qur’an atau induknya
al-Qur’an, karena di dalamnya tercakup pokok-pokok isi al-Qur’an (Tafsir
al-Baghawi, I/70). Menurut al-Qurthubi, ada dua belas nama untuk sebutan
surat al-Fatihah, yaitu: al-Shalah, al-Hamdu, Fatihat al-Kitab, Umm
al-Kitab, Umm al-Qur’an, al-Matsani, al-Qur’an al-Adzim, al-Syifa, al-Ruqyah,
al-Asas, al-Wafiyah, dan al-Kafiyah (Tafsir al-Qurthubi,
I/111-113).
Dari dua belas nama surat al-Fatihah
tersebut ada dua nama yang terkait dengan penyembuhan, yaitu al-Syifa dan
al-Ruqyah. Al-Syifa berarti
obat atau kesembuhan. Surat al-Fatihah dinamakan al-Syifa, karena
berdasarkan hadis Nabi Saw bahwa:
فَاتِحَةُ
الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ
Surat
al-Fatihah itu merupakan obat segala macam penyakit
(HR.
Al-Darimi dan al-Bayhaqi). Kata al-Albani hadis ini dha’if, mursal.
(Misykat
al-Mashabih, II/1219)
Adapun
sebutan al-Ruqyah (mantra untuk kesembuhan) adalah berdasarkan hadis
shahih riwayat al-Bukhari dan Muslim, pernah suatu ketika sejumlah rombongan
sahabat Nabi Saw melakukan perjalanan dan singgah di sebuah kampung. Saat itu kepala kampungnya
menderita sakit karena sengatan ular atau kalajengking. Salah seorang sahabat
Nabi Saw mendatangi kepala kampung itu kemudian melakukan ruqyah
dengan cara meniup dan sedikit meludah ke bagian tubuhnya yang
terluka sambil
membacakan surat al-Fatihah. Dengan izin
Allah, sakit yang diderita kepala kampung itu hilang dan sembuh total. Para
sahabat pun mendapatkan hadiahnya. Setelah dikonfirmasikan kepada Nabi Saw,
beliau tertawa dan mengatakan:
مَا
يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ
“Bagaimana kamu
tahu kalau surat al-Fatihah itu bisa digunakan
untuk melakukan ruqyah?
Selanjutnya
Nabi Saw mengatakan: “Kalian telah berbuat yang benar. Sekarang bagikanlah hadiahnya dan
sebagian berikan untuk saya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id
al-Khudri).
Berdasarkan hadis-hadis tersebut
dipahami bahwa bacaan surat al-Fatihah itu bisa digunakan untuk melakukan
penyembuhan. Praktik Abu Sa’id al-Khudri yang mengobati kepala kampung dengan
cara membaca surat al-Fatihah sambil meniupkan dan meludah pada bagian tubuh
yang sakit tersebut, di kemudian hari dijadikan acuan ulama dan orang-orang
sesudahnya untuk menjadikan surat al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah untuk suatu
penyembuhan.
Di antara ulama yang kemudian mempraktikkannya adalah Ibn Qayyim
al-Jauziyah. Ibn al-Qayyim berkata, “Pada
suatu ketika aku pernah berada di Makkah dan jatuh sakit, tetapi aku tidak
menemukan seorang dokter dan obat penyembuh. Lalu
aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat al-Fatihah. Aku
ambil segelas air zam-zam dan membacakan padanya surat al-Fatihah berkali-kali,
lalu aku meminumnya hingga aku sembuh
total.
Selanjutnya aku berpedoman dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai
penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar (al-Tibb al-Nabawi, I/152).
Dalam
kitab al-Jawab al-Kafi, 'Ibn al-Qayyim berkata:
فَكُنْتُ أُعَالِجُ نَفْسِيْ بِالْفَاتِحَةِ
فَأَرَي لَهَا تَأْثِيْرًا عَجِيْبًا فَكُنْتُ أَصِفُ ذَلِكَ لِمَنْ يَشْتَكِيْ أَلَمًا
وَكَانَ كَثِيْرٌ مِنْهُمْ يَبْرَأُ سَرِيْعًا
Kemudian
aku berusaha mengobati diriku sendiri dengan bacaan surat al-Fatihah lalu
aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Selanjutnya aku beritahukan
kepada banyak orang yang menderita sakit dan
ternyata banyak dari mereka yang berhasil sembuh dengan cepat. (al-Jawab al-Kafi, I/3).
Praktik Abu Said al-Khudri dan Ibn
al-Qayyim tersebut dipahami oleh ulama (masyarakat) secara beragam. Sebagian
masyarakat berpendapat bahwa bacaan al-Fatihah bisa digunakan untuk kepentingan
apa saja dan dengan berbagai cara. Di antara mereka ada yang membacakan surat
al-Fatihah (kirim doa) secara bersama-sama untuk orang yang sakit di suatu
tempat, sebagian lagi yang lain ada yang membacakannya (kirim pahala) untuk
orang yang sudah mati. Mereka mengambil dasar dari hadis Nabi Saw:
اَلْفَاتِحَةُ لِمَا قُرِئَتْ لَهُ
“Al-Fatihah itu bisa dibaca untuk
apa saja”(HR. Al-Baihaqi)
Hadis
tersebut maudhu’/palsu, la ashla lahu, tidak jelas asal-usulnya, demikian
tulis Muhammad Thahir bin Ali al-Hindi dalam Tadzkirat al-Maudhu’at, I/80,
dan Ali bin Sulthan al-Harawi dalam al-Mashnu’ Fi Ma’rifat al-Hadis
al-Maudhu’, I/127).
Atas
dasar keyakinan bahwa al-Fatihah itu adalah surat yang paling agung dalam
al-Qur’an dan bisa digunakan untuk keperluan apa saja (lima quriaat lahu),
maka sebagian ulama (masyarakat) ada yang menggunakan surat al-Fatihah untuk keperluan
apa saja, termasuk untuk penyembuhan berbagai penyakit dengan cara
membacakannya secara besama-sama, baik di masjid atau tempat yang lain.
Lain lagi dengan pendapat Syaikh Ibn
Utsaimin. Menurutnya, surat al-Fatihah
dan surat-surat tertentu dari al-Qur’an tidak boleh dibacakan kecuali pada kondisi-kondisi
yang telah disyariatkan. Jika al-Fatihah dibaca pada tempat dan waktu yang
tidak sesuai dengan sunnah Rasul dengan maksud ibadah, maka hal itu dipandang
mengada-ada (تعتبر من البدع). Lebih lanjut al-Utsaimin mengatakan, apa yang
kita saksikan di tengah-tengah masyarakat yang membacakan al-Fatihah pada berbagai
kesempatan, seperti membacakan al-Fatihah untuk orang yang mati, dan untuk
kepentingan yang bermacam-macam, maka hal itu termasuk perkara bid’ah yang
munkar (Fatawa Nur ‘Ala al-Darb, XI/116)
Dengan demikian, maka membacakan
al-Fatihah secara bersama-sama untuk kesembuhan orang yang sakit, karena tidak
ada contoh dari Rasul, dan para sahabat juga tidak pernah mempraktikkannya,
maka hal itu termasuk perkara yang tidak disyariatkan. Adapun yang disyariatkan
adalah mendoakan kepada si sakit pada saat menjenguknya, terutama dengan
doa-doa yang telah diajarkan oleh Rasul. Selain itu, pada saat menjenguknya,
bisa dibacakan surat al-Fatihah atau surat-surat yang lain, karena hal ini
sesuai dengan praktik Abu Said al-Khudri yang kemudian dibenarkan oleh
Rasulullah Saw(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Menurut Syekh bin Baz, beberapa
surat al-Qur’an yang boleh dibacakan saat mengunjungi orang sakit adalah Surat
Al-Fatihah, Ayat kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Naas, dan
ayat yang lain dari Al-Quran Al-Aziz. Dalam membacanya boleh
mengulang-ulanginya setiap pagi dan sore dan boleh ditambah dengan doa yang
ma’tsur dari Nabi Saw, misalnya:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ
أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً
لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah penyakit dan berilah dia kesembuhan,
Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan
dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari
535 dan Muslim 2191).
Syekh bin Baz lebih jauh mengatakan, selain bacaan tersebut bisa juga
dibacakan doa lainnya yang diinginkan. Akan tetapi doa yang berasal dari Nabi Saw
lebih baik. Dalam hal ini, Bin Baz tidak menganjurkan pembacaan al-Fatihah
secara bersama-sama untuk tujuan mendapatkan kesembuhan bagi orang yang sakit.
Adapun yang dianjurkan adalah membaca al-Fatihah atau surat-surat yang lain(ruqyah)
di dekat orang yang sakit. Hal ini sesuai dengan hadis sahih riwayat al-Bukhari
dan Muslim dari Abu Said al-Khudri, sebagaimana yang telah disebutkan tadi.
Kesimpulan:
1. Ada dua pendapat tentang hukum membacakan
surat al-Fatihah secara bersama-sama untuk kesembuhan orang yang sedang sakit;
2. Pendapat pertama membolehkan dengan alasan
ada hadis yang menyatakan bahwa al-Fatihah itu bisa menjadi obat segala
penyakit dan bisa difungsikan untuk apa saja (al-Fatihah lima quriat lahu);
3. Pendapat kedua tidak membolehkan dengan
alasan tidak ada contoh dari Rasul dan tidak ada contoh dari sahabat Nabi. Yang
boleh atau yang disyariatkan adalah dengan cara membacakan al-Fatihah langsung
di dekat orang yang sakit atau dengan cara melakukan ruqyah.
Wallahu A’lam !
Kalimatnya itu bagaimana ? Kalimat pengantar fatikhah utk orang yang sedang sakit agar cepat sembuh.
BalasHapusKalimatnya itu bagaimana ? Kalimat pengantar fatikhah utk orang yang sedang sakit agar cepat sembuh.
BalasHapusYa..penasaran juga kalimat awalnya sebelum membaca alfatihah...soalnya kami petugas kesehatan juga sering memimpin doa untuk para pasien kami
HapusTsuma ila jasadi fulan bin fulan/fulanah, al fatihah...
BalasHapusCara lafadz ya bgmn sblm fatihah
BalasHapusMembacakan fatihah untuk kebaikan rasanya tidaklah salah, kecuali untuk perbuatan menyimpang.
BalasHapusAlfatihah binniyati Syifa khususon Salim bin saiyan bin Samiun . Alfatihah
BalasHapusApakah pengantar Alfatehah untuk setiap permasalahan berbeda ???
BalasHapus😎 Bergaya Sambil Mencari Pahala, Kenapa Tidak 😎
BalasHapus.
Dengan Kaos Dakwah dari Gootick Apparel yang akan membuat penampilan teman-teman pasti berbeda dari yang lain 😍😍😍
.
Dengan bahan Material dari Catton Bamboo yang memiliki kualitas tidak perlu di ragukan dan Sablon yang Rapih dan Kuat. Baca Terlebih dahulu kelebihan dari Cotton Bamboo ==>> https://bit.ly/39lCBC7 <<==
Tersedia 5 tulisan bermakna Islami dan pilihan warna yang pastinya cocok di pakai untuk kegiatan sehari-hari yang akan terlihat Elegan dan Simple, Rapih dan Pastinya Keren.
.
"Promo HEMAT" Harga Normal Rp.100 K dan dapatkan potongan diskon harga sebesar Rp. 30 K.
.
Untuk informasi pemesanan silahkan klik link dibawah ini, untuk di arahk
.
Kaos Dakwah Terbaru
Testimoni di Instagram: #gootickapparel
.
Tunggu apalagi Langsung Ambil Promonya selagi masih Tersedia
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Mungkin Kau Sering Lupa Kebaikan Istrimu
Terima kasih atas penjelasannya
BalasHapus.
Gimana cara tawasulnya untuk orang sakit.....
BalasHapusTerimakasih atas pencerahanya semoga alloh senantiasa menggabul kan doa kita semua amin ya robal alami. Wasalam
BalasHapusKomentarnya bgus saya jadi tahu tp sayang sahabat saya udah pergi untuk selamanya😭
BalasHapusSy kok mlh jd bingung,krn sy mualaf,hrs nya utk suatu agama agar benar & baku hrs tegas: al fatihah yg benar hanya tuntunan dr nabi sj tdk ada yg kain.
BalasHapusKISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM
BalasHapusAssalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih
Terima kasih sudah membagikan pengalamannya.. Saya juga ingin ikhtiar untuk kesembuhan anak saya yg saat ini sefang menderita tumor otak yg sudah 5 bulan ini terbaring tidak berdaya.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus