tag:blogger.com,1999:blog-40793319918438328992024-03-12T22:02:58.638+07:00Risalah Zuhdizuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.comBlogger241125tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-18382913699371403842024-03-12T22:02:00.001+07:002024-03-12T22:02:24.941+07:00 IMAM TARAWIH BACA MUSHAF<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt;">IMAM TARAWIH BACA
MUSHAF</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><b>Oleh:<o:p></o:p></b></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5tDetcLGfg2d3hNSyjK9yn5rzMmMUc-XQIlyXIHJDDEdcLmeB65T7SW6eqwKYrYnJLbEBsIJpcnMHgYMH1y09Qgt0kZ1_-j9cia_hv3ATudnlmqSTT9C47bWE2Y1OiF0saifnc5YS5uBwy1-pTVaC5x8etPXmTlnG-UgX8YgvPKS_1zQRXGUX9PvzVgz4/s524/Foto_Aba__hijau-removebg-preview.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="524" data-original-width="476" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5tDetcLGfg2d3hNSyjK9yn5rzMmMUc-XQIlyXIHJDDEdcLmeB65T7SW6eqwKYrYnJLbEBsIJpcnMHgYMH1y09Qgt0kZ1_-j9cia_hv3ATudnlmqSTT9C47bWE2Y1OiF0saifnc5YS5uBwy1-pTVaC5x8etPXmTlnG-UgX8YgvPKS_1zQRXGUX9PvzVgz4/w163-h179/Foto_Aba__hijau-removebg-preview.png" width="163" /></a></div><p></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><b>Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Permasalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Suatu saat saya mengikuti salat
tarawih berjamaah di sebuah masjid. Imamnya membaca mushaf besar yang ada di
depannya. Pada kesempatan lain saya juga melihat di youtube, seorang imam tarawih
membaca al-Qur’an dengan memegang mushaf, ada yang pegang mushaf biasa (dari
kertas) dan ada yang pegang mushaf digital dari Handphone (Hp). Melalui rubrik
konsultasi agama ini, mohon Pengasuh berkenan membahas dengan jelas
permasalahan ini. Bolehkah seorang imam tarawih membaca mushaf? Bagaimana
pandangan Tarjih mengenai persoalan ini? Demikian, atas penjelasannya, saya
sampaikan terima kasih dengan iringan doa jazakumullah khairal jaza’ (Moh.
Sholeh Madiun).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pembahasan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Masalah imam salat membaca mushaf,
termasuk imam salat tarawih membaca (memegang) mushaf, sebenarnya sudah dibahas
oleh ulama lebih dari 1000 tahun yang lalu. Kalangan ulama mazhab yang empat
juga sudah membahasnya. Dari pembahasan para ulama, terdapat empat pendapat
mengenai hukum imam salat membaca mushaf.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pendapat
pertama</span></b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> mengatakan
bahwa salat sambil membaca mushaf itu <b>dapat merusak salat</b>. Ini
adalah pendapat Abu Hanifah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">(al-Kasani,
<i>Bada’i al-Shana’i Fi Tartib al-Syarai’</i>, 1/236; </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Fatawa
al-Syabakah al-Islamiyah,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> XI/6525).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Al-Kasani (w. 587 H) memaparkan dua alasan mengapa Abu
Hanifah (w. 150 H) menganggap hal ini membatalkan salat. Pertama, bahwa orang
yang salat sambil membawa mushaf, membolak-balik halaman mushaf, melihat
mushaf, dan seterusnya adalah <b>gerakan yang terlalu banyak</b>, padahal itu
bukan bagian dari salat, dan juga tidak diperlukan ketika salat, sehingga dapat
merusak salatnya. Kedua, orang yang menjadi imam sambil membawa mushaf itu
berarti ia <b>membaca teks dari mushaf</b>. Padahal orang yang membaca teks
termasuk belajar, sebagaimana dia belajar dari teks yang lain, sehingga ini
bisa membatalkan salat (al-Kasani, <i>Bada’i al-Shana’I Fi Tartib al-Syarai’</i>,
1/236).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Pendapat pertama ini berdalil dengan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">hadis riwayat
Abdullah bin Abi Aufa bahwasanya ada seorang sahabat yang mendatangi Rasulullah
dan berkata:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-ID;">إِنِّى لاَ أَسْتَطِيعُ أَنْ آخُذَ مِنَ الْقُرْآنِ
شَيْئًا فَعَلِّمْنِى مَا يُجْزِئُنِى مِنْهُ. قَالَ « قُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> “Sesungguhnya aku tidak mampu membaca al-Qur’an
sedikit pun, maka ajarkanlah bacaan yang mudah bagiku. Beliau bersabda: Bacalah
<i>subhanallah, alhamdulillah, la ilaha illallah, Allahu akbar</i> dan <i>la
haula wa La quwwata illa billah</i>” (Abu Dawud, <i>Sunan Abu Dawud,</i>
I/308 No. 832). Al-Albani menilai hadis ini statusnya <i>hasan</i> (al-Albani, <i>Sahih
Wa Dha’if Sunan Abi Dawud,</i> I/2).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Menurut pendapat pertama
ini, hadis tersebut mengandung makna bahwa Nabi memerintahkan kepada orang yang
tidak hafal al-Qur’an sedikit pun untuk menggantinya dengan zikir dan tidak
memerintahkan untuk melihat mushaf. Ini menunjukkan bahwa melihat mushaf itu
tidak sah dan merusak salat. Karena kalau hal itu diperbolehkan dan tidak
merusak salat, Rasulullah pasti memerintahkannya sebelum memerintahkan untuk
berzikir.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pendapat kedua,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> mengatakan
bahwa salat sambil membaca mushaf itu hukumnya <b>makruh</b>, tidak sampai
merusak salat. Ini adalah pendapat Abu Yusuf (w.182 H) dan Muhammad bin Hasan
(w. 189 H), keduanya sahabat Abu Hanifah. Alasannya, melihat
mushaf ketika salat itu <b>menyerupai (tasyabuh)</b> dengan
ahli kitab, sedangkan pembuat syariat (Allah Ta’ala) melarang
kita untuk menyerupai mereka. Nabi saw. bersabda: (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-ID;">لاَ تَشَبَّهُوا بِاليَهُودِ وَلاَ بِالنَّصَارَى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>),
“Janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi dan kaum Nasrani” (HR. Ahmad No.
7545). Syu’aib al-Arnout: Hadis ini sahih. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Salat sambil
membaca mushaf ini lebih baik ditinggalkan terutama dalam salat fardu.
Sedangkan dalam salat sunah seperti qiyam Ramadan (tarawih) boleh jika
benar-benar dibutuhkan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">(al-Kasani,
<i>Bada’i al-Shana’i Fi Tartib al-Syarai’</i>, 1/236; </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Fatawa
al-Syabakah al-Islamiyah,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> XI/6525). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pendapat
ketiga,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> mengatakan
bahwa salat sambil membaca mushaf itu <b>makruh dalam salat fardu, tidak dalam salat
sunah</b> kecuali bagi yang sudah hafal al-Qur’an, ia tetap dimakruhkan membaca
dengan melihat mushaf, baik dalam salat fardu maupun salat sunah. Ini pendapat
mazhab Maliki (<i>al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah</i>, XXXIII/57; <i>Fatawa
al-Azhar</i>, VIII/475).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Dalil pendapat
ketiga ini adalah hadis Aisyah yang bermakmum kepada Dzakwan pada saat qiyam
Ramadan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">عَنِ ابْنِ أَبِى مُلَيْكَةَ عَنْ
عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-: أَنَّهَا كَانَ يَؤُمُّهَا
غُلاَمُهَا ذَكْوَانُ فِى الْمُصْحَفِ فِى رَمَضَانَ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Dari
Ibn Abi Mulaikah, dari Aisyah ra. isteri Nabi saw. memberitakan bahwasanya ia
pernah salat di bulan Ramadan diimami oleh hamba sahayanya bernama Dzakwan
dengan membaca mushaf (HR. al-Bayhaqi No. 3497). Imam <b>al-Nawawi</b> menilai
bahwa sanad hadis tersebut <b>sahih</b> (al-Nawawi, <i>Khulashat al-Ahkam</i>,
I/500 No. 1665). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Selain diriwayatkan
al-Bayhaqi, hadis tersebut juga diriwayatkan oleh sejumlah imam ahli hadis, di
antaranya: <b>al-Bukhari</b> dalam <i>Sahih al-Bukhari</i>, I/321 No. 691; <b> </b>Bedanya dengan pendapat kedua, pendapat ketiga
ini hanya menyatakan makruh dalam salat fardu, sedangkan pada salat sunah
hukumnya boleh. Namun bagi orang yang sudah hafal (hafidz), makruh juga membaca
mushaf dalam salat sunah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pendapat
keempat, </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">mengatakan
bahwa salat sambil membaca mushaf itu <b>sah dan tidak makruh</b>. Ini pendapat
Syafi’iyah dan mayoritas mazhab Hambali (al-Nawawi, <i>Al-Majmu’</i>,
IV/95; <i>Fatawa al-Syabakah al-Islamiyah</i>, XI/6525). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Dalil yang
dipakai oleh pendapat keempat ini sama dengan dalil yang dipakai oleh pendapat
yang ketiga, yaitu hadis d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">ari Ibn
Abi Mulaikah, dari Aisyah ra. isteri Nabi saw. memberitakan bahwasanya ia
pernah salat di bulan Ramadan diimami oleh hamba sahayanya bernama Dzakwan
dengan membaca mushaf</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> (HR. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">al-Bukhari
No. 691 dan al-Bayhaqi No. 3497</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Hadis tersebut
menjadi petunjuk diperbolehkannya salat dengan melihat mushaf. Pendapat ini
didukung oleh ulama mazhab Syafii dan Hanbali, baik dalam <b>salat fardu</b>
maupun <b>salat Sunah</b> (al-Bahuti, <i>Kasysyaf al-Qina’,</i> I/383; <i>Fatawa
al-Syabakah al-Islamiyah</i>, XI/6525).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.75pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Badruddin al- ‘Aini (w.
855 H) mengatakan: “Zahir hadis tersebut menunjukkan bolehnya membaca mushaf
ketika salat. Ini merupakan pendapat Ibnu Sirin, Hasan al-Bashri, al-Hakam, dan
Atha’. <b>Anas bin Malik</b> (w. 93 H) juga pernah menjadi imam, sementara ada
anak di belakang beliau yang membawa mushaf. Apabila beliau lupa satu ayat,
maka si anak tadi membukakan mushaf untuk beliau. Imam Malik juga
membolehkannya ketika qiyam Ramadan (salat tarawih). Sementara al-Nakhai, Said
bin al-Musayib, dan al-Sya’bi tidak menyukainya. Mereka mengatakan bahwa hal
itu menyerupai perbuatan orang Nasrani” (Badr al-Din al- ‘Aini, <i>Umdat
al-Qari Syarh Sahih al-Bukhari</i>, VIII/384).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Pendapat
bahwa salat dengan membaca mushaf itu menyerupai ahli kitab, ditolak oleh Imam al-Syafii
(w. 204 H). Menurut al-Syafii, salat dengan membaca mushaf itu bukan <i>tasyabbuh</i> (menyerupai)
orang kafir, karena kita juga makan apa yang mereka makan, dan itu tidak
disebut meniru kebiasaan ahli kitab (al-Kasani, <i>Bada’i al-Shana’i Fi Tartib
al-Syarai’</i>, 1/236).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Ibn Nashr
al-Marwazi (w. 294 H) menegaskan bahwasanya membaca Al-Qur’an terlalu jauh
untuk disebut meniru (tasyabuh) dengan ahli kitab, dibandingkan membaca
buku-buku matematika. Karena membaca Al-Qur’an termasuk amal salat, sementara
buku-buku berhitung tidak termasuk bagian salat. Maksud al-Marwazi, sebagaimana
kita boleh membaca buku umum yang bermanfaat dan itu tidak termasuk <i>tasyabbuh</i> terhadap
ahli kitab, maka membaca Al-Qur’an lebih layak untuk tidak disebut meniru
kebiasaan orang kafir (al-Marwazi, <i>Qiyam Ramadan</i>, I/33; <i>Fatwa Lajnah
Daimah</i>, 579).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Imam al-Nawawi (w. 676 H) dalam <i>al-Majmu’
Syarah al-Muhaddzzab</i> lebih tegas mengatakan: </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 18pt;"> </span><span lang="AR-SA" style="background: white; font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">لَوْ قَرَأَ الْقُرْآنَ مِنْ الْمُصْحَفِ
لَمْ تَبْطُلْ صَلَاتُهُ سَوَاءٌ كَانَ يَحْفَظُهُ أَمْ لَا بَلْ يَجِبُ عَلَيْهِ ذَلِكَ
إذَا لَمْ يَحْفَظْ الْفَاتِحَةَ كَمَا سَبَقَ وَلَوْ قَلَّبَ أَوْرَاقَهُ أَحْيَانًا
فِي صَلَاتِهِ لَمْ تَبْطُلْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">“Apabila orang yang sedang salat
membaca Al-Qur’an dari mushaf maka salatnya tidak batal, baik ia hafal Al-Qur’an
atau tidak. <b>Bahkan ia wajib melakukan hal itu</b> jika tidak hafal surat
Al-Fatihah sebagaimana keterangan yang telah dijelaskan. Apabila ia sesekali
membolak balik lembaran mushaf maka salatnya tidak batal” (al-Nawawi, <i>al-Majmu’,
</i>IV/95). </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Majelis Tarjih dan Tajdid PP.
Muhammadiyah pernah ditanya tentang hukum membaca mushaf saat salat wajib
maupun sunah. Tim Majelis Tarjih menjelaskan bahwa </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">orang yang salat sambil membawa dan membaca mushaf <b>tidak
ada larangan</b>, terlebih jika dibutuhkan. Seperti sering kita temukan pada
salat malam ketika Ramadan yang panjang bagi seseorang (khususnya imam) yang
khawatir terjadi kesalahan bacaan al-Qur’an atau tidak hafal. Hanya saja, tentu
jika orang tersebut berusaha untuk menghafalkannya akan lebih utama, sehingga
tidak perlu membawa al-Qur’an ketika salat atau menjadi imam. Dalil yang
dijadikan rujukan oleh Majelis Tarjih adalah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">hadis yang juga dipakai
hujjah oleh pendapat ketiga (mazhab Maliki) dan pendapat keempat (mazhab
Syafi’I dan Hanbali), yaitu hadis d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">ari
Ibn Abi Mulaikah, dari Aisyah ra. isteri Nabi saw. bahwasanya ia pernah salat
di bulan Ramadan diimami oleh hamba sahayanya bernama Dzakwan dengan membaca
mushaf</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">
(HR. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">al-Bukhari No. 691 dan al-Bayhaqi
No. 3497</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">).<span style="background: white;"> (SM.6, 2015). </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Dari paparan
beberapa pendapat tersebut, mayoritas (jumhur) ulama berpendapat bahwa membaca
mushaf saat salat itu hukumnya boleh (mubah). Kebolehan ini berlaku, baik pada
saat salat sunah maupun salat fardu. Imam al-Nawawi bahkan mewajibkannya
apabila seseorang tidak hafal Al-Qur’an (Surat al-Fatihah), karena membaca
al-Fatihah merupakan salah satu rukun dalam salat. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Ibnu Nashr al-Marwazi dalam kitabnya <i>Qiyam Ramadan</i>,
mengutip Ibn Syihab al-Zuhri (w. 124 H) ketika ditanya mengenai hukum orang
yang mengimami salat di bulan Ramadan sambil membaca mushaf. Al-Zuhri
rahimahullah mengabarkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">مَا زَالُوْا يَفْعَلُوْنَ ذَلِكَ
مُنْذُ كَانَ الْإِسْلاَمُ، كَانَ خِيَارُنَا يَقْرَءُونَ فِي الْمَصَاحِفِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Kaum muslimin
senantiasa melakukan seperti itu (salat sambil membaca mushaf) sejak zaman
Islam dahulu, dan orang-orang terbaik di antara kami juga biasa membaca Al-Qur’an
dari mushaf” (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">al-Marwazi, <i>Qiyam Ramadan</i>,
I/32; Ibn Qudamah, <i>al-Syarh al-Kabir,</i> I/638</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 19.5pt; text-align: left; text-indent: 0.5in; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif;"><span style="font-size: 12pt;">Keterangan
al-Zuhri tersebut memperkuat pendapat bolehnya membaca mushaf saat salat.
Kebolehan ini berlaku pada salat sunah maupun salat fardu. Intinya, orang yang salat
sambil membawa dan membaca mushaf itu tidak dilarang, terlebih jika saat salat
malam (tarawih) yang biasanya membutuhkan banyak bacaan ayat atau surat Al-Qur’an. Namun, jika imam tarawih seorang hafidz yang
mutqin (kuat fahalannya), tentu lebih utama bila saat mengimaminya tanpa
membaca mushaf. Wallahu A’lam! </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Cambria, serif;">(Artikel ini telah dimuat dalam Majalah MATAN PWM Jawa Timur edisi Bulan Maret 2024)</span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-26155540587772119972024-03-12T21:58:00.001+07:002024-03-12T21:58:08.381+07:00KIAT MERAIH SALAT KHUSYUK<p style="text-align: center;"><b> <span style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt;">MERAIH SALAT KHUSYUK</span></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></b></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi22QQnJQJYvd7O5SaqCofuJutrADDx8FK64a1VluiXSG6eXLMJ-G_Qw5WQJGB9HbnO_FC0sxSDkp7hFTY-N1dSimvGZsRnyyHf7-XcG2e2xmB_vTtVBjAx2MmKG8hYGJSk6hJGiJkf-MRE-sBu9aUty1iysanPYnHRPsRzT_W2SWxP3zJ-rPj6S91mpaTt/s524/Foto_Aba__hijau-removebg-preview.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><b><img border="0" data-original-height="524" data-original-width="476" height="154" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi22QQnJQJYvd7O5SaqCofuJutrADDx8FK64a1VluiXSG6eXLMJ-G_Qw5WQJGB9HbnO_FC0sxSDkp7hFTY-N1dSimvGZsRnyyHf7-XcG2e2xmB_vTtVBjAx2MmKG8hYGJSk6hJGiJkf-MRE-sBu9aUty1iysanPYnHRPsRzT_W2SWxP3zJ-rPj6S91mpaTt/w140-h154/Foto_Aba__hijau-removebg-preview.png" width="140" /></b></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><b style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b><p></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;"><b style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Permasalahan</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Dalam
QS. Al-Mukminun ayat 1-2, Allah menjamin orang-orang yang beriman akan
memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan apabila bisa khusyuk salatnya. Namun, jarang
sekali ada penjelasan tentang kiat meraih khusyuk dalam salat. Bahkan ada yang
mengatakan, meraih khusyuk itu sulit sekali kalau tidak boleh dikatakan tidak
mungkin. Melalui rubrik konsultasi agama ini, saya mohon Pengasuh berkenan
membahas bagaimana tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah mengenai kiat-kiat meraih
khusyuk dalam salat. Atas perkenannya saya ucapkan terima kasih dengan iringan
doa jazakumullah khairal jaza’! (Kiswanto Gresik).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pembahasan</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Memang
sejak kecil kita sudah diajari dan dilatih bagaimana tata-cara salat, baik
menyangkut gerakan-gerakannya maupun bacaan-bacaan dzikir dan doanya, tetapi
hampir tidak pernah diajari bagaimana cara meraih khusyuk dalam salat. Akhirnya
kebanyakan kita melakukan salat hanya dengan menghafal bacaan dan
gerakan-gerakan tanpa ruh, tanpa penghayatan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Akibat dari pelaksanaan
salat yang hanya memperhatikan tata cara gerakan, bacaan dzikir dan doanya,
ketika Ramadhan tiba, tidak sedikit imam salat tarawih yang adu cepat dalam
menyelesaikan salatnya. Biasanya sebuah musalla atau masjid di kampung yang
imamnya cepat, di situ akan banyak penggemarnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Apa sebenarnya khusyuk
itu? Bagaimana caranya bisa meraih khusyuk? Berikut ini akan dipaparkan
mengenai arti khusyuk dan bagaimana kiat-kiat untuk dapat meraih khusyuk dalam
salat dengan merujuk kepada al-Qur’an, al-Sunnah, dan pandangan ulama. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Ibn Katsir mengutip pendapat ulama masa sahabat dan tabi’in tentang arti
orang-orang yang khusyuk. </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Ibnu Abi
Thalhah dari Ibnu Abbas</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">
berkata, yang dimaksud orang-orang khusyuk </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">adalah orang-orang yang mengimani apa yang diturunkan Allah. Mujahid
berkata</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">, maksudnya adalah </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">orang-orang yang </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">benar-benar </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">beriman. Abu </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">a</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">l-Aliyah
berkata,</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> maksudnya</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> adalah orang-orang yang takut. A</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">l-</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Muqatil
bin Hayyan berkata</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">, orang-orang yang
khusyuk adalah orang-</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">orang yang rendah hati.
Al-Dahhak berkata, orang-orang yang khusyuk adalah orang-orang yang berserah
diri untuk melakukan ketaatan kepadaNya, </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">…</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> (Ibn Katsir, <i>Tafsir Ibn
Katsir</i>, I/253).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Abdul Qadir dalam kitabnya <i>Bayan al-Ma’ani</i>
menerangkan makna khusyuk:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَاعْلَمْ أَنَّ الْخُشُوْعَ
هُوَ جَمْعُ الْهِمَّةِ وَالْإِعْرَاضِ عَنْ سِوَى اللَّهِ وَالتَّدَبُّرِ فِيْمَا
يَجْرِيْ عَلَى لِسَانِهِ مِنَ الْقِرَاءَةِ وَالذِّكْرِ، لِأَنَّ مَنْ لاَ يَتَدَبَّر
الْقِرَاءَةَ لاَ يَعْرِف مَعْنَاهَا ، وَمَنْ لَمْ يَعْرِفْ مَعْنَاهَا لاَ يَخْشَع
لهَاَ، وَمَنْ لاَ يَخْشَع لَهاَ فَكَأَنَّهُ لَمْ يَقْرَأ.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">K</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">etahuilah bahwa khusyuk itu </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">merupakan </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">gabungan </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">antara</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">niat
yang kuat dan </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">berpaling dari selain</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Allah</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">, </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">kemudian </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">merenungkan </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">dan menghayati bacaan serta
dzikir yang dibaca melalui lisan. K</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">arena </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">itu, </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">siapa
yang tidak merenungkan bacaan</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">nya</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">, ia tidak </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">akan </span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">mengetahui maknanya</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">;</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> siapa
yang tidak mengetahui maknanya, ia tidak akan </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">bisa khusyuk</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">, dan barangsiapa tidak </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">khusyuk</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">, ia se</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">akan-akan</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">tidak</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> membacanya</span><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> (Abdul Qadir Mulla
Huwaysh, <i>Bayan al-Ma’ani</i>, IV/340)</span><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Al-Utsaimin
mengatakan, khusyuk adalah ketika seseorang mencurahkan isi hati untuk berdoa,
melupakan segalanya, tidak memikirkan apapun, dan merasa bahwa dirinya kini
sedang berhadapan dengan Allah swt. yang mengetahui isi hatinya, melihat
perbuatannya, dan mendengar ucapan-ucapannya (al-Utsaimin, <i>Fatawa Nur Ala
al-Darb,</i> XIX/43).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Nashruddin
mengatakan, khusyuk merupakan anugerah dari Allah, yaitu anugerah yang
diberikan kepada para hamba-Nya yang benar-benar beribadah dan Ikhlas kepada-Nya.
Mengamalkan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya (Muhammad Nashruddin, <i>Fashl
al-Khithab Fi al-Zuhd Wa al-Raqa-iq Wa al-Adab,</i> V/254). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Dari sejumlah
definisi tentang khusyuk tersebut dapat difahami bahwa khusyuk adalah tumbuhnya
kesadaran ruhani bahwa dirinya ketika salat merasakan sedang bertemu,
berhadapan, dan berdialog dengan Allah swt. dengan penuh ketundukan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="color: #202124; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Courier New"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Allah menjanjikan bahwa orang yang berhasil khusyuk
dalam salatnya akan meraih kesuksesan dan kebahagiaan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya
(QS.al-Mukminun, 1-2)</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Masalahnya, mungkinkah seseorang bisa
meraih khusyuk? </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Insya
Allah, seseorang akan berhasil khusyuk dalam salatnya apabila berusaha dan berkeyakinan
bahwa (1)setiap orang berpotensi meraih khusyuk dalam salatnya, karena tidak
mungkin Allah memerintahkan dan memberi beban kepada umatNya yang tidak akan
mampu melakukannya; (2)perintah salat, sebenarnya bukanlah sekedar kewajiban
yang harus ditunaikan, tetapi lebih dari itu, salat sebenarnya merupakan
kebutuhan dan sarana bagi manusia untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan.
Allah swt. berfiman:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ
أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk; (yaitu) orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya
(QS. al-Baqarah, 45-46).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Berikut ini beberapa
petunjuk dari Rasulullah saw. tentang cara melakukan salat yang benar sehingga
dapat meraih khusyuk.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pertama,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> niat ikhlas karena Allah.
Niat ikhlas adalah kesadaran untuk melakukan salat hanya karena Allah semata
untuk mendapatkan ridha-Nya. Betapa pentingnya niat yang ikhlas, Nabi saw.
bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ
مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِىَ بِهِ وَجْهُهُ.</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> “Sesungguhnya
Allah tidak akan menerima suatu amalan yang tidak didasari niat yang ikhlas dan
semata-mata untuk mendapatkan ridha-Nya (HR. Al-Nasa-i</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">,
3140</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">. Syekh
al-Albani menilai hadis ini hasan-sahih).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Kedua,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> meneladani salat
Rasulullah saw. Syekh al-‘Utsaimin dalam kitabnya <i>Fiqh al-‘Ibadat</i>
(hal.337-338), mengatakan bahwa ada dua syarat agar amal ibadah diterima Allah swt.,
yaitu (1) ikhlas karena Allah, dan (2) mengikuti sunnah Rasulullah. Tentang
keharusan meneladani salat Rasulullah Saw., disebutkan dalam Sahih al-Bukhari
sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">قَالَ ...</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Beliau bersabda: “Salatlah seperti yang kalian
lihat cara saya melakukan salat” (HR. Al-Bukhari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">,
6008</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Ketiga,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> merasa seakan-akan melihat
Allah. Untuk bisa meraih khusyuk dalam salat, seseorang harus menyadari bahwa
ketika berdiri menghadap kiblat, sebenarnya ia sedang berhadapan dengan Allah.
Kesadaran ini sangat penting untuk mencapai perhatian yang fokus, hanya Allah
yang ada di hadapannya. Kesadaran ini disebut dengan istilah “ihsan”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ مَا الإِحْسَانُ قَالَ « أَنْ
تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
» </span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Dari Abu Hurairah ra, ia meriwayatkan bahwa Nabi Saw.
pernah ditanya oleh Jibril tentang apa itu ihsan, Nabi Saw. kemudian
menjelaskan: “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya (di
hadapanmu) dan jika engkau tidak sanggup melihatNya maka sadarilah bahwa pada
saat engkau salat itu sedang dilihat oleh Allah” (HR. Al-Bukhari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">, 4777</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">
dan Muslim, 102).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Keempat,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> berdialog dengan Allah. Salah
satu usaha untuk bisa meraih khusyuk dalam salat adalah menjadikan kegiatan salat
sebagai media untuk berdialog dengan Allah, terutama ketika sedang membaca
surat al-Fatihah. Berikut ini hadis qudsi tentang dialog manusia dengan Allah
saat membaca Surat al-Fatihah. Dari Abu Hurairah ra., Nabi saw. bersabda: Allah
berfirman: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">“…Apabila hambaKu membaca “alhamdulillahi rabbil ‘alamin”,
Allah menjawab: “Hambaku telah memujiKu”. Apabila hambaKu membaca “arrahmanir
rahim”, Allah menjawab: “HambaKu telah menyanjungKu”. Apabila hamabaKu membaca
“maliki yaumiddin”, Allah menjawab: “Hambaku telah memuliakan Aku”, sekali
waktu Allah menjawab: “HambaKu telah pasrah kepadaKu”. Apabila hambaKu membaca
“iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in”, Allah menjawab: “Ini adalah antara Aku dan
hambaKu, dan bagi hambaKu ia akan mendapatkan apa yang diminta”. Apabila
hambaKu membaca “ihdinash-shirathal mustaqim, shirathal ladzina an’amta
‘alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim waladdaallin”, Allah menjawab: “Ini adalah
untuk hambaKu, dan bagi hambaKu ia akan mendapatkan apa yang diminta” (HR.
Muslim</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">, 904</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Kelima,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> berbisik-bisik dengan
Allah swt. Di dalam salat, selain ada gerakan-gerakan khusus juga ada
bacaan-bacaan atau doa pada setiap gerakan salat.<br />
Untuk bisa meraih khusyuk dalam salat, setiap bacaan atau doa dalam salat harus
difahami dan dihayati dengan baik. Hal ini penting agar setiap gerakan dalam salatnya
dapat digunakan untuk bermunajat, berbisik-bisik dengan Allah swt. Dari Anas
ra, Nabi saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ
فِى الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ يُنَاجِى رَبَّهُ فَلاَ يَبْزُقَنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلاَ
عَنْ يَمِينِهِ وَلَكِنْ عَنْ شِمَالِهِ تَحْتَ قَدَمِهِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Apabila seseorang di antara kamu melakukan salat,
sesungguhnya ia sedang bermunajat (berbisik-bisik) dengan Tuhannya, karena itu
hendaknya ia tidak meludah ke depannya dan ke sebelah kanannya, tetapi ke
sebelah kiri di bawah kakinya (HR. Al-Bukhari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">,
405</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> dan
Muslim, 1258).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Keenam,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> tumakninah setiap gerakan
salat; Tumakninah adalah melakukan salat dengan tenang, tidak bergerak setiap
mengganti gerakan, baik saat rukuk, iktidal, sujud, maupun duduk di antara dua
sujud. Dia harus ada pada posisi tersebut, di mana setiap ruas-ruas tulang
ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tidak boleh terburu-buru di antara dua
gerakan dalam salat, sampai dia selesai tumakninah dalam posisi tertentu sesuai
waktunya. Nabi saw. bersabda kepada seseorang yang tergesa-gesa dalam salatnya:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ، فَعُدْ لِصَلاتِكَ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“S</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">esungguhnya kamu belum
salat, maka ulangi salatmu” HR. al-Baihaqi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">,
4168</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> dan
al-Thabrani</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">, 20741</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">. Al-Albani menilai hadis ini sahih (al-Albani, <i>Irwa-il
Ghalil,</i> II/45).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Dalam hadis lain, Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. mengajarkannya: “Apabila engkau
berdiri hendak salat maka ucapkan takbir (Allahu Akbar), kemudian bacalah
al-Qur’an yang mudah bagimu, kemudian rukuklah hingga engkau terasa tenang
dalam keadaan rukuk, kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau tegak berdiri,
kemudian sujudlah hingga engkau terasa tenang dalam keadaan sujud, kemudian
angkatlah kepalamu dari sujud hingga engkau terasa tenang dalam keadaan sujud.
Lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu” (HR. Al-Bukhari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">, 757</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">
dan Muslim</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">, 911</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Hadis tersebut dapat
difahami bahwa saat salat harus memperhatikan tumakminah. Dengan adanya
tumakninah, salat dapat dimanfaatkan untuk berbisik-bisik dan berdialog dengan
Allah. Dari sini kita dapat memahami bahwasanya salat itu bukan sekedar untuk
memenuhi kewajiban tetapi juga sebagai media untuk berkomunikasi, konsultasi
dan mengadu kepadaNya. Allah berfirman: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ
لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
(yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat
Aku (QS. Thaha, 14).<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><br /></span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">(Artikel ini telah dimuat dalam Majalah MATAN PWM Jawa Timur edisi Bulan Pebruari 2024)</span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-10740701990168807062024-01-16T10:15:00.001+07:002024-01-16T10:15:29.022+07:00 BOLEHKAN WANITA MINTA MAHAR?<p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"> <b style="text-align: center;"><span style="font-family: Cambria, serif;">BOLEHKAN WANITA MINTA
MAHAR?</span></b></span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></b></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkOjZ3pdL5wvZc84E0zhorEJybNj1AyLXn29CGe1-ioDOazNvdb3vVO5ROe9jdkUzwm-NvNjoc3RH01RGpE5s6Mbt228FX1iJtU2ji7fZ0UYPy6QG4ISLjIFRQ4sbAGWFt61NFzAq7OGYSjMwZdFLP3Wj0lBUrQz5pmpMwy6tZRjWOr4Cqric2z0qlIPWC/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkOjZ3pdL5wvZc84E0zhorEJybNj1AyLXn29CGe1-ioDOazNvdb3vVO5ROe9jdkUzwm-NvNjoc3RH01RGpE5s6Mbt228FX1iJtU2ji7fZ0UYPy6QG4ISLjIFRQ4sbAGWFt61NFzAq7OGYSjMwZdFLP3Wj0lBUrQz5pmpMwy6tZRjWOr4Cqric2z0qlIPWC/w148-h185/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="148" /></a></div><p></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><b>Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Pertanyaan:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Assalamu’alikum
Ustadz! <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Semoga Allah senantiasa
melimpahkan berkah dan rahmat kepada Ustadz dan keluarga. Amien! Izin bertanya Ustadz! In Syaa Allah dalam
beberapa bulan kedepan saya akan menikah dengan seorang laki-laki yang shalih.
Terkait masalah mahar ustadz, katanya "sebaik-baik perempuan adalah yang
paling sedikit maharnya", dan "sebaik-baik laki-laki adalah yang
memuliakan perempuan (isterinya)". Yang saya tanyakan, bagaimana baiknya
saya meminta mahar kepada calon suami saya. Bolehkah saya meminta maharnya seperti
begini atau begitu? <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Demikian
Ustadz, atas perkenannya saya sampaikan banyak terima kasih dengan iringan doa
jazakumullah khairal jaza’ (Tina, Sidoarjo).</span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Jawaban:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Wa’alaikumussalam!
Kata </span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">mahar berasal dari bahasa arab “<i>al-mahr</i>”.
Dalam kamus </span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Bahasa </span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Arab disebutkan
bahwa <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">almahr</span></i> adalah sinonim dari kata <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">a</span></i></span><i><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">l-</span></i><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">shadaq. </span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">Bentuk </span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">jamak dari <i>al-mahr</i>
adalah <i>al-<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">muhur</span></i> (Ibn Mandzur, <i>Lisan
al-Arab,</i> V/184 dan al-Fairuz Abadi, <i>al-Qamus al-Muhith</i>, I/615). <i>Al-mahr</i>
saat ini sudah menjadi kata baku dalam Bahasa Indonesia “mahar”, yang artinya
maskawin, yaitu pemberian wajib berupa uang atau barang dari mempelai laki-laki
kepada mempelai perempuan ketika dilangsungkan akad nikah (KBBI). </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Dalam Kompilasi
Hukum Islam (KHI) disebutkan bahwa mahar adalah pemberian dari calon mempelai
pria kepada calon mempelai wanita, baik berbentuk barang, uang atau jasa yang
tidak bertentangan dengan hukum Islam (Kompilasi Hukum Islam Buku I Hukum
Perkawinan, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 Butir d).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Ada beberapa
kewajiban yang harus dipenuhi oleh calon suami ketika akan melangsungkan akad
nikah, di antaranya adalah memberikan mahar. Ulama bersepakat bahwa hukum
memberikan mahar adalah wajib karena banyaknya ayat al-Qur’an dan hadis Nabi
saw yang memerintahkannya. Di antara ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan mahar
antara lain QS. Al-Nisa ayat 4, 24, dan 25.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria; padding: 0in;">وَاٰتُوا النِّسَاۤءَ صَدُقٰتِهِنَّ
نِحْلَةً... فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِه مِنْهُنَّ فَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ فَرِيْضَةً
ۗ ...وَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ</span><span dir="LTR" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">Berikanlah maskawin
(mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh
kerelaan (QS. Al-Nisa, 4); …Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati
(campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan
sempurna), sebagai suatu kewajiban (QS. Al-Nisa, 24; …Dan berilah maskawin
mereka menurut yang patut (QS. Al-Nisa, 25).</span></i><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Sedangkan dari
Nabi saw. terdapat beberapa hadis yang menjelaskan tentang pentingnya mahar
dalam perkawinan. Di antaranya adalah dari Uqbah bin Amir ra., </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Rasulullah saw. telah
bersabda: </span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">خَيْرُ الصَّدَاقِ أَيْسَرَهُ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">“<i>Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah</i>”
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">(HR. al-Baihaqi, <i>Sunan al-Baihaqi</i> No. 14721 dan
al-Hakim, <i>al-Mustadrak</i> No. 2742). Al-Albani menilai hadis ini sahih
(al-Albani, <i>Sahih al-Jami’ al-Shaghir,</i> I/621).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Ketika Rasulullah saw.
hendak menikahkan seorang sahabat dengan perempuan yang menyerahkan dirinya,
beliau bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">اِلْتَمِسْ(انْظُرْ) وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيْدٍ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">“<i>Carilah (mahar) sekalipun (berupa) cincin yang
terbuat dari besi“. ….Ketika sahabat itu tidak menemukannya, maka Rasulullah
menikahkannya dengan mahar “mengajarkan beberapa surat Al-Qur’an kepada calon
istrinya”</i> (HR. al-Bukhari No. 5135</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">; Muslim No. 3553</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Memberikan mahar saat aqad nikah, dari calon suami kepada calon
isterinya memang diperintahkan bahkan diwajibkan. Namun, mengenai nilai mahar
atau besar kecilnya mahar tidak ditentukan atau </span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">tidak ditetapkan oleh syariat.
Mahar boleh saja bernilai rendah dan boleh saja bernilai tinggi asalkan tidak
membebani dan tidak mempersulit keduanya, atau saling ridha. A</span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">l</span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">-Nawawi menjelaskan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَفِي هَذَا الْحَدِيث أَنَّهُ يَجُوز أَنْ يَكُون الصَّدَاق قَلِيلًا وَكَثِيرًا
مِمَّا يُتَمَوَّل إِذَا تَرَاضَى بِهِ الزَّوْجَانِ، لِأَنَّ خَاتَم الْحَدِيد فِي
نِهَايَة مِنْ الْقِلَّة. وَهَذَا مَذْهَب الشَّافِعِيّ، وَهُوَ مَذْهَب جَمَاهِير
الْعُلَمَاء مِنْ السَّلَف وَالْخَلَف <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Hadis ini menunjukkan bahwa
mahar itu boleh sedikit (bernilai rendah) dan boleh juga banyak (bernilai
tinggi) apabila kedua pasangan saling ridha, karena cincin dari besi
menunjukkan nilai mahar yang murah. Inilah pendapat dalam madzhab Syafi’i dan
juga pendapat jumhur ulama dari salaf dan khalaf” (Imam al-Nawawi, <i>Syarh Sahih
Muslim</i>, V/134).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Rasulullah saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﺧَﻴْـﺮُ ﺍﻟﻨِّﻜَـﺎﺡِ ﺃَﻳْﺴَـﺮُﻩُ</span><span dir="LTR" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>"</span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Sebaik-baik pernikahan ialah
yang paling mudah</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>"</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> (HR. Abu Dawud</span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> No.
2117</span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">). Al-Albani menilai hadis ini sahih (al-Albani,<i> al-Silsilah
al-Sahihah al-Kamilah</i>, IV/341). Dalam riwayat Ahmad, Nabi saw. bersabda:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">إِنَّ
مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَيْسِيرَ خِطْبَتِهَا وَتَيْسِيرَ صَدَاقِهَا
وَتَيْسِيرَ رَحِمِهَا</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Termasuk berkahnya seorang wanita
adalah yang mudah khitbahnya (lamarannya), yang mudah maharnya, dan yang mudah
keturunannya</span></i>” (HR. Ahmad, No. 24478). Al-Albani menilai hadis ini
hasan (al-Albani, <i>Sahih al-Jami’ al-Shaghir,</i> I/444). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Segoe UI", sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"> Jadi,
dalam menentukan besar dan kecilnya mahar, yang penting calon suami tidak
merasa terbebani. Sebaliknya, calon suami merasa mendapatkan keringanan dan
kemudahan dalam menyiapkan maharnya. Bagi calon suami yang berkecukupan,
mungkin mahar yang akan disiapkan bernilai besar, sebaliknya jika calon
suaminya pas-pasan, maka mahar yang dipersiapkannya mungkin bernilai kecil. Di
sinilah calon isteri yang harus memahaminya. Bila keduanya bersepakat dan ridha
dengan mahar yang telah dipersiapkan, maka keberkahanlah yang akan diperoleh calon
sepasang suami-isteri yang akan menikah. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah menjelaskan:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">أَنّ الْمُغَالَاةَ
فِي الْمَهْرِ مَكْرُوهَةٌ فِي النّكَاحِ وَأَنّهَا مِنْ قِلّةِ بَرَكَتِهِ وَعُسْرِهِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Berlebihan-lebihan dalam mahar hukumnya
makruh (dibenci) pada pernikahan. Hal ini (berlebih-lebihan dalam mahar) menunjukkan
(berakibat) sedikitnya barakah dan sulitnya pernikahan tersebut” (Ibn
al-Qayyim, <i>Zaad al-Ma’ad</i>, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">V</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">/162).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah
rahimahullah berkata: “Disunnahkan meringankan mahar dan tidak melebihi mahar
yang diperolah para isteri Nabi saw. dan anak-anaknya. ‘Aisyah ra. meriwayatkan
dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: “Wanita yang paling besar keberkahannya
ialah yang paling ringan maharnya”. Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi saw. bersabda:
“Sebaik-baik mereka (wanita) ialah yang paling mudah maharnya”. Dari al-Hasan
al-Bashri, ia menuturkan: “Rasulullah saw. bersabda: “Nikahkanlah kaum wanita
dengan kaum pria, tapi jangan bermahal-mahal dalam mahar”. ‘Umar bin
al-Khaththab berkhutbah kepada manusia dengan pernyataannya: “Ingatlah,
janganlah kalian bermahal-mahal dalam mahar wanita. Sebab, sekiranya
(bermahal-mahal dalam) mahar itu termasuk suatu kemuliaan di dunia atau
merupakan ketakwaan di sisi Allah, pastilah Nabi saw. orang yang paling utama
di antara kalian (dalam hal ini), (namun) beliau tidak pernah memberi mahar
kepada seseorang dari isteri-isterinya dan tidak pula meminta mahar untuk
seseorang dari puteri-puterinya lebih dari 12 auqiyah (ons) perak”. Al-Tirmidzi
menilainya sebagai hadis sahih” (Ibn Taymiyah, <i>Majmu’ al-Fatawa,</i></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><i><span dir="RTL" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">XXXII /19</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>2</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Apa yang dilakukan
sebagian orang yang tidak ramah, sombong dan riya’ berupa memperbanyak mahar
untuk tujuan riya dan bermegah-megahan, sebenarnya mereka tidak berniat
mengambilnya dari suami, dan dia tidak pula berniat memberikannya kepada
mereka. Ini adalah kemunkaran yang buruk, menyelisihi Sunnah, dan keluar dari
syari’at (Ibn Taymiyah, <i>Majmu’ al-Fatawa, </i>XXXII/193).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Adapun yang dinukil dari
sebagian Salaf bahwa mereka memperbanyak pemberian mahar kepada wanita-wanita
(yang mereka nikahi), itu tidak lain karena harta mereka berlimpah. Mereka
mendahulukan penyerahan seluruh mahar sebelum menggauli, mereka tidak menundanya
sedikit pun. Dan siapa yang mempunyai kemudahan dan mempunyai harta lalu dia
senang memberi isterinya mahar yang banyak, maka tidaklah mengapa (Ibn
Taymiyah, <i>Majmu’ al-Fatawa, </i>XXXII/195).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Berdasarkan uraian tentang mahar tersebut di atas dapat
difahami bahwa mahar atau </span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">maskawin adalah pemberian
wajib berupa uang, barang atau jasa dari mempelai laki-laki kepada mempelai
perempuan ketika dilangsungkan akad nikah. Tentang berapa besaran nilai maharnya
tidak ada ketentuan yang membatasi. Karena itu mahar boleh disiapkan dengan jumlah
nilai yang tinggi (mahal) bagi yang mampu dan juga boleh disiapkan dengan jumlah
nilai yang rendah (murah) bagi yang pas pasan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Dengan demikian, <b>wanita</b> yang akan menjadi <b>calon
isteri boleh saja meminta kepada calon suami tentang jenis mahar seperti apa
yang diinginkan</b>, asal calon suami berkenan atau tidak keberatan, kemudian mampu
dan ridha. Dengan adanya keridhaan antara calon suami dan calon isteri tentang
maharnya, insya Allah akad nikahnya akan memperoleh banyak limpahan berkah.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-51799231218568349812024-01-16T10:10:00.001+07:002024-01-16T10:10:24.437+07:00 SOLUSI HADAPI WAS-WAS<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">SOLUSI HADAPI WAS-WAS</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></b></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkkmHVgXoYhdGJ9G6koGORockeWMCxY9bEiVsxBNcv2GPvA82hjhVWErpW3UlmQjRao-_3P3J_nPcI0uc5mRFTXBT6YWTwKc7AnSaTv-8rYTEy5DdVnWcztZ9TKZsPKm3QbWP4aZkCNWgFriSTntyhQ8YDsqOVy4kvqFtgHtt8YSqQpnx37ICLtpAAUZP_/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkkmHVgXoYhdGJ9G6koGORockeWMCxY9bEiVsxBNcv2GPvA82hjhVWErpW3UlmQjRao-_3P3J_nPcI0uc5mRFTXBT6YWTwKc7AnSaTv-8rYTEy5DdVnWcztZ9TKZsPKm3QbWP4aZkCNWgFriSTntyhQ8YDsqOVy4kvqFtgHtt8YSqQpnx37ICLtpAAUZP_/w144-h182/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="144" /></a></div><p></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><b>Dr.H. Achmad
Zuhdi Dh, M.Fil I<o:p></o:p></b></span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Permasalahan:</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Suatu saat saya sedang salat
berjamaah di sebuah masjid. Seorang yang salat di sebelah saya, tidak seperti
orang lain pada umumnya, ia melakukan takbir berulang-ulang, seakan-akan ada
perasaan yang kurang pas, sehingga harus diulangi lagi. Lalu saya diberitahu
teman bahwa orang yang semacam itu katanya terkena penyakit waswas. Bila
seseorang terkena penyakit waswas seperti itu, bagaimana cara mengatasinya? Adakah
petunjuk dari al-Qur’an maupun hadis cara mengatasi kasus waswas seperti itu? Demikian
permasalahan yang dapat saya kemukakan, atas jawaban dan pembahasan dari
Pengasuh, saya sampaikan banyak terima kasih. Jazakumullah khairan katsiran!
(Mu Wae, Gresik).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pembahasan:</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Untuk mendapatkan gambaran
komprehensip mengenai waswas, akan dibahas di sini tentang apa yang dimaksud dengan
waswas, apa saja penyebabnya, dan bagaimana cara meghadapinya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><b style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pengertian
was-was</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Waswas
adalah penyakit hati yang diliputi kekhawatiran dan keragu-raguan. Penyakit ini
bisa membahayakan bagi siapa saja yang terkena. Orang yang tertimpa waswas akan
menjadikan seseorang tidak bisa khusyuk dalam beribadah. Lama-kelamaan bisa
membuat yang bersangkutan malas melakukannya. Ibadahnya pun tidak akan optimal.
Sebab, waktunya habis untuk mengulang-ulang ibadahnya karena keragu-raguannya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Waswas
bisa menimpa seseorang saat beribadah salat atau ibadah lainnya. Waswas adalah
usaha setan untuk merusak ibadah seorang muslim. Setan berusaha membuat orang
berhalusinasi seolah-olah apa yang dilakukannya itu salah atau rusak sehingga
seseorang tidak bisa merasakan kenikmatan ibadahnya, setelah itu frustrasi, dan
akhirnya tidak mau beribadah lagi (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Abdullah al-Faqih, </span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Fatawa al-Syabakah al-Islamiyah, </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">VI/2723).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Waswas merupakan </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">senjata setan (iblis) untuk merusak manusia dari kekhusyukan dan
ketenangan hatinya. Penyakit ini disematkan di hati manusia untuk menimbulkan
keraguan dan kekhawatiran. Dengan metode ini, setan
bisa dengan mudah menggiring seorang muslim untuk mengulang-ulang ibadahnya.
Dalam hal ini ada seseorang yang mandi besar sampai memakan waktu sekitar 1
jam; ada yang mengulang-ulang gerakan wudunya karena merasa ada bagian yang
kering atau belum tersentuh air, ada yang berwudu berkali-kali karena merasa
ada yang keluar dari duburnya, ada yang buang air kecil setengah jam karena
merasa tidak tuntas, ada yang gonta-ganti celana karena merasa ada yang
menetes, ada yang mengulang-ulang takbiratul ihram karena merasa belum pas
niatnya, ada yang membaca Al-Fatihah berulang-ulang dengan susah karena merasa
tidak benar, dan lain sebagainya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Disebutkan dalam hadis dari
Said bin Musayyab dan Ubbad bin Tamim dari pamannya, tentang seseorang yang
merasakan sesuatu (di perutnya) dalam salat, lalu mengadu kepada Rasulullah
saw.<i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">, </span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">b</span>eliau pun bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">لَا يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ
رِيحًا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">“Janganlah keluar (yakni
membatalkan salat) sampai dia mendengarkan suara atau mencium angin (bau)”</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> [HR Bukhari 137 dan
Muslim 361]<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Dalam riwayat yang lain, dari
sahabat Abu Hurairah ra.<i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"> </span></i>bahwa Rasulullah
saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ
عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لاَ فَلاَ يَخْرُجَنَّ مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى
يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">“Jika seseorang di antara
kalian merasakan ada sesuatu di perutnya yang membuatnya ragu, apakah ada
sesuatu yang keluar darinya ataukah tidak, maka dia jangan keluar dari masjid
(membatalkan salat) sebelum mendengar suara atau mencium (bau) angin” (</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">HR Muslim 362).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Dua
hadis tersebut menunjukkan bahwa penyakit waswas pernah menimpa juga pada
sahabat Nabi saw.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Poppins; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">Sebab-Sebab Munculnya Waswas</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Poppins; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;"> </span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Poppins; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">Waswas bisa muncul pada diri
seseorang disebabkan oleh 1). Minimnya </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><a><span style="border: 1pt none windowtext; color: windowtext; padding: 0in;">ilmu syar’i</span></a>, yaitu pengetahuan tentang aqidah dan ibadah yang
sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Al-Sunnah; 2). Lemahnya keimanan, dan
setan itu hanya mampu menguasai ahli maksiat, bukan menguasai orang yang kuat
imannya; 3). Lalai dari mengingat Allah, sebab dzikir itu mampu mengusir setan
dan gangguan-gangguannya; 4). Kelemahan akal, sebab yang memiliki akal sempurna
akan selamat dari waswas dengan karunia Allah; 5). Tidak bergaul dengan
orang-orang yang memiliki ilmu dan iman sempurna; 6). Tidak mengikuti sunnah Rasulullah
saw.<i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"><o:p></o:p></span></i></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Solusi Hilangkan Waswas</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Tidak menghiraukannya. </span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Obat terampuh
untuk menumpas waswas adalah tidak menghiraukan ketika keraguan datang. Misal,
ketika melakukan takbiratul ihram, hatinya ragu apakah sah atau tidak, maka
keraguan itu tidak usah dihiraukan. Lanjutkan saja salatnya. Yakinlah bahwa takbiratul
ihramnya sah. Jika hal itu dilakukan, waswas sedikit demi sedikit akan hilang.
Namun, apa bila dituruti, maka waswas itu akan semakin bertambah dan bertambah
sehingga akan membuat empunya seperti orang gila.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Ahmad al-Haitami ketika
ditanya tentang penyakit was-was, adakah obatnya? Beliau mengatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 16pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <span lang="AR-SA">له دَوَاءٌ نَافِعٌ وهو الْإِعْرَاضُ
عنها جُمْلَةً كَافِيَةً وَإِنْ كان في النَّفْسِ من التَّرَدُّدِ ما كان فإنه مَتَى
لم يَلْتَفِتْ لِذَلِكَ لم يَثْبُتْ بَلْ يَذْهَبُ بَعْدَ زَمَنٍ قَلِيلٍ</span></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 16pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 16pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Obat yang paling mujarab untuk penyakit waswas
adalah tidak peduli semuanya, meskipun dalam dirinya muncul keraguan yang
hebat. Karena jika dia tidak memperhatikan keraguan ini, maka keraguannya tidak
akan menetap dan akan pergi (hilang) dengan sendiri dalam waktu yang tidak
lama. <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Lebih lanjut dikatakan: Hal
ini pernah dilakukan oleh mereka yang mendapat taufiq untuk lepas dari was-was.
Adapun orang yang memperhatikan keraguan yang muncul dan menuruti bisikan
keraguannya, maka dorongan was-was itu akan terus bertambah, sampai menyebabkan
dirinya seperti orang gila bahkan lebih parah lagi. Yang demikian ini pernah
kami saksikan pada banyak orang yang mengalami cobaan keraguan ini, sementara
dia memperhatikan bisikan was-wasnya dan ajakan setannya (Ibn Hajar al-Haytami,
<i>al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubro</i>, I/149).<b><o:p></o:p></b></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Sadari bahwa waswas itu sumbernya dari bisikan setan.</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Karena itu waswas harus dilawan dengan
berlindung kepada Allah, misalnya dengan banyak membaca isti’adzah dan surat-surat
al-muta’awwidzat. Allah swt. berfirman:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ
الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> “…. dan janganlah mengikuti
langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> (QS. Al-Baqarah, 168).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Al-Iz bin Abdus Salam dan
ulama lainnya menjelaskan: “Obat penyakit was-was, hendaknya meyakini bahwa hal
itu adalah godaan setan, dan meyakini bahwa yang mendatangkan itu adalah iblis.
Dengan demikian, saat itu sebenarnya ia sedang melawan iblis. Karena itu ia
mendapatkan pahala sebagai orang yang berjihad, jihad memerangi musuh Allah.
Jika suatu saat datang keraguan, maka ia akan segera menghindarinya...” (<i>al-Fatawa
al-Fiqhiyah al-Kubro</i>, 1:150).<b><o:p></o:p></b></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Yakini bahwa Islam itu agama yang mudah.</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Karena itu jangan mempersulit diri. Dari Abu
Hurairah, Nabi saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ
الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Cambria, serif;"> </span><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">“Sesungguhnya agama itu mudah, tidaklah seseorang memberat-beratkan
dirinya dalam beragama kecuali dia akan terkalahkan”</span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (HR. Bukhari 39, dan Al-Nasai 5034).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Dari ‘Abdullah
bin ‘Anamah, beliau berkata: “Aku pernah melihat sahabat ‘Ammar bin Yaasir
masuk ke dalam masjid kemudian salat. Namun, beliau salat dengan salat yang
pendek. Ketika beliau keluar, aku berkata, ‘Wahai Abu Yaqdzon, Engkau telah
salat dengan salat yang ringan.’ ‘Ammar bin Yaasir mengatakan, ‘Apakah Engkau
melihat saya mengurangi dari batasan-batasan salat?’ Aku berkata, ‘Tidak.’
Sahabat ‘Ammar bin Yaasir berkata, ‘Sungguh aku cepat-cepat agar aku tidak diganggu
oleh setan. Aku pernah mendengar Nabi saw.<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"> bersabda:<i><o:p></o:p></i></span></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 1.3pt; margin-top: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">إِنَّ الْعَبْدَ لَيُصَلِّي الصَّلَاةَ مَا يُكْتَبُ لَهُ مِنْهَا إِلَّا
عُشْرُهَا، تُسْعُهَا، ثُمُنُهَا، سُبُعُهَا، سُدُسُهَا، خُمُسُهَا، رُبُعُهَا،
ثُلُثُهَا نِصْفُهَا</span><span dir="LTR" style="border: none windowtext 1.0pt; color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><i><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">“Sesungguhnya
seseorang hamba salat dan tidak ditulis pahala untuk salatnya kecuali
sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya,
seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau setengahnya”</span></i><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">(HR. Ahmad 18894, Abu Dawud 796, dan dinilai hasan oleh Syaikh
Al-Albani)</span>.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">4. </span></b><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Banyak berdzikir dan membaca
al-Qur’an.</span></b><b><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 13.5pt; margin-right: 13.5pt; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Imam al-Nawawi mengutip pendapat
sebagian ulama bahwa disunnahkan bagi orang yang terkena waswas untuk berwudu
atau salat. Membaca <i>laa ilaha illallah</i>. Karena setan itu apabila
mendengar suara dzikir akan menyelinap, mundur, dan menjauh. Sedangkan kalimat
tauhid <i>la ilaha illallah</i> adalah dzikir yang utama. Mereka berpendapat
bahwa:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">أَنْفَعُ عِلَاجٍ في
دَفْعِ الْوَسْوَسَةِ الْإِقْبَالُ على ذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى وَالْإِكْثَارُ منه<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 13.5pt; margin-right: 13.5pt; margin-top: 0in; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Pengobatan yang paling bermanfaat
untuk menghadapi waswas adalah melakukan
dzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">(Ibn Hajar al-Haytami, <i>Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra</i>,
I/150).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> 5</span></b><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">. Membaca ta’awwudz.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: 13.5pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">وفي مُسْلِمٍ من طَرِيقِ عُثْمَانَ بن أبي الْعَاصِ
أَنَّهُ قال حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي فقال ذلك شَيْطَانٌ يُقَالُ
له خَنْزَبٌ فَتَعَوَّذْ بِاَللَّهِ منه وَاتْفُلْ عن يَسَارِك ثَلَاثًا فَفَعَلْت
فَأَذْهَبَهُ اللَّهُ عَنِّي </span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Utsman bin abil
Ash pernah bercerita kepada baginda Nabi saw bahwa setan telah mengganggu salatnya.
Maka Nabi memerintahnya untuk membaca ta’awwudz dan meludah ke kiri tiga kali.
Resep itu pun dilakukan. Seketika, penyakit waswas itupun hilang </span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">(HR. Muslim No.
5858).</span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">6. Bergaul dengan orang shalih<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">عَلَيْكَ بِمُجَالَسَةِ الصَّالِحِيْنَ، وَحُضُوْرِ مَجَالِسِهِمْ، وَابْتَعِدْ
عَنْ مُجَالَسَةِ أَهْلِ السُّوْءِ.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Hendaklah engkau suka bergaul
dengan orang-orang shalih, menghadiri majelis-majelis pengajiannya, dan
menjauhi bergaul dari orang-orang jahat</span></i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><i><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span></i><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(lajnah
al-Fatawa, <i>Fatawa al-Syabakah al-Islamiyah</i>, VI/2160). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif;">7. Jangan menyendiri<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: .25in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">لاَ تَجْلِسْ مُنْفَرِداً
أَوْ مُنْعَزِلاً أَوْ فَارِغاً، بَلِ اشْغِلْ نَفْسَكَ باِلصُّحْبَةِ الصَّالِحَةِ،
أَوِ اشْغِلْ نَفْسَكَ بِعَمَلٍ يُلْهِيْكَ عَنِ وَسَاوِسِكَ كَقِراَءَةِ كِتَابٍ،
أَوْ سَمَاعِ دَرْسٍ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Jangan duduk menyendiri,
memisahkan diri, dan menyepi. Sibukkan dirimu dengan persahabatan yang baik.
Sibukkan dirimu dengan aktifitas yang dapat mengalihkan perhatianmu dari waswas
seperti membaca kitab, mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> (lajnah al-Fatawa, <i>Fatawa
al-Syabakah al-Islamiyah</i>, VI/2160). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">(<i>Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN PWM Jawa Timur edisi Januari 2024</i>) </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"> </span></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-30845369853474132132023-12-02T21:15:00.001+07:002023-12-02T21:15:53.853+07:00Kreteria Pemimpin Ideal<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">KRETERIA</span></b><b style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> PEMIMPIN IDEAL</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><b>Oleh</b><o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU1z2T1hv-ZeWSyZdxW12v52Yb_DIVIjXiSinmXOL6BTymEBgL41hDKHIAwdP5aovrZMseXgvBlUZxCrttyUmqOSak1tNAFdd7J5AscHX4IBle_LBvOHrYPZjqiKXfPdnKD97L02FIOseizGLXFej18uemQVCfJQa3ryw37eoUSu6VFA_B13IXJ830Lz8w/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="147" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU1z2T1hv-ZeWSyZdxW12v52Yb_DIVIjXiSinmXOL6BTymEBgL41hDKHIAwdP5aovrZMseXgvBlUZxCrttyUmqOSak1tNAFdd7J5AscHX4IBle_LBvOHrYPZjqiKXfPdnKD97L02FIOseizGLXFej18uemQVCfJQa3ryw37eoUSu6VFA_B13IXJ830Lz8w/w109-h147/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="109" /></a></div><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"><b>Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b></span></p></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><b> </b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Permasalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> Tahun
depan, tepatnya 14 Pebruari 2024 Pemilihan Presiden Republik Indonesia periode
2024-2029 akan diselenggarakan. Beberapa pasangan calon (paslon) sudah mulai
diperkenalkan. Mereka semua beragama Islam. Melalui rubrik konsultasi agama
MATAN ini saya mohon kepada pengasuh untuk berkenan membahas mengenai kreteria
pemimpin yang ideal menurut Islam. Atas perkenannya saya sampaikan terima kasih
dengan iringan doa jazakumullah khairal jaza’ (Widodo, Kediri).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Pembahasan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Menjadi seorang pemimpin apalagi pemimpin bagi
masyarakat yang besar seperti bangsa Indonesia ini, haruslah pemimpin yang
memiliki kekuatan dan kemampuan besar yang mumpuni, baik lahir maupun batin.
Tidak cukup dengan sekedar bekal popularitas dan modal yang besar. Sebab, bila
pemimpin yang terpilih nanti ternyata pemimpin yang bukan ahlinya, maka
masyarakatlah yang kelak menjadi korbannya dan bisa jadi pemimpinnya yang malah
menjadi bulan-bulanan kritik dan celaan dari rakyat akibat tidak puas terhadap
kepemimpinannya. Dalam sebuah hadis Riwayat Muslim, Nabi saw. mengingatkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">عَنْ
أَبِى ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلُنِى قَالَ
فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ « يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ
وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْىٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ
مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيهَا (رواه مسلم)</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Abu Dzar berkata: Ya
Rasulallah! Tidakkah kau memberikan jabatan kepadaku? Maka Rasulullah memukul
bahuku sambil berkata: Wahai Abu Dzar! Engkau seorang yang lemah, dan jabatan
itu merupakan amanat yang pada hari qiyamat hanya akan menjadikan seseorang
mendapatkan kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mendapatkannya dengan hak
dan dapat menunaikan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">(HR. Muslim No.
4823).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Hadis
tersebut menjelaskan bahwa amanah yang akan diemban oleh seorang pemimpin itu
sungguh sangat berat. Karena itu ketika Abu Dzar meminta suatu jabatan kepada Rasulullah
Saw, maka beliau tidak memberikannya, kemudian beliau mengingatkan kepada Abu
Dzar bahwa pada dirinya ada kelemahan yang dimungkinkan tidak akan sanggup
mengemban suatu jabatan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Lebih
lanjut Rasulullah saw. mengatakan bahwa jabatan itu merupakan amanat yang
berat, dan kelak pada hari kiamat suatu jabatan hanya akan mendatangkan
penyesalan bahkan kehinaan, kecuali bila orang yang mendapatkan amanah jabatan
itu benar-benar memiliki kemampuan, kapasitas dan kapabilitas sehingga ia akan
dapat menunaikan hak dan kewajibannya dengan baik.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Untuk menjadi
seorang pemimpin handal dan ideal, Allah mengisyaratkan adanya empat kreteria
yang harus dimilikinya: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">إِنَّمَا
وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ
الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><em><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Sesungguhnya
penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang
mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka rukuk (QS. Al-Maidah, 55).</span></em><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kewengan yang sangat besar dalam menentukan arah
dan kebijakan strategis yang berdampak sangat besar bagi kehidupan umat di
suatu wilayah tertentu. Karena itu seorang pemimpin harus kuat dan memiliki
kemampuan yang memadai. Memilih seorang pemimpin bukan sekedar bagian dari
urusan dunia, tetapi juga sekaligus urusan akhirat. Islam tidak mengenal dikotomi atau
sekulerisasi yang memisahkan antara dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih
pemimpin.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 2.0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Berdasarkan Surat al-Maidah ayat 55 tersebut, ada empat
kreteria seseorang yang layak menjadi pemimpin ideal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 2.0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Pertama,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> pemimpin
ideal harus beriman kepada Allah (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَالَّذِينَ آمَنُوا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>),
mukmin dan muslim yang baik. Dalam hal ini tidak cukup dengan pengakuan sebagai
seorang muslim, tetapi harus beriman kepada Allah dan memiliki sifat serta
kepribadian sebagai seorang pemimpin handal, yaitu <i>hafidz</i> dan <i>alim</i>.
Dua sifat ini telah disebutkan dalam surat Yusuf ayat 55 tentang karakter yang
dimiliki Nabi Yusuf ketika akan menjadi pemimpin. Nabi Yusuf menyatakan: “<i>inni
hafizhun ‘alim</i>” (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">“<b>Hafizhun</b>”, artinya seorang yang pandai menjaga.
Yakni, seorang yang punya integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur
dan berakhlak mulia, sehingga patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat
yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang amanah, akan berusaha sekuat tenaga
untuk menyejahterakan rakyatnya, walaupun sumber daya alamnya terbatas.
Sebaliknya pemimpin yang khianat akan sibuk memperkaya diri sendiri dan
keluarga serta kolega-koleganya, dan membiarkan rakyatnya tak berdaya. Jabir
bin Abdillah berkata:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">الأَمَانَةُ
تَجْلِبُ الرِّزْقَ وَالْخِيَانَةُ تَجْلِبُ الْفَقْرَ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">(Kepemimpinan yang) amanah itu akan membawa kecukupan
rizki (keberkahan), sedangkan yang khianat itu akan membawa kepada kefakiran</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> (al-Manawi, <i>Faidh al-Qadir</i>,
III/183).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Adapun “<b>’Alim</b>”, artinya adalah seorang yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan yang memadai untuk memimpin rakyatnya dan membawa mereka pada
kehidupan yang sejahtera. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Masuk dalam ketegori ini adalah memiliki
sifat “fathanah”, artinya cerdas dan tangkas dalam menghadapi berbagai problem
yang menghadang. Bila seorang pemimpin memiliki sifat seperti ini, maka akan
lebih cepat dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Kedua,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> pemimpin ideal harus
rajin menegakkan salat (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 16pt;">يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).
Sebab, salat adalah barometer akhlak manusia. Salat dapat menumbuhkan sikap
tanggung jawab dan kedisiplinan. Salat dapat menyadarkan dirinya selalu dalam
pengawasan Allah. Salat juga dapat menumbuhkan optimisme, karena dengan semakin
dekatnya kepada Allah, ia akan mudah untuk mendapatkan bimbingan berupa ilham.
Allah menyatakan:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Maka ingatlah kepada-Ku,
pasti Aku pun akan mengingatmu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan mengingkari
nikmat-Ku </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">(QS.
Al-Baqarah, 152).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dan Aku akan selalu bersamanya apabila ia selalu mengingat-Ku </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">(HR. al-Bukhari No. 7405 dan Muslim No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 12pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>6981</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-EG;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Ketiga</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">, pemimpin ideal
harus gemar menunaikan zakat dan sedekah (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 14pt;">وَيُؤْتُونَ
الزَّكَاةَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).
Zakat itu bukan membersihkan harta yang kotor, melainkan membersihkan harta
(harta yang bersih) dari hak orang lain. Seorang pemimpin yang rajin berzakat
dan berinfak dengan penuh kesadaran, ia akan berhati-hati dengan hartanya, ia
tidak mau hartanya dikotori dengan yang lain, karena itu ia tidak mungkin melakukan
korupsi. Sebab terhadap harta yang dimilikinya saja mau dibersihkan, buat apa
korupsi yang malah akan mengotori hartanya sendiri. Allah mengingatkan:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">وَلَا
تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى
الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ
وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Dan janganlah kamu memakan
harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap
dengan harta itu kepada hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">(QS. Al-Baqarah, 188).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Keempat</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">, pemimpin ideal harus
suka salat berjamaah (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 14pt;">وَهُمْ رَاكِعُونَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).
Ibn Taymiyah menerangkan bahwa melakukan rukuk adalah gambaran salat berjamaah.
Karena orang yang salat berjamaah dianggap mendapatkan satu rakaat apabila
sempat mengikuti ruku bersama imam. Berbeda dengan orang yang hanya mendapatkan
sujud saat bergabung dalam salat berjamaah, maka ia tidak mendapatkan satu
rakaat (Ibn Taimiyah, <i>al-Imamah Fi Dou’ al-Kitab Wa al-Sunnah</i>, I/16). </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Pemimpin yang suka
berjamaah artinya suka bergaul dengan masyarakat, berusaha mengetahui keadaan
rakyatnya dengan sebaik-baiknya, kemudian mencarikan jalan keluar atas
persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakatnya. Sifat suka berjamaah atau
memperhatikan masyarakat ini mengambil hikmah dari salat fardu berjamaah.
Rasulullah setiap selesai salat fardu berjamaah biasa duduk menghadap kepada
jamaah. Hal itu bertujuan untuk mengetahui kondisi jamaah, termasuk
memperhatikan apakah jumlah jamaah tersebut lengkap atau tidak. Kalau ada yang
tidak hadir salat berjamaah, maka ditanyakan apa penyebabnya. Kalau ternyata
orang tersebut diketahui sakit, Rasulullah bersama para sahabatnya lalu
menjenguk sahabat yang sakit tersebut.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Salat berjamaah juga
mengandung pelajaran sikap yang demokratis, dalam arti seorang pemimpin(imam)
harus siap dikoreksi kalau salah. Pemimpin juga harus memperhatikan kondisi
jamaah (makmum) atau masyarakat yang dipimpinnya. Semangat berjamaah atau
memperhatikan masyarakatnya inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
sehingga masyarkat yang dipimpinnya merasa diperhatikan dan dilayani.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Kita bisa
membayangkan betapa hebatnya bangsa dan negara ini bila pemimpin yang kita
pilih memiliki empat kreteria tersebut, yakni (1) beriman kepada Allah dengan
memiliki integritas yang tinggi, kredibel dan kapabel sebagai seorang pemimpin;
(2) suka menegakkan salat, sehingga dalam menjalankan tugasnya senantiasa
dibimbing oleh Allah Swt; (3) sadar zakat, sehingga tidak ingin korupsi dan
manipulasi; dan (4) suka berjamaah, perhatian kepada masyarakat yang
dipimpinnya. Allah Swt berfirman:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">وَمَنْ
يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ
الْغَالِبُونَ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><em><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Dan
barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi
penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang </span></em><em><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; font-style: normal; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">(QS. Al-Baqarah, 56).<o:p></o:p></span></em></p>
<p style="background: white; margin-bottom: 6.8pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><em><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-style: normal;"> Empat
kreteria pemimpin ideal tersebut sejalan dengan pandangan ulama Tarjih
Muhammadiyah yang pernah dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah </span></em><span lang="EN-US" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #2c2f34; font-family: Cambria, serif;">(SM No. 24 Th. 2009)</span><em><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-style: normal;">. Dalam majalah
tersebut disebutkan bahwa u</span></em><span style="color: #2c2f34; font-family: "Cambria",serif; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">ntuk mewujudkan <b><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Good
Governance</span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"> </span></b>di Indonesia dibutuhkan
kepemimpinan nasional yang adil yang memiliki kualifikasi dan kriteria: 1).
Integritas: beriman dan bertaqwa, serta memiliki kekuatan moral dan
intelektual; 2). Kapabilitas: kemampuan memimpin bangsa dan mampu menggalang
dan mengelola keberagaman/kemajemukan menjadi kekuatan yang sinergis; 3).
Populis: berjiwa kerakyatan dan mengutamakan kepentingan rakyat; 4). Visioner:
memiliki visi strategis untuk membawa bangsa keluar dari krisis dan menuju
kemajuan dengan bertumpu pada kemampuan sendiri (mandiri); 5). Berjiwa
Negarawan dan memiliki kemampuan untuk menyiapkan proses regenerasi
kepemimpinan bangsa; 6). Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan
dunia internasional; 7). Berjiwa reformis: memiliki komitmen untuk melanjutkan
perjuangan reformasi</span><span lang="EN-US" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #2c2f34; font-family: Cambria, serif;">.</span><em><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-style: normal; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></em></p><p style="background: white; margin: 0in 0in 6.8pt; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: Cambria, serif;"><i><span style="color: #0b5394;">(Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN PWM Jatim edisi Desember 2023)</span></i></span></p>
<p dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; margin-bottom: 6.8pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><em><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span style="color: #0b5394;"> </span></span></em></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><em><span style="color: #0b5394;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/x5CWBb6O91E" width="320" youtube-src-id="x5CWBb6O91E"></iframe></span></em></div><em><span style="color: #0b5394;"><br /></span></em><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif;"><o:p></o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-60124523884758143872023-11-09T14:05:00.007+07:002023-11-09T14:09:00.720+07:00 MATIKAN HP SAAT SALAT<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;">MATIKAN HP SAAT SALAT</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;">Oleh<o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwgUnmin4hY04LDwls5P5-5ev8hUB20XhYen9EBq-UrXZEYWEOBYJZl2HusaL0pOwbns5rM1v8CDz9QtqCgdWoejzvLIKLQOd3RE2ZOvtapOTL86t_5EEhrrbKWUtCS4NPoHGcOb7VKorS2Xe69A3dkBp7zkcsSlvN5kNM6-EszjfSB1ygVaxRu0ulyErz/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="151" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwgUnmin4hY04LDwls5P5-5ev8hUB20XhYen9EBq-UrXZEYWEOBYJZl2HusaL0pOwbns5rM1v8CDz9QtqCgdWoejzvLIKLQOd3RE2ZOvtapOTL86t_5EEhrrbKWUtCS4NPoHGcOb7VKorS2Xe69A3dkBp7zkcsSlvN5kNM6-EszjfSB1ygVaxRu0ulyErz/w112-h151/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="112" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</span></div></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;">Permasalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;">Suatu saat saya mengikuti salat berjamaah di sebuah
masjid. Saya lupa tidak sempat mematikan Handphone (HP) saya. Di Tengah-tengah
salat berjamaah, tiba-tiba HP saya berdering. Saya bingung, apakah saya harus
mematikan HP saya, ataukah saya biarkan HP tetap berdering tetapi pasti
mengganggu kekhusyukan orang yang sedang salat? Tanpa pikir Panjang, HP pun
saya matikan agar tidak mengganggu orang banyak yang sedang mengukuti salat
berjamaah. Atas kasus ini, mohon penjelasan dari Pengasuh Konsultasi Agama
untuk membahasnya, apakah mematikan HP saat salat tersebut dibolehkan atau
dapat membatalkan salat? Atas perkenannya, saya sampaikan terima kasih dengan
iringan doa jazakumullah khairal jaza’ (Muhsin, Surabaya).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;">Pembahasan <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;"> Salat
adalah ibadah khusus dengan gerakan dan bacaan tertentu yang dimulai dengan
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam (HR. Abu Dawud No. 618, al-Tirmidzi
No. 238, Ibn Majah No. 275). Sejak dimulai dengan takbiratul ihram di awal
salat itu maka berlaku larangan (haram) melakukan apa saja yang bukan amalan
salat. Tidak boleh berbicara atau membaca selain bacaan dalam salat, tidak
boleh bergerak seperti memalingkan muka ke kanan dan ke kiri, dan tidak boleh
melakukan apapun selain amalan yang disyariatkan dalam salat. Saat salat harus
fokus menghadap Allah dengan khusyuk.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;"> Nabi
saw bersabda: </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>(</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16pt; line-height: 106%; mso-font-kerning: 0pt;">إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;">)</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, “</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">sesungguhnya
di dalam salat itu ada kesibukan” (HR. al-Bukhari No. 1216). Maksudnya, orang
yang sedang salat itu harus disibukkan dengan amalan-amalan salatnya, yakni
sibuk atau fokus dengan bacaan al-Qur’an, bacaan dzikir dan doa serta
amalan-amalan yang disyariatkan dalam salat. Tidak boleh ada bacaan, dzikir dan
doa serta amalan yang di luar salat (Abadi Abu al-Thib, <i>Aun al-Ma’bud, </i>III/135).
Saat sedang salat harus fokus menghadap Allah dengan menghayati apa saja yang
dibacanya, dan tidak boleh disibukkan dengan yang lain, juga tidak boleh
menjawab salam (Badruddin al-Aini, <i>Syarah Sunan Abi Dawud,</i> IV/157).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 19.5pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Fokus dalam salat memang sangat ditekankan, karena
dengan bisa fokus akan lebih memudahkan untuk menjaga koneksi spiritual antara
seorang manusia dengan Allah sebagai Tuhan yang disembah. Salah satu cara untuk
mendukung terciptanya salat yang khusyuk dan khidmat diperlukan tempat yang
nyaman, suasana yang hening, jauh dari hingar bingar suara di sekelilingnya.
Dalam hal ini termasuk membaca al-Qur’an pun tidak boleh dikeraskan saat sedang
ada orang salat di dekatnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 0.5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: #111111; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Suatu ketika Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #111111; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #111111; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span lang="EN-US" style="color: #111111; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">beriktikaf di masjid. Saat itu beliau mendengar
sejumlah sahabat membaca al-Qur’an dengan keras, lalu Nabi saw membuka tabir
dan bersabda: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">أَلاَ إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلاَ
يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَلاَ يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِى
الْقِرَاءَةِ ». أَوْ قَالَ:</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> فِى الصَّلاَةِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">“Ketahuilah bahwasanya masing-masing kalian itu sedang bermunajah dengan
Tuhan, maka janganlah kalian saling mengganggu satu dengan yang lain, dan
jangan saling mengeraskan bacaannya, atau di dalam salat” (HR. Abu Dawud No.
1334).</span><span lang="EN-US" style="color: #111111; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 19.5pt; text-align: justify;"><span style="color: #111111; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Bila bacaan al-Qur’an
saja tidak boleh dikeraskan saat sedang berada dekat orang yang sedang salat,
apalagi suara-suara yang lain. Tentu lebih tidak boleh lagi. Nah, sekarang
bagaimana bila sedang salat tiba-tiba terdengar suara dering HP yang ada dalam saku
orang yang sedang salat atau ada di depan orang yang sedang salat, apakah boleh
orang yang salat tadi mematikan HP-nya? </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #111111; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 19.5pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Sudah maklum, di era modern yang serba canggih ini,
teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
sehari-hari. Salah satu perangkat teknologi yang paling umum dimiliki adalah
telepon pintar atau smartphone. Namun, ada situasi-situasi tertentu di mana
kita diharapkan untuk fokus sepenuhnya pada ibadah, salah satunya adalah saat
melakukan salat. Karena itu, agar HP tidak mengganggu dalam salat maka HP harus
dimatikan terlebih dahulu sebelum salat atau di-<i>silent</i>-kan agar saat ada
panggilan masuk tidak sampai berbunyi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Bila lupa tidak sempat mematikan HP atau tidak men-<i>silent</i>-kan
HP kemudian di tengah-tengah salat HP berdering maka <b>agar tidak mengganggu
kekhusyukan salat, </b>apalagi saat salat berjamaah, harus diusahakan untuk
bisa mematikan bunyi dering HP-nya. Usaha untuk mematikan HP ini memang
diperlukan gerakan-gerakan tertentu di luar gerakan salat. Namun, demi
mendapatkan kekhusyukan dalam salat maka gerakan untuk mematikan bunyi HP
tersebut dibutuhkan. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Al-Hafidz Ibnu Hajar (w. 852 H/1449 M) menjelaskan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;">إِزَالَة التَّشْوِيش عَنِ الْمُصَلِّي بِكُلِّ طَرِيق
مُحَافَظَة عَلَى الْخُشُوع</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Menghilangkan segala
yang mengganggu orang yang salat dengan cara apapun, dapat menjaga untuk terus
khusyuk.” (al-Asqalani, <i>Fath al-Bari</i>, II/389).</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Ulama ahli Fiqh menyebutkan dalam qaidah
fiqhiyahnya sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;">الْحَاجَةُ
تَنْزِلُ مَنْزِلَةَ الضَّرُورَةِ عَامَّةً كَانَتْ أَوْ خَاصَّةً</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;">“Kondisi hajat itu bisa menempati posisi darurat, baik
bersifat umum maupun khusus (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;">al-Suyuti, <i>al-Asybah Wa
al-Nadzair</i>, I/162). Dalam kondisi darurat, berlaku kaidah:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">اَلضَّرُوْرَاتُ تُبِيْحُ الْمَحْضُوْرَاتِ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;">“Kondisi darurat itu membolehkan
yang (tadinya) dilarang” (al-Zarkasyi, <i>al-Mantsur Fi al-Qawa’id,</i>
II/317). Maksudnya, dalam salat, gerakan-gerakan yang mestinya tidak boleh
dilakukan, karena kondisi darurat (sangat diperlukan), maka gerakan tertentu (seperti
mematikan Hp) menjadi dibolehkan.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 19.5pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #111111; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Beberapa dalil yang bisa dijadikan hujjah untuk
membolehkan gerakan tertentu (gerakan di luar salat) saat sedang salat, seperti
mematikan HP yang sedang berdering saat sedang salat dapat dipaparkan beberapa
hadis sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Nabi</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Noto Sans", sans-serif" style="font-size: 12pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">ﷺ </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">tidak keluar dari salatnya </span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">(tidak membatalkannya) </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">ketika membuka pintu untuk Aisyah ra. bahkan beliau membukanya sementara
beliau dalam kondisi salat kemudian beliau kembali ke tempatnya (melanjutkan
salatnya). Diriwayatkan Imam Ahmad: </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي الْبَيْتِ وَالْبَابُ عَلَيْهِ مُغْلَقٌ،
فَجِئْتُ، فَمَشَى حَتَّى فَتَحَ لِي، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى مَقَامِهِ، وَوَصَفَتْ
أَنَّ الْبَابَ فِي الْقِبْلَةِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in; text-align: justify;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">“Dahulu Nabi</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">salat
di rumah sementara pintunya terkunci, maka saya datang dan beliau berjalan
membuka pintu untukku kemudian kembali ke tempatnya. Ia menjelaskan bahwasanya
pintunya di arah qiblat (HR. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Ahmad No. 24027, </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Abu
Dawud No. 92</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>3</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, al-Nasa’i, No. 3537,
al-Tirmidzi No. 601). Al-Albani menilai hadis ini hasan (al-Albani, <i>Sahih
al-Tirmidzi</i> No. 601). </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Ibn
Rajab al-Hanbali (w. 795 H) mengatakan, hadis tersebut menunjukkan bahwa berjalan
sekedarnya (karena tuntutan) tidak membatalkan salatnya. Ini adalah pendapat
jumhur ulama salaf (Ibn Rajab, <i>Fath al-Bari</i>, </span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">VI/382). Lebih lanjut Ibn Ruslan (w. 844 H) menjelaskan bahwa berjalan
yang dibolehkan adalah selangkah atau dua langkah, atau lebih dari itu tetapi
dilakukan secara terpisah (al-Mubarakfuri, <i>Tuhfat al-Ahwadzi</i>, III/176). </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Nabi</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #303030; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">pernah memerintahkan untuk membunuh ular dan kalajengking saat sedang
salat. Diriwayatkan Abu Hurairah ra., Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #303030; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 12pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">اقْتُلُوا
الأَسْوَدَيْنِ فِى الصَّلاَةِ الْحَيَّةَ وَالْعَقْرَبَ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in;"><span style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">“Bunuhlah dua binatang hitam
dalam salat, ular dan kalajengking” (HR. Abu Dawud No.921). Hadis ini sahih
(al-Albani, <i>Sahih Wa Dhaif Sunan Abi Dawud</i> No. 921). </span><span lang="EN-US" style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Syekh al-Utsaimin rahimahullah (w. 2001 M) mengatakan, “Orang salat
diperbolehkan membunuh ular bahkan disunahkan hal itu. Karena Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #303030; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="color: #303030; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">memerintahkan hal itu seraya
bersabda: “Bunuhlah dua binatang hitam dalam salat, ular dan kalajengking. Dari
sini, maka disunahkan membunuh ular. Kalau menyerangnya, maka wajib dibunuhnya
untuk mempertahankan diri. Diperbolehkan membunuh kalajengking juga. Dan ini
lebih sering sengatannya dibandingkan dengan sengatan ular” (al-Utsaimin, <i>al-Syarh
al-Mumti’,</i> III/253). </span><span dir="RTL" face=""Noto Sans",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #303030; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 12pt 0.25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Nabi</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">pernah menggendong cucunya saat menjadi imam salat.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Noto Sans"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 1.3pt; margin-top: 0in; margin: 0in 1.3pt 12pt 0.25in; mso-add-space: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">عَنْ أَبِي قَتَادَةَ
الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَبِي الْعَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ شَمْسٍ
فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 1.3pt; margin-top: 0in; margin: 0in 1.3pt 12pt 0.25in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dari Abu Qatadah: </span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">“Sesungguhnya Rasulullah</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #101223; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">melaksanakan salat sembari
menggendong ‘Umamah binti Zainab binti Rasulullah </span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #101223; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, ‘Umamah merupakan
putri Abi al-Ash bin Abd al-Syams, ketika sujud, Rasulullah</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #101223; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">meletakkannya (di lantai) dan ketika
berdiri (dari sujud), Rasulullah</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #101223; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">menggendongnya kembali.” (HR.
Bukhari No. 516, Muslim No.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" style="color: #101223; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #101223; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>12</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>40).</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #101223; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 0in 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Menurut ‘Amr bin
Salim yang diriwayatkan oleh Zubair bin Bakr, Salat yang dilaksanakan oleh
Rasulullah</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #101223; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">adalah salat
Subuh (Badruddin al- ‘Ainy, <i>Umdat al-Qari Syarh Sahih al-Bukhari,</i>
VII/285). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 0in 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Para ulama
menjadikan hadis ini sebagai dalil bolehnya melaksanakan salat sambil
menggendong anak. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Imam Ahmad bin
Hanbal (w. 241 H/855 M) ketika ditanya perihal salat sambil menggendong anak.
Beliau menjawab: 'Iya, boleh,' dengan menjadikan hadis riwayat Abi Qatadah
sebagai dalil." (Badruddin al- ‘Ainy, <i>Syarh Sunan Abi Dawud,</i>
IV/146).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; margin: 0in 0in 0in 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #101223; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Berdasarkan tiga hadis tersebut dapat difahami
bahwa dalam keadaan salat, selain harus memperhatikan gerakan-gerakan yang
disyariatkan dalam salat, dan bacaan-bacaan dzikir dan doanya, juga boleh
melakukan gerakan-gerakan tertentu (di luar salat) yang dibutuhkan demi
kekhusyukan salat. Di antara gerakan-gerakan di luar salat yang diperbolehkan
(dalam tiga hadis tersebut) adalah membukakan pintu, membunuh ular dan
kalajengking, serta menggendong anak kecil saat sedang salat. Bila
gerakan-gerakan tersebut (gerakan kaki dan tangan di luar salat) dibolehkan
maka gerakan untuk mematikan HP yang berdering saat salat tentu dibolehkan.
Bahkan demi kekhidmatan dan kekhusyuan salat, mematikan HP menjadi keharusan. <i>Wallahu
A’lam!</i></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><o:p> Artikel ini pernah dimuat di Majalah MATAN PWM Jawa Timur edisi November 2023)</o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-58182091517490526152023-11-09T14:01:00.002+07:002023-11-09T14:01:46.566+07:00 PENYAKIT FUTUR<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">PENYAKIT FUTUR</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUWCHGrLEy2GFDrSZAahZfByvs9pRlbsY0305mV1F67JgAWyo6YA5wh8wrHkkM2aN3DAct5B9k51xGT_RDvZqTHOdunqT2pFC7zaZP4HGaeMqDFgKmHtusDnUGc_ESgJosdDQvymcsjlfO6Nv5VETNEuUwjNCK8ZbJLUGQmdjlnubfyLv7ImCZwYjxV7gt/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="136" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUWCHGrLEy2GFDrSZAahZfByvs9pRlbsY0305mV1F67JgAWyo6YA5wh8wrHkkM2aN3DAct5B9k51xGT_RDvZqTHOdunqT2pFC7zaZP4HGaeMqDFgKmHtusDnUGc_ESgJosdDQvymcsjlfO6Nv5VETNEuUwjNCK8ZbJLUGQmdjlnubfyLv7ImCZwYjxV7gt/w101-h136/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="101" /></a></div><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad
Zuhdi Dh, M.Fil I</span></p></span><p></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Permasalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Saya pernah mendengar seorang
Ustadz menerangkan tentang futur. Katanya, futur itu adalah kondisi yang
menimpa seseorang menjadi jenuh dan malas melakukan kebaikan, termasuk
beribadah dan menuntut ilmu. Melalui majalah MATAN ini saya mohon kepada Pengasuh
Konsultasi Agama berkenan membahasnya tentang apa itu futur, apa penyebabnya,
apa gejalanya, dan bagaimana cara pemulihannya?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Demikian, atas perkenannya saya
sampaikan terima kasih dengan iringan doa jazakumullah khairal jaza’ (Yusrin,
Surabaya).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pembahasan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Futur berasal dari Bahasa Arab <i>fatara-yafturu-futur
</i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">فتر يفتر فتور</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), yang
berarti tenang, reda, lemas, lesu. Menurut istilah, futur adalah:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">فَهُوَ دَاءٌ يُمْكِنُ أَنْ يُصِيْبَ بَعْضَ الْعَامِلِيْنَ
بَلْ قَدْ يُصِيْبُهُمْ باِلْفِعْلِ. أَدْنَاهُ: الْكَسَلُ أَوِ التَّرَاخِي أَوِ
التَّبَاطُؤِ. وَأَعْلاَهُ: الْاِنْقِطَاعُ أَوِ السُّكُوْنُ بَعْدَ النَّشَاطِ
الدَّائِبِ وَالْحَرَكَةِ الْمُسْتَمِرَّةِ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">(Futur)
adalah penyakit (hati) yang bisa menimpa pada sebagian pegiat, aktivis atau
pejuang, bahkan benar-benar menimpa mereka. Seringan-ringannya menjadi malas,
lamban, dan lesu. Separah-parahnya menjadi putus, berhenti, tidak giat lagi,
tidak beramal lagi yang sebelumnya rajin, giat, dan tekun beramal </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">(al-Sayid Muhammad Nuh, <i>Afat Ala al-Thariq</i>, I/1). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Intinya, futur adalah kondisi malas atau mengendurnya semangat untuk
beribadah atau menjalankan ajaran agama. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Setiap orang terkadang mengalami pasang surut
dalam mengamalkan ajaran agama. Adakalanya rajin dan giat sekali, namun suatu
saat terkadang timbul rasa malas, jenuh, dan tak bersemangat. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 11.5pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Ulama salaf mengatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;">وَأَنَّ الإِيمَانَ يَزِيدُ وَيَنْقُصُ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Segoe UI",sans-serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Bahwasanya iman itu bisa bertambah dan bisa
berkurang, bisa naik bisa turun. </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 11.5pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Iman
bisa bertambah atau naik dengan ketaatannya yang semakin meningkat, dan imannya
bisa turun dengan banyaknya kemaksiatan yang dilakukan</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 11.5pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> (Ibn Abd al-Barr, <i>al-Tamhid,</i> IX/252).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 11.5pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Penyakit futur bisa menimpa pada siapa saja. Nabi saw telah mengisyaratkan
tentang kemungkinan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">timbulnya penyakit futur
ini.</span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa Abdullah bin ‘Amr telah menikahi
wanita dari Quraisy, namun ia tidaklah mendatanginya (menyetubuhinya) karena
sibuk puasa dan salat (malam). Lalu ia menceritakan hal ini kepada Nabi <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">saw., </span>kemudian beliau bersabda: “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Berpuasalah setiap bulannya
selama tiga hari</span>.” “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Aku mampu lebih daripada itu</span>”,
jawabnya. Lalu ia terus menjawab yang sama sampai Nabi <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">saw. </span>katakan padanya: “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Puasalah sehari dan tidak
berpuasa sehari”. </span>Lalu Nabi <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">saw. </span>juga berkata
padanya: “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Khatamkanlah Al-Qur’an dalam sebulan sekali</span>”. “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Aku mampu lebih daripada itu</span>”, jawabnya. Kalau begitu kata
Nabi <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">saw.:</span> “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Khatamkanlah Al-Qur’an setiap
15 hari”. </span>“<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Aku mampu lebih daripada itu</span>”,
jawabnya. Kalau begitu kata Nabi <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">saw.:</span> “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Khatamkanlah Al-Qur’an setiap 7 hari”. </span>Lalu ia terus
menjawab yang sama sampai Nabi <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">saw. </span>bersabda: “<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Khatamkanlah setiap 3 hari”. </span>Nabi <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">saw. </span>pun bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt; padding: 0in;">إِنَّ
لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَةً وَلِكُلِّ شِرَةٍ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ شِرَتُهُ إِلَى
سُنَّتِى فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ
هَلَكَ</span><span dir="LTR" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">“<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Sesungguhnya setiap amalan itu
ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat itu ada masa malasnya (futur).
Siapa yang masa semangatnya masih dalam koridor ajaranku, maka ia sungguh
beruntung. Namun siapa yang masa malasnya hingga keluar dari ajaranku, maka ia
akan binasa</span>”</span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (HR. Ahmad </span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">No. 6764). </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Sanad hadis ini
shahih sesuai syarat al-Bukhari-Muslim (al-Albani, <i>Shifat Shalat al-Nabi,</i>
II/517).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Segoe UI", sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Hadis tersebut menegaskan bahwasanya setiap manusia ada
masa semangat untuk beramal ibadah, dan pada kesempatan lain ada masa malasnya.
Selama masih dalam koredor sunnah (ajaran) Nabi, maka saat masa semangatnya ia
masih selamat. Namun, bila saat masa malasnya (futurnya) menyebabkan ia melenceng
dari sunnahnya, maka ia akan binasa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="color: #444444; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Futur adalah
suatu penyakit (hati) yang bisa datang dan menyerang siapa saja termasuk para
ahli ibadah, para da’i, para mujahid, dan para penuntut ilmu. Ada tiga kondisi
orang yang mengalami penyakit futur ini. Pertama, golongan yang sudah berhenti
sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini banyak. Kedua, golongan
yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai
berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak
lagi. Ketiga, golongan yang pulih kembali pada keadaan semula, dan
golongan ini tidak banyak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="color: #444444; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Gejala Futur<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Gejala
futur tampak pada seseorang dalam beberapa kondisi, di antaranya: 1. Bermalas-malasan
dalam melaksanakan ibadah dan ketaatan, namun tidak sampai meninggalkan
ibadah-ibadah fardu; 2. Merasakan kekerasan dan kekasaran hati; 3. Merasa tidak
bertanggung jawab terhadap beban yang ada di pundaknya. Ia tidak mau memikul
beban dakwah, cuek dengan kondisi umat yang tengah tercabik-cabik, kehilangan
jati diri, dan jauh dari Allah swt.; 4. Perhatian yang besar terhadap
dunia, sibuk dengan urusan-urusan duniawi dengan jalan merusak kehidupan
akhiratnya. 5. Banyak membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat dan
menyia-nyiakan waktu tanpa faedah. Majlis orang-orang futur diketahui dengan
banyaknya pembincangan tak berguna di dalamnya; 6. Meremehkan dosa-dosa kecil,
padahal tidak ada dosa yang kecil jika dilakukan berkali-kali atau
terus-terusan; 7. Gemar menunda-nunda pekerjaan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="color: #393939; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Penyebab Futur<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .25in;"><span style="color: #444444; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Di antara
hal-hal yang menyebabkan munculnya penyakit futur yaitu: 1. Hilangnya
keikhlasan; 2. Berlebih-lebihan dalam beramal; 3. Lemahnya ilmu agama; 4. Memisahkan
diri dari jamaah; 5. Ketergantungan hati kepada dunia dan melupakan akhirat; 6.
Masuknya barang haram ke dalam perut; 7. Hidup di tengah masyarakat yang rusak;
8. Melakukan maksiat dan dosa; 9. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Tidak memiliki orientasi
akhirat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: .25in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; vertical-align: baseline;"><b><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt; padding: 0in;">Kiat Mengobati
Penyakit Futur</span></b><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt; padding: 0in;">Secara
batin dapat dilakukan dengan:</span><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Pertama,</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> meluruskan niat ikhlas setiap beramal. Ikhlas yang dimaksudkan di sini
adalah mengkondisikan hati saat beramal hanya berharap agar Allah meridhai amal
yang dilakukan. Tidak peduli apakah dengan amalnya itu orang lain akan
memujinya atau mencacinya. Yang diinginkan hanya Allah yang memperhatikannya kemudian
meridhainya.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Kedua,</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> husnudzdzan kepada Allah. Berprasangka baik kepada Allah bahwa Allah
itu Maha Baik, Maha Penyanyang, dan Maha Adil. Apa pun yang terjadi dan menimpa
kita, baik atau buruk, menyenangkan atau menyakitkan, semuanya sudah dengan
segala pertimbangan dan kebijaksanaan Allah. Allah tidak mungkin berbuat
dzalim. Allah pasti adil dan sudah punya rencana baik untuk kita.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Ketiga,</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> sabar dalam menghadapi musibah. Sebagai kelanjutan husnudzdzan kepada
Allah, maka saat Allah menguji kita suatu musibah semisal sakit, maka setelah
berprasangka baik bahwa Allah pasti punya rencana baik untuk kita, berikutnya
saat menerima musibah yang mungkin menyedihkan dan menyakitkan, maka kita tetap
harus sabar dan tabah, kemudian berharap kepada Allah untuk memberikan kekuatan
iman dan ketabahan dalam menghadapi musibah itu dan selanjutnya mohon kepada
Allah agar kita diberi keringanan dan kebebasan atau lepas dan lulus dari
musibah.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Adapun
secara dhahir, Ibrahim al-Khawwas memberikan rersep untuk mengobati penyakit
hati (termasuk futur) dengan lima cara (al-Qusyairi, <i>al-Risalah
al-Qusyairiyah</i>, I/23):</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Pertama,</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> membaca al-Qur’an disertai maknanya. Prof. Hamka saat lima hari pertama
dijebloskan dalam penjara, tanpa diketahui penyebabnya, beliau stress berat.
Untuk menghilangkan stressnya itu beliau kemudian membaca al-Qur’an. Pagi,
siang, sore, dan malam, sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca al-Qur’an.
Akhirnya Allah menenteramkan hatinya. Selanjutnya hari-hari di penjara beliau
mendapatkan kemudahan melakukan berbagai hal di antaranya menulis Tafsir al-Qur’an.
Dalam waktu 2 tahun 4 bulan se masa di penjara Hamka berhasil menyelesaikan Tafsir
al-Qur’an yang diberi nama Tafsir Al Azhar sebanyak 30 juz dan khatam al-Qur’an
lebih dari 150 kali.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Kedua,</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> melaksanakan puasa. Berpuasa berarti belajar sabar, belajar menahan
diri, dan belajar mengendalikan diri. Bila orang terbiasa puasa maka ia akan
terlatih menjadi orang yang kuat mental, tahan sakit, dan bisa mengendalikan
diri. Dengan demikian, ia akan menjadi orang yang sanggup mengendalikan diri
dan mengontrol dirinya sendiri.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Ketiga,</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> bangun malam salat tahajjud. Salat malam atau salat tahajjud adalah
salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah. Bila seseorang sudah bisa salat
tahajjud, apalagi membiasakan salat tahajjud setiap malamnya, maka ia akan
menjadi semakin dekat dengan Allah, akhirnya ia mendapatkan ketenangan hati.
Saat itu, ia akan menjadi kebal dari penyakit, dan bisa mengusir penyakit dari
dalam tubuh (HR. al-Tirmidzi No.3472). </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Keempat</span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">, dzikir malam terutama istighfar. Berdzikir kepada Allah terutama saat malam
hari adalah saat yang paling mudah untuk mendapatkan respons dari Allah. Allah
menjamin, dengan banyak dzikir maka hati akan menjadi tenteram (QS. Al-Ra’d,
28). Di antara dzikir terpenting di malam hari adalah istighfar, minta ampun
kepada Allah. Nabi saw. menjanjikan, barangsiapa suka beristighfar maka Allah
akan memberikan solusi dari problem yang dihadapi, kemudian memberikan kelonggaran
di tengah kesempitan, dan kucuran rizki yang tak disangka-sangka datangnya (HR.
Abu Dawud No. 1518 dan Ibn Majah No. 3819).</span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Sebagian ulama menilai hadis ini dha’if
tetapi maknanya sahih, selaras dengan al-Qur’an surat Hud ayat 3 (al-Utsaimin, <i>Fatawa
Nur ‘Ala al-Darb,</i> II/2</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>4</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>5).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 4; text-align: justify; text-indent: .25in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Kelima, </span></b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">bergaul dengan orang-orang shalih. Bila kita gemar duduk-duduk atau
berkumpul dengan orang shalih, maka yang kita dengar adalah ucapan atau
tausiyahnya yang meneteramkan hati. Gerak-gerik yang kita lihat dari beliau
adalah perilaku yang santun dan menyejukkan dipandang mata. Yang lebih penting
adalah doa-doanya untuk kebaikan dan kebahagiaan kita. Nabi bersabda bahwa
gambaran orang duduk dengan orang shalih itu seperti dekat dengan penjual
minyak wangi yang serba menguntungkan. Dalam hal ini engkau bisa membeli minyak
wanginya atau jika tidak engkau pun dapat bau harumnya (HR. al-Bukhari No.
2101). <br />(Artikel ini pernah dimuat di Majalah MATAN edisi Oktober 2023).</span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-11690509292132761122023-09-03T09:44:00.004+07:002023-09-03T09:47:19.939+07:00 HUKUM PAKAI MASKER SAAT IHRAM<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-US;">HUKUM PAKAI MASKER SAAT IHRAM</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHdEMKXgMEdO3P-5Z1U_fvOWL_l-SblWWCGszbDNHkaK3Zi7XEU35RjqMDHrhFIvXsRyJmeRBevK9IWyabMnrCi5jGQREAnKWRWqnTZZygoqYS9XUrfvNr-1WYUBxgJIKwAmP-WQOV4b014oShwTxN-jenZXrRSw_h0bz_ZfBY2sdnQb8Kxpb51btiGN--/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="144" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHdEMKXgMEdO3P-5Z1U_fvOWL_l-SblWWCGszbDNHkaK3Zi7XEU35RjqMDHrhFIvXsRyJmeRBevK9IWyabMnrCi5jGQREAnKWRWqnTZZygoqYS9XUrfvNr-1WYUBxgJIKwAmP-WQOV4b014oShwTxN-jenZXrRSw_h0bz_ZfBY2sdnQb8Kxpb51btiGN--/w107-h144/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="107" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">Dr.H.Achmad
Zuhdi Dh, M.Fil I</span></div></span><p></p>
<p class="MsoNoSpacing"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Permasalahan:</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Saat kami menunaikan ibadah haji
dan umrah, salah seorang petugas haji menjelaskan bahwa pada saat sedang ihram
haji atau umrah tidak diperbolehkan memakai masker. Sementara di lapangan
banyak orang yang saat berihram haji atau umrah masih memakai masker, baik dari
kaum laki-laki maupun perempuan. Melalui rubrik konsultasi agama ini, kami
memohon Ustadz berkenan memberikan penjelasan mengenai hukum pakai masker saat
ihram lengkap dengan dalil-dalinya. Atas perkenannnya, kami sampaikan banyak
terima kasih dengan iringan doa jazakumullah khairan katsiran! (Yuni, Sukodono
Sidoarjo).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pembahasan:</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span> </span><span> </span><span> </span>Ihram (<a title="Bahasa Arab">Arab</a>: </span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">إحرام</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Ihrām</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">) adalah keadaan seseorang
yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah <a>haji</a> atau <a title="Umrah">umrah</a>. Orang yang sedang melakukan <i>ihram</i> disebut
dengan istilah <i>"muhrim"</i>. Pada saat seseorang sudah dalam
suasana ihram, maka berlaku aturan mengenai larangan-larangan yang harus dijaga
atau dihindari selama dalam keadaan ihram. Ihram merupakan rukun haji dan umrah
yang pertama. Setiap calon jamaah haji atau umrah harus melaksanakan ihram saat
memasuki miqat (tempat memulainya untuk ihram haji atau umrah).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"> Di
antara larangan-larangan yang harus dihindari saat ihram haji atau umrah bagi
kaum laki-laki adalah t</span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">idak boleh memakai
baju, imamah (penutup kepala), celana, burnus (baju yang ada penutup kepala), dan
sepatu. Kecuali orang yang tidak memiliki sandal, dia boleh memakai sepatu, dan
hendaknya dia potong hingga di bawah mata kaki (terbuka mata kakinya). Dan
tidak boleh memakai kain yang diberi minyak wangi atau pewarna (wantek). Dalam beberapa
hadis disebutkan sbb:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dari Ibnu Umar ra. bahwa ada seseorang bertanya
kepada Nabi saw.: ‘Ya Rasulullah, pakaian apa yang harus dikenakan
orang yang ihram?’ jawab Nabi saw.:<i> </i><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">لاَ يَلْبَسُ
الْقُمُصَ وَلاَ الْعَمَائِمَ وَلاَ السَّرَاوِيلاَتِ وَلاَ الْبَرَانِسَ وَلاَ
الْخِفَافَ، إِلاَّ أَحَدٌ لاَ يَجِدُ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ،
وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ، وَلاَ تَلْبَسُوا مِنَ الثِّيَابِ
شَيْئًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ أَوْ وَرْسٌ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Tidak boleh memakai baju, atau imamah (penutup kepala), atau celana,
atau burnus (baju yang ada penutup kepala), atau sepatu. Kecuali orang yang
tidak memiliki sandal, dia boleh memakai sepatu, dan hendaknya dia potong
hingga di bawah mata kaki (terbuka mata kakinya). Dan tidak boleh memakai kain
yang diberi minyak wangi atau pewarna (wantex) </span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">(HR. al-Bukhari 1468 dan Muslim 2848).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Riwayat lain dalam Shahih al-Bukhari dari Ibn
Umar, ada tambahan bagi kaum wanita:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">وَلاَ تَنْتَقِبِ
الْمَرْأَةُ الْمُحْرِمَةُ وَلاَ تَلْبَسِ الْقُفَّازَيْنِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Wanita ihram tidak boleh memakai cadar dan tidak boleh memakai kaos
tangan </span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">(HR. al-Bukhari
1838, al-Nasai 2693 dan yang lainnya).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Kemudian,
hadis dari Ibnu Abbas ra.<i> </i>bahwa ada seorang yang terjatuh dari untanya
hingga meninggal ketika ihram. Kemudian Nabi saw.<i> </i>berpesan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوهُ فِى ثَوْبَيْهِ وَلاَ تُخَمِّرُوا
رَأْسَهُ وَلاَ وَجْهَهُ فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Mandikan dengan
air dan daun bidara, kafani dengan dua kainnya (kain ihram), jangan kalian
tutupi kepalanya, tidak pula wajahnya. Karena dia akan dibangkitkan pada hari
kiamat sambil bertalbiyah</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> (H</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">R. Muslim 2953).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"> Berdasarkan
beberapa hadis tersebut, ulama berbeda pendapat tentang hukum boleh atau tidaknya
orang ya</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">ng sedang ihram memakai penutup wajah termasuk pakai
masker. Dalam hal ini ada dua pendapat:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></b><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Masker bagi
laki-laki yang sedang ihram</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Pendapat pertama,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">
orang yang ihram tidak boleh menutupi wajah dan kepala. Jika seseorang terpaksa
harus menutupi wajah atau kepala, karena sakit atau gangguan lainnya, maka dia
wajib membayar fidyah berupa puasa, sedekah makanan, atau meyembelih hewan,
sebagaimana yang Allah sebutkan di surat al-Baqarah, 196. Ini merupakan
pendapat Malikiyah dan Hanafiyah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Alasan
pendapat ini adalah hadis Ibnu Umar ra.<i> </i>bahwa Nabi saw. melarang
para wanita memakai cadar ketika ihram (HR. al-Bukhari 1838, al-Nasai 2693 dan yang lainnya). Jika wanita
yang lebih membutuhkan penutup wajah tidak diperbolehkah menutup wajahnya,
tentu laki-laki lebih terlarang untuk menutup wajah. Alasan kedua adalah hadis
Ibnu Abbas, di mana Nabi saw. melarang menutup kepala dan wajah jenazah yang meninggal
saat sedang ihram (H</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">R.
Muslim 2953).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Syaikh al-Dardir (al-Maliki) dalam </span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">al-Syarh
al-Kabir</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">, mengatakan:</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">وَحَرُمَ
عَلَى الرَّجُلِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">سَتْرُ وَجْهٍ كُلًّا، أَوْ
بَعْضًا أَوْ رَأْسٍ كَذَلِكَ بِمَا يُعَدُّ سَاتِرًا كَطِينٍ فَأَوْلَى غَيْرُهُ
كَقَلَنْسُوَةٍ فَالْوَجْهُ وَالرَّأْسُ يُخَالِفَانِ سَائِرَ الْبَدَنِ إذْ
يَحْرُمُ سَتْرُهُمَا بِكُلِّ مَا يُعَدُّ سَاتِرًا مُطْلَقًا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Haram bagi
lelaki (yang ihram) untuk menutup wajahnya semuanya atau sebagian, demikian
pula kepalanya, dengan sesuatu yang dianggap penutup, terlebih yang lainnya,
seperti peci. Wajah dan kepala berbeda dengan anggota badan yang lain, di mana
dua bagian ini haram untuk ditutupi dengan semua benda yang bisa dianggap penutup
</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">(al-Dardir, <i>al-Syarh al-Kabir</i>, II/55).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Kemudian
Burhanuddin (al-Hanafi) dalam kitab <i>al-Hidayah Syarh al-Bidayah</i>, menerangkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">وَلَا
يُغَطِّي وَجْهَهُ وَلَا رَأْسَهُ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> لِقَوْلِهِ
عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">وَلاَ تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ وَلاَ
وَجْهَهُ فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">قَالَهُ فِي مُحْرِمٍ تُوُفِّيَ ،
وَلِأَنَّ الْمَرْأَةَ لَا تُغَطِّي وَجْهَهَا مَعَ أَنَّ فِي الْكَشْفِ فِتْنَةٌ
فَالرَّجُلُ بِالطَّرِيقِ الْأَوْلَى.</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Tidak boleh
menutupi wajah dan kepalanya, berdasarkan sabda Nabi saw.: “Jangan menutupi
wajahnya dan kepalanya, karena dia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan
bertalbiyah”. Beliau sabdakan ini terkait orang yang meninggal saat sedang ihram.
Alasan lainnya, karena wanita tidak boleh menutupi wajahnya, padahal membuka
wajah wanita bisa menjadi sumber fitnah. Sehingga laki-laki, lebih layak untuk
dilarang</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Burhanuddin,
</span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">al-Hidayah Syarh al-Bidayah,</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> I/138-139).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Mengingat
penutup wajah termasuk larangan ihram, maka orang yang mengenakan menutup wajah
karena kebutuhan mendesak, dia berkewajiban membayar fidyah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Pendapat kedua,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> lelaki
yang ihram boleh menutup wajah dan tidak ada kewajiban membayar fidyah. Ini
merupakan pendapat mayoritas ulama, di antaranya ulama madzhab Syafii dan madzhab
Hambali. Alasan pendapat ini adalah hadis Ibnu Umar ra. di atas, di mana Nabi saw.
menyebut dengan rinci pakaian yang dilarang dalam ihram. Namun dalam daftar larangan
yang beliau sebutkan, <b>tidak ada penutup wajah</b>. Sementara tradisi menutup
wajah biasa dilakukan masyarakat kawasan padang pasir.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Sementara
larangan menutup wajah bagi jenazah yang ihram, itu karena menutup wajah
jenazah, mengharuskannya menutup kepalanya. Selain itu terdapat bebebrapa
riwayat dari sahabat bahwa mereka memakai tutup muka ketika ihram.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Imam
Al-Nawawi </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">(al-Syafii) </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">mengatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">مَذْهَبُنَا اَنَّهُ يَجُوْزُ لِلرَّجُلِ الْمُحْرِمِ
سَتْرَ وَجْهَهُ وَلاَ فِدْيَةَ عَلَيْهِ وَبِهِ قَالَ جُمْهُوْرُ الْعُلَمَاءِ
… وَاحْتَجَّ أَصْحَابُنَا بِرِوَايَةِ الشَّافِعِي عَنْ سُفْيَان بْنِ
عُيَيْنَة عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ اَبِيْهِ (أَنَّ عُثْمَانَ
بْنَ عَفَّان وَزَيْدَ ابْنَ ثَابِت وَمَرْوَان بْنَ الْحَكَم كَانُوْا يُخْمِرُوْنَ
وُجُوْهَهُمْ وَهُمْ حُرُمٌ) وهذا اسناد صحيح</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Madzhab kami
(syafiiyah), bahwasanya dibolehkan bagi laki-laki ihram menutup wajahnya dan
tidak ada kewajiban fidyah. Ini pend</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">a</span></i><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">pat mayoritas ulama…
ulama madzhab kami berdalil dengan riwayat dari Sufyan bin Uyainah dari
Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya, bahwa Usman bin Affan, Zaid bin Sabit, dan
Marwan bin Hakam, mereka menutup wajahnya ketika mereka sedang ihram. Riwayat
ini sanadnya shahih </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">(al-Nawawi, <i>al-Majmu’,</i> VII/268).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Al-Buhuti
(al-Hambali) mengatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">لَوْ غَطَّى الْمُحْرِمُ الذَّكَرُ وَجْهَهُ
فَيَجُوزُ رُوِيَ عَنْ عُثْمَانَ وَزَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ
الزُّبَيْرِ وَغَيْرِهِمْ؛ وَلِأَنَّهُ لَمْ تَتَعَلَّقْ بِهِ سُنَّةُ التَّقْصِيرِ
مِنْ الرَّجُلِ فَلَمْ تَتَعَلَّقْ بِهِ حُرْمَةُ التَّخْمِيرِ كَبَاقِي بَدَنِهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> .<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Apabila
laki-laki yang sedang ihram menutup wajahnya, hukumnya boleh. Hal ini telah diriwayatkan
dari Usman, Zaid bi Sabit, Ibnu Abbas, dan Ibnu Zubair, serta ulama lainnya.
Karena wajah tidak ada kaitannya dengan sunah memangkas rambut pada lelaki,
sehingga tidak ada kaitannya dengan larangan untuk ditutupi, sebagaimana
umumnya anggota badan</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> (al-Buhuti, <i>Kassyaf al-Qana’,</i> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">II</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">/425).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Abdullah al-Faqih, dalam <i>al-Fatawa
al-Syabakah al-Islamiyah</i>, menjelaskan hadis riwayat al-Bukhari dari </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Ibnu
Umar di atas sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">ظَاهِرُ قَوْلِهِ وَلاَ تَنْتَقِبِ الْمَرْأَةُ اِخْتِصَاصُهَا
بِذَلِكَ وَأَنَّ الرَّجُلَ لَيْسَ كَذَلِكَ، وَهُوَ مُقْتَضَي مَا ذَكَرَهُ أَوَّلُ
الْحَدِيْثِ فِيْ مَا يَتْرَكُهُ الْمُحْرِمُ فَإِنَّهُ لَمْ يُذْكَرْ مِنْهُ سَاتِرَ
الْوَجْهِ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Makna teks dari
sabda beliau ‘<b>Janganlah wanita memakai cadar</b>’ itu khusus bagi wanita,
sementara laki-laki tidak seperti itu. Dan ini sesuai degan makna bagian awal
hadis tentang hal-hal yang harus ditinggalkan oleh orang yang ihram. Di sana
Nabi saw. <b>tidak menyebutkan penutup wajah</b></span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">
(</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Abdullah al-Faqih, <i>al-Fatawa
al-Syabakah al-Islamiyah</i></span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">,</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> V/7283).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"> Dari
dua pendapat tersebut di atas, pendapat kedua</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">
</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">dipandang lebih kuat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">,
yakni </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">bagi laki-laki yang sedang ihram tidak ada larangan
menutup wajah dan tidak masalah memakai masker. Pendapat ini juga </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">dianut oleh mayoritas ulama. Hal ini lebih sesuai
dengan prinsip untuk kemudahan dan kemaslahatan (<i>li al-taysir wa al-maslahah</i>).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Masker Bagi </span></b><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Wanita Ihram</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Keterangan
di atas menjelaskan bahwa jumhur atau mayoritas ulama berpendapat bagi
laki-laki yang sedang ihram tidak ada larangan menutup wajah dan tidak masalah memakai
masker. Adapun bagi wanita yang sedang ihram, ulama sepakat melarang menutup
wajahnya berdasarkan hadis riwayat
al-Bukhari dari Ibn Umar, Nabi saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">وَلاَ تَنْتَقِبِ
الْمَرْأَةُ الْمُحْرِمَةُ وَلاَ تَلْبَسِ الْقُفَّازَيْنِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Wanita ihram tidak boleh memakai cadar dan tidak boleh memakai kaos
tangan </span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (HR. al-Bukhari
1838, al-Nasai 2693 dan yang lainnya).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Ibnu Qudamah mengatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">وَإِنَّمَا مُنِعَتِ
الْمَرْأَةُ مِنَ الْبُرْقُعِ وَالنِّقَابِ وَنَحْوِهِمَا، مِمَّا يُعَدَّ
لِسَتْرِ الْوَجْهِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Bahwasanya wanita dilarang memakai cadar, burkah atau semacamnya, karena
hal itu dianggap penutup wajah</span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (Ibn Qudamah, <i>al-Mughni,</i> III/311).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Bagaimana dengan <b>masker,</b>
apakah ia termasuk penutup wajah? Di sinilah ulama berbeda pendapat. Bagi ulama
yang menganggap masker sama dengan penutup wajah, maka masker termasuk yang
dilarang. Dalam hal ini MUI termasuk yang melarang wanita ihram memakai masker
karena dianggap termasuk penutup wajah, kecuali dalam keadaan darurat seperti
dalam usaha menghindari penularan wabah, maka hukumnya boleh dan tidak terkena
fidyah (Fatwa MUI: </span><span face="Arial, sans-serif" style="background: white;">003/MUNAS X/ MUI/XI/2020).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="background: white;"> </span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Adapun ulama yang menganggap bahwa masker itu
bukan penutup wajah, maka memakai masker bagi wanita ihram tidak dilarang. Dalam
hal ini Lembaga Fatwa Mesir menyatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> “Tidak dipandang
melanggar syariat wanita memakai masker kesehatan untuk menghindari wabah saat
sedang ihram umrah atau haji, dan tidak perlu membayar fidyah. Lebih lanjut
disebutkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">لِاَنَّ الْكَمَامَةَ
الطِّبِّيَّةَ لَيْسَتْ مِنَ النِّقَابِ أَوْ غِطاَءِ الْوَجْهِ الْمَنْهَى عَنْهُمَا
فِى الْاِحْرَامِ اِذْ اَنَّهَا لَمْ تُعَدَّ فِى الْاَصْلِ لِسَتْرِ الْوَجْهِ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Karena sesungguhnya masker kesehatan itu tidak termasuk niqab (cadar)
atau penutup wajah yang dilarang saat sedang ihram. Karena itu masker pada
dasarnya tidak dianggap sebagai penutup wajah</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (<i>Dar al-Ifta
al-Mishriyah</i>, 15 Pebruari 2023). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dengan
demikian, wanita yang sedang ihram dibolehkan memakai masker, apalagi demi
menghindari wabah atau gangguan debu-debu yang berterbangan. <i>Wallahu A’lam!<o:p></o:p></i></span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><i><span style="color: #2b00fe;">Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN PWM Jawa Timur Edisi September 2023</span></i></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 18.75pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="background: rgb(234, 242, 245); font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 18.75pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-66830671745825782802023-08-15T17:14:00.018+07:002023-08-18T07:10:38.902+07:00<p style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"> DOA MEMPERINGATI HUT KEMERDEKAAN RI </span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b>oleh</b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtLkSj95eW0wbBef1QjrL07mgoSv5LCiZO3Dsrd3rlvflZsetziuuEXppjQiwtWc0K1_IqCi_5KVrnsThJEqNiC5TJvnrDFRzQowhIuICSDhKnkSimmqBHMdkom4DG2N4TQu0CHTkI-or9gSUCyCYCYeLkm1YpaywPNiz9dI7qi33RbVJN3GTHN7uNB5LV/s1055/Foto%20Aba,%20hijau.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1055" data-original-width="960" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtLkSj95eW0wbBef1QjrL07mgoSv5LCiZO3Dsrd3rlvflZsetziuuEXppjQiwtWc0K1_IqCi_5KVrnsThJEqNiC5TJvnrDFRzQowhIuICSDhKnkSimmqBHMdkom4DG2N4TQu0CHTkI-or9gSUCyCYCYeLkm1YpaywPNiz9dI7qi33RbVJN3GTHN7uNB5LV/w182-h200/Foto%20Aba,%20hijau.jpeg" width="182" /></a></div><p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b>Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">بسم الله الرحمن الرحيم </span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">الحمد لله رب العالمين اللهم صل وسلم وبارك علي نبينا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">اللهم انا نسألك بانا نشهد انك انت الله لااله الا انت الاحد الصمد الذى لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا احد </span></p><p><span style="font-size: medium;">Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.</span></p><p><span style="font-size: medium;">Dengan penuh kerendahan hati, kami bangsa Indonesia mempersembahkan puji syukur kehadirat-Mu. Syukur yang amat dalam. Karena berkat rahmat dan kasih sayangMu negeri ini telah meraih kemerdekaannya.</span></p><p><span style="font-size: medium;">Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana</span></p><p><span style="font-size: medium;">Jadikanlah peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ini sebagai momentum untuk merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Jauhkanlah bangsa kami dari segala fitnah, buruk sangka, percekcokan, dan perpecahan.</span></p><p><span style="font-size: medium;">Ya Allah, Tuhan Yang Maha Adil lagi Maha Sempurna</span></p><p><span style="font-size: medium;">Berikan kami kekuatan untuk dapat membangun bangsa kami, mencerdaskan bangsa kami, menyejahterakan bangsa kami, dan mempersatukan bangsa kami hingga kelak menjadi bangsa yang maju, bangsa yang sejahtera, makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.</span></p><p><span style="font-size: medium;">Ya Allah Allah Tuhan Yang Maha Mengetahui</span></p><p><span style="font-size: medium;">Kami sadar benar bahwa cita cita para Pejuang kemerdekaan negeri ini masih belum sepenuhnya tercapai. Masih banyak di sana sini kepincangan, ketidak seimbangan, dan ketidak harmonisan terjadi. Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin masih begitu tampak. Harapan pemerataan dan keadilan sosial masih jauh panggang dari api. </span></p><p><span style="font-size: medium;">Karena itu ya Allah, mantapkanlah tekad kami untuk mengisi kemerdekaan ini dengan sepenuh hati, dengan segala keahlian yang kami miliki agar dapat membangun bangsa dan negara ini menjadi bangsa yang maju, beriman dan bertaqwa sehingga kelak dapat mencapat negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Baldatun thayyibatun warabbun ghafur.</span></p><p><span style="font-size: medium;">Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagu Maha Pengampun</span></p><p><span style="font-size: medium;">Ampunilah dosa-dosa kami, dosa ibu bapak kami, dosa para pemimpin dan para pejuang kami. Terimalah amal dan perjuangan mereka, karena hanya Engkaulah Ya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"> ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم وتب علينا انك انت التواب الرحيم. وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين والحمد لله </span><span style="font-size: medium;">رب </span><span style="font-size: large;">العالمين</span></p><p style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/ottjISA8IN8" width="320" youtube-src-id="ottjISA8IN8"></iframe></div><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><p></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-87161795054884354092023-08-15T17:09:00.000+07:002023-08-15T17:09:03.082+07:00 PERINTAH HEMAT AIR<p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif;">PERINTAH HEMAT AIR</span></b></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif;"><span style="font-size: medium;">Oleh</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmFN-6qUGxoZ9i6DXGhcQVUyl_5DEFg1uHuXsMvrEyswXG1NSOspnVQCW6Goy42wQ4qA-Y7bVWXTm4vPmJSrVZSLBGnlhb3ZZINbA0__WYRq_RA03HbJtiOgqiCe1oK9RtpL54PXWhIhkvQhwBfPJWG8xIoahgL3rpUGfWKfabdfp0vVQ6Q8w8QCFBTiXR/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmFN-6qUGxoZ9i6DXGhcQVUyl_5DEFg1uHuXsMvrEyswXG1NSOspnVQCW6Goy42wQ4qA-Y7bVWXTm4vPmJSrVZSLBGnlhb3ZZINbA0__WYRq_RA03HbJtiOgqiCe1oK9RtpL54PXWhIhkvQhwBfPJWG8xIoahgL3rpUGfWKfabdfp0vVQ6Q8w8QCFBTiXR/w148-h200/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="148" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: Cambria, serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b></span></span><p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Permasalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Islam diyakini sebagai agama yang mencakup segala hal minimal dalam
sekala global. Bagaimana dengan masalah konsumsi air sehari-hari. Apakah Islam
juga mengaturnya? Adakah perintah dalam menghemat air, dan adakah larangan
pemborosan dalam mengonsumsi air? Bila ada larangan, apakah juga berlaku dalam
penggunaan air untuk bersuci saat hendak beribadah, misalnya saat berwudu
maupun mandi besar? Demikian permasalahan
yang kami sampaikan. Mohon pengasuh Konsultasi Agama berkenan memberikan
ulasan-ulasannya dengan menyertakan dalil-dalil dari al-Qur’an maupun al-Hadis.
Jazakumullah khairan katsiran (Antin, Sidokare Sidoarjo).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pembahasan</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Islam sebagai agama
yang sempurna di sisi Allah, kaya dengan nilai-nilai dasar (<i>al-qiyam
al-asasiyah</i>) yang bisa dijadikan pedoman dan tuntunan dalam berbagai hal, termasuk
dalam mengonsumsi air. Sebagai negara yang memiliki potensi air yang sangat
besar, sudah sepantasnya warga negara Indonesia yang mayoritas muslim ini
memberikan perhatian lebih terhadap anugerah air yang ada di negeri ini sebagai
rasa syukur kepada Allah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Di antara tanda syukurnya adalah dengan menggunakan air sebaik mungkin,
dan mengelolanya untuk kepentingan kemanusiaan dan lingkungannya dengan
seadil-adilnya. Allah swt. mengingatkan agar pendistribuan asset milik publik,
di antaranya seperti air, harus disebarkan secara merata dan berkeadilan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">مَآ اَفَاۤءَ
اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِه مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى
الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ
دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Apa saja
(harta yang diperoleh tanpa peperangan) yang dianugerahkan Allah kepada
Rasul-Nya dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat
(Rasul), anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. (Demikian)
agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu…”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> (QS. Al-Hasyr, 7).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Untuk kepentingan
pemerataan, maka diperlukan adanya kepedulian kepada orang lain. Air sebagai
kebutuhan manusia yang pokok, harus disadari bahwa bukan hanya dirinya yang
memerlukan air, tetapi banyak orang lain yang juga memerlukannya. Kesadaran ini
sangat penting untuk menumbuhkan kepedulian kepada orang lain. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: right; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;">عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
يُمْنَعُ فَضْلُ الْمَاءِ لِيُمْنَعَ بِهِ الْكَلَأُ (رواه البخارى ومسلم)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Dari Abu Hurairah </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">ra. b</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">ahwa</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">sanya</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Rasulullah saw bersab</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">d</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">a:</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> “</span></i><i><span style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Tidak boleh menahan kelebihan air untuk
menghalangi tumbuhnya rumput" </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">(HR</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Al-Bukhari No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>2353</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, Muslim No.4089).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Hadis
ini menjelaskan tentang peringatan </span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Rasulullah saw</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">kepada</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> umatnya agar dalam pengairan
sawah atau kebun supaya tidak melebihi batas penampungan air ladangnya atau
sengaja di tampung dengan ditahan rerumputan agar tidak mengalir ke ladang atau
sawah saudaranya</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">. Hal i</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">ni sangat
dilarang oleh Rasulullah saw, kar</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">e</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">na merugikan orang lain yang juga membutuhkan.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> Dalam
hadis lain disebutkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;">وَقَالَ عُثْمَانُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ
يَشْتَرِي بِئْرَ رُومَةَ فَيَكُونُ دَلْوُهُ فِيهَا كَدِلَاءِ الْمُسْلِمِينَ
فَاشْتَرَاهَا عُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Ustman
berkata</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">: </span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">“Nabi Saw bersabda</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">: “S</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">iapa</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">kah yang mau</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> membeli sumur Ruma lalu
menjadikan timbanya (bagiannya) pada sumur itu sama seperti timba (bagian) kaum
muslimin</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> (mewakafkannya?). Kemudian </span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Usman bin Affan </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">ra. </span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">membelinya</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">(HR. al-Bukhari
No.2350).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Hadis tersebut disampaikan
pada peristiwa setelah hijrah Nabi saw. dari Makkah ke Madinah. Saat itu umat
Islam tidak bisa mendapatkan air untuk dikonsumsi karena sumber daya air
(sumur) dikuasai oleh orang-orang Yahudi. Ketika umat Islam mendatangi sumur
bernama Ruma, mereka menutupnya, tidak mengizinkan kaum muslimin menggunakannya
selain orang-orang Yahudi. Ketika para sahabat mengadukan hal tersebut kepada
Nabi saw., maka keluarlah pernyataan Nabi saw tersebut. Dalam redaksi lain
Riwayat al-Bukhari No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>3694</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, Nabi saw. bersabda: “<i>Barangsiapa menggali sumur Ruma, maka
ia akan mendapatkan surga”</i> (Ibn Bathal, <i>Syarh Sahih al-Bukhari,</i>
VI/491-492).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Selain pemerataan, juga perlu efisiensi dalam penggunaan air secara
tepat dan berdaya guna. Dalam hal ini penggunaan air hanya dilakukan sesuai
dengan keperluan dan tidak berlebihan. Islam menekankan agar melakukan sesuatu
atau menggunakan sesuatu yang mendatangkan manfaat dan menghindari hal-hal yang
tidak berguna.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> Nabi saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt; padding: 0in;">عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ
يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" style="border: 1pt none windowtext; font-family: "inherit", serif; font-size: 21pt; padding: 0in;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.</span><span dir="LTR" style="font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 10.5pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Abu
Hurairah <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">ra.</span>berkata, Rasulullah saw. bersabda<span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">:</span> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang adalah dia
meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya”</span></span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (HR. al-Tirmidzi No. 2318. Hadis ini hasan). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Pemanfaatan air secara efisien, sesuai
kebutuhan sangat dianjurkan dalam segala hal, termasuk bersuci dengan air, seperti
mandi besar dan berwudu juga diperintahkan menggunakannya dengan secukupnya.
Al-Nawawi dalam kitabnya (<i>Khulashat al-Ahkam, </i>I/118), mengutip hadis
Nabi saw tentang larangan boros dalam berwudu. Kepada orang yang sedang
berwudu, Nabi saw bersabda: “jangan boros” (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 14pt;">لا تُسْرِفْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Hadis ini lengkapnya diriwayatkan oleh Imam Ahmad sbb:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِسَعْدٍ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ
فَقَالَ مَا هَذَا السَّرَفُ يَا سَعْدُ قَالَ أَفِي الْوُضُوءِ سَرَفٌ قَالَ
نَعَمْ وَإِنْ كُنْتَ عَلَى نَهْرٍ جَارٍ</span><span dir="LTR" style="background: #FAFAFA; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dari Abdullah Ibn ‘Amr bin al-‘Ash, bahwasanya
Nabi saw. melewati Sa'd yang sedang berwudu, lalu beliau bersabda: "Kenapa
berlebih-lebihan?” Sa'd berkata:
"Apakah dalam wudu juga ada berlebih-lebihan?". Beliau menjawab:
"Ya, meskipun engkau berada di sungai yang mengalir"</span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (HR. Ahmad No.7065).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Al-Syanqithi
mengatakan bahwa status hadis ini diperbincangkan ulama. Banyak ulama yang
menilai sanadnya lemah. Namun, maknanya sahih, karena didukung oleh al-Qur’an
yang melarang bersikap boros. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">“….</span><span lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> </span><i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu
adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”</span></i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> (QS. Al-Isra, 26-27). Dengan demikian, hadis
ini dapat dinilai sahih matannya meskipun sanadnya daif. Wallahu A’lam
(al-Syanqithi, <i>Syarh al-Tirmidzi,</i> </span><span lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">XXVI/21).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> </span><span lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Mengenai berapa ukuran
air yang dipakai dalam berwudu dan mandi, disebutkan dalam beberapa hadis
sebagai berikut:</span><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;">كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ أَوْ كَانَ يَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ إِلَى
خَمْسَةِ أَمْدَادٍ وَيَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Nabi saw. </span></i><i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">mandi menggunakan air sebanyak satu sha‘ hingga
lima mud. Sedangkan untuk mengambil air wudu, beliau saw. menghabiskan air
sebanyak satu mud” </span></i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">(HR. al-Bukhari No.201).
</span><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Menurut Naser Faruqi, satu mud setara dengan 2/3
</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">liter air. Sedangkan satu sha’ sampai 5 mud untuk mandi setara dengan
2 liter sampai 2 2/3 liter (Faruqi, <i>Water Management in Islam</i>, 1998)</span><span lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">. Ukuran
ini hampir sama dengan perhitungan Syamsul Anwar yang menyatakan satu mud
setara dengan 4/6 atau 2/3 liter dan satu sha’ setara dengan 2,752 liter
(suaramuhammadiyah.id/2022/06/17).</span><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> Dalam hadis lain disebutkan bahwa
Nabi saw. pernah wudu dengan menggunakan bejana berisi</span><span lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> air </span><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">sekitar 2/3 mud.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;">عَنْ أُمّ
عِمَارَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ فَأُتِىَ بِإِنَاءٍ
فِيهِ مَاءٌ قَدْرُ ثُلُثَىِ الْمُدِّ.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dari Ummi ‘Imarah</span></i><i><span lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">,</span></i><i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> “Nabi saw. berwudu dengan
sebuah wadah berisi air sekitar dua per tiga mud” </span></i><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">(HR. Abu Dawud No. 94). Al-Albani
mensahihkannya. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Sebagian ulama berpendapat
bahwa satu mud atau satu sha’ air bukanlah batas minimal yang diharuskan.
Hadits di atas hanyalah menceritakan kadar air yang telah mencukupi bagi wudhu
Nabi <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">shallallahu ‘alaihi wa sallam, </span></i>bukan batas minimal
yang diharuskan sehingga tidak boleh berwudhu atau mandi kurang dari kadar
tersebut. Tujuannya adalah sebagai peringatan adanya keutamaan untuk bersikap
sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Oleh karena itu, dianjurkan bagi yang
mampu menyempurnakan wudhunya dengan kadar air yang sedikit untuk berhemat
dalam menggunakan air dan tidak melebihi kadar tersebut. Karena sikap boros dan
berlebih-lebihan dilarang dalam syariat</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(Ibn Bathal,<i> Syarh Sahih al-Bukhari</i>, I/303).</span><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Berdasarkan hadis-hadis tersebut dapat diketahui bahwa Rasulullah saw.
sangat hemat air dalam wudu. Karena itu, pemborosan air wudu perlu dihindari
untuk menghindari perilaku mubazir. Di antara cara yang bisa diu</span><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">payakan adalah saat membuka keran agar diatur sekadar
keluar air yang cukup dipakai untuk meratakan anggota yang dibasuh saat wudu.
Jangan sampai membuka keran terlalu lebar karena dapat membuang air dengan sia-sia.
</span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Selanjutnya, hendaknya dipastikan, pada saat meninggalkan
keran sudah dalam keadaan tertutup rapat. Bila keran rusak, agar segera diganti
demi menghindari terbuangnya air secara sia-sia. Kalau perlu, gunakan cerat
demi penghematan air. Kita berdoa semoga Allah SWT melindungi kita dari
pekerjaan setan yang terkutuk, salah satunya boros memakai air. Kita meminta
agar Allah menyelamatkan kita semua dari tindakan yang dibenci-Nya. </span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;"> Selain itu, kalau kita melihat
ajaran Nabi terkait air, bukan hanya melarang berlebihan dalam penggunaannya, tetapi
juga perintah untuk menjaganya dari pencemaran. Berikut ini contoh hadis yang
menjelaskan larangan kencing dalam air yang menggenang, tidak mengalir: </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: inherit; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: inherit;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: right; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;">عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ
الرَّاكِدِ.رواه مسلم</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dari Jabir,
Rasulullah saw. melarang kencing di air yang menggenang, tidak mengalir</span></i><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;">(HR. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;">Muslim
No.681</span><span style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;">).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-US" style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;"> Ulama
sepakat bahwa apabila ada air yang terkena najis kemudian air itu berubah salah
satu dari tiga sifat, yaitu warna, rasa, dan baunya, maka air itu dihukumi
najis. Adapun bila air yang terkena Najis itu tidak berubah sifat-sifatnya,
maka ulama berbeda pendapat.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> Pendapat yang kuat adalah bahwa air tidak
duhukumi najis kecuali air itu berubah, baik karena sedikit atau banyak.
Pendapat ini didukung oleh madzhab Maliki dan dipilih oleh Syekh Ibn Taymiyah,
Ibn al-Qayyim, al-Syaukani, dan Ibn al-‘Utsaimin (Sulaiman bin Muhammad
al-Luhaimid, <i>Iqadz al-Afham Syarh Umdat al-Ahkam,</i> I/10). </span><span lang="EN-US" style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;">Dari
paparan di atas, teranglah bahwa Islam mengajarkan bagaimana menggunakan air
dan mengelolanya. Air harus dikelola dengan baik dan didistribusikan secara merata
dan berkeadilan. Penggunaannya harus efisien, hemat dan sesuai dengan keperluan
saja. Air juga harus dijaga kebersihan dan kesehatannya. Sebaliknya, Islam
melarang adanya pemborosan air dalam penggunaannya termasuk untuk kepentingan
bersuci dalam beribadah.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "inherit", serif; font-size: 12pt;"><i>(Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN PWM Jawa Timur edisi Agusutus 2023)</i></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-73731340590803500812023-07-13T07:04:00.004+07:002023-08-04T09:35:55.389+07:00 BILA IDUL ADHA BEDA DENGAN MEKKAH<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">BILA IDUL ADHA BEDA DENGAN MEKKAH</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPT43umSoKxF3mKGTPLK3o_eMXc76bTjqckeDxRLIGgsYDvlSAM4bGMgj_QPTc3-IRsUZph_DPRs0NYBgg_CmoZYuza-8BdZvE9c5VXfW1QeZwtxjUhN5a7eZLuT9GtxdL_uA0fgejx4NEPMmEOkaax5qdxewa0yEBLDxSFYzDfcf-LuFyzQqC70ZbVSLU/s472/41A072B5-EA06-4D52-BCFE-A1D1B398EFD4.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="472" data-original-width="354" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPT43umSoKxF3mKGTPLK3o_eMXc76bTjqckeDxRLIGgsYDvlSAM4bGMgj_QPTc3-IRsUZph_DPRs0NYBgg_CmoZYuza-8BdZvE9c5VXfW1QeZwtxjUhN5a7eZLuT9GtxdL_uA0fgejx4NEPMmEOkaax5qdxewa0yEBLDxSFYzDfcf-LuFyzQqC70ZbVSLU/w140-h185/41A072B5-EA06-4D52-BCFE-A1D1B398EFD4.JPG" width="140" /></a></div><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">Dr.H.Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</span></div><o:p></o:p></span><p></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span><b style="text-align: left;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Permasalahan:</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> Sudah
berulang kali terjadi perbedaan penentuan hari Idul Adha antara Indonesia
dengan Mekkah (Saudi Arabia). Peristiwa ini juga terjadi di beberapa negara
lain. Akibatnya timbul persoalan, bagaimana dengan umat Islam yang tinggal di
luar Saudi Arabia seperti di Indoensia, apakah harus mengikuti ketetapan yang
berlaku di Mekkah? Bagaimana dengan puasa sunnah Arafah-nya, apakah harus
bertepatan dengan para jamaah haji yang sedang wuquf di Arafah? Atas beberapa
persoalan tersebut mohon pengasuh Konsultasi Agama berkenan membahasnya sejelas-jelasnya.
Terima kasih atas perkenannya dengan iringan doa jazakumullah khairan katsiran
(Totok, Surabaya).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Pembahasan:</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> Ada
dua persoalan yang muncul ketika terjadi perbedaan penentuan hari Idul Adha
antara Saudi Arabia dan Indonesia. Pertama, haruskah Indonesia mengikuti Arab
Saudi dalam berhari raya Idul Adha atau bolehkah berbeda dalam menentukan hari
rayanya? Kedua, saat berpuasa sunnah Arafah, haruskah bertepatan dengan para
jamaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah, atau bolehkah berbeda waktu puasanya,
asal dilaksanakan pada tanggal 9 Dzul Hijjah sesuai kalender yang berlaku di
negeri sendiri?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Persoalan pertama, tentang penentuan hari Idul Adha<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Kemungkinan terjadinya perbedaan
penentuan hari Idul Adha antara Indonesia dan Saudi Arabia tidak perlu
diributkan. Sebaiknya disikapi biasa-biasa saja. </span><span style="color: #212121; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Karena antara
Indonesia dan Arab Saudi (Mekkah) memang berbeda<i> mathla’</i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #212121; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">مَطْلَع</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #212121; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), yakni
berbeda tempat dan waktu terbitnya matahari. Ulama dalam bahasan fikih terutama
dalam masalah <i>shaum</i> (puasa) ada istilah <i>ikhtilaf al-mathali’</i>
(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #212121; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">اِخْتِلاَفُ الْمَطَالِع</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #212121; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), berbeda tempat atau waktu terbit matahari. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Syariat telah menjadikan
tanda-tanda alam, seperti: hilal, bulan, bintang, matahari dan lainnya sebagai
batas waktu penetapan ibadah. Sebagai contoh, misalnya waktu shalat, puasa,
haji, masa iddah dan lainnya. Allah swt. berfirman:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ
قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">“Mereka bertanya kepadamu tentang
bulan sabit (hilal). Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi
manusia dan (bagi ibadah) haji” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">(al Baqarah (2) :189). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir
menyebutkan riwayat dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Allah
telah menjadikan bulan sabit (hilal) sebagai tanda-tanda waktu bagi manusia.
Maka berpuasalah karena melihatnya, dan berbukalah (berhari rayalah) karena
melihatnya. Jika terhalang olehmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya’ban
menjadi tiga puluh hari” (Ibn Katsir, <i>Tafsir Ibnu Katsir</i>, I/</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>522</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Hanya saja, kemudian timbul
pertanyaan, bila hilal telah terlihat di suatu negeri, apakah wajib bagi negeri
yang lain untuk mengikutinya? Ataukah setiap negeri harus melihat hilal di
tempat negerinya masing-masing? Inilah yang menjadi persoalan. Dalam hal ini
ulama berselisih pendapat. Sekurang-kurangnya ada dua pendapat mengenai hal
ini:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Pendapat pertama</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">, jika hilal telah terlihat di
suatu negeri, maka wajib bagi seluruh kaum muslimin yang bermukim di
negeri-negeri lain untuk berpuasa. Ini merupakan pendapat ulama Malikiyah,
pendapat Laits bin Sa’ad, pendapat sebagian ulama Syafi’iyyah, pendapat Abu
Hanifah dan pendapat Imam Ahmad. Ibnu Qudamah mengatakan: “Apabila hilal telah
terlihat oleh penduduk suatu negeri, maka seluruh negeri lainnya wajib berpuasa
(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14pt; mso-font-kerning: 0pt;">وَإِذَا رَأَى الْهِلَالَ أَهْلُ بَلَدٍ لَزِمَ جَمِيْعُ الْبِلَادِ
الَّصَوْمَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Ini
adalah pendapat Al-Laits dan sebagian sababat Al-Syafi’i” (Ibn Qudamah, <i>al-Mughni,</i>
III/10).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Mereka berdalil dengan sabda Rasulullah saw. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">“Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah
(berhari rayalah) karena melihatnya”.</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> (HR. Al-Bukhaari
No. 1909 dan Muslim No. 2567, dari Abu Hurairah ra.).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> Mereka
juga berdalil dengan sabda Rasulullah saw:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">صَوْمُكُمْ يَوْمَ تَصُومُونَ وَفِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَأَضْحَاكُمْ
يَوْمَ تُضَحُّونَ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">“Hari
berpuasa adalah hari kaum muslimin berpuasa. Hari Idul Fithri adalah hari kaum
muslimin merayakannya. Dan hari Idul Adha adalah hari kaum muslimin menyembelih
kurban” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">(HR. Abu Dawud No. 2326, al-Tirmidzi No. 697, Ibn
Majah No. 1660). Al-Albani: sahih (<i>Mukhtashar Irwa al-Ghalil</i>,
I/174). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> <b>Pendapat kedua,</b> setiap
negeri boleh melihat hilal di tempat masing-masing. Ini adalah pendapat
mayoritas ulama Syafi’iyyah. Dalil mereka adalah hadis Kuraib yang diutus oleh
Ummul Fadhl binti Al-Haris untuk menemui Mu’awiyah ra. Dia (Kuraib) berkata: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">“</span><span style="background: white; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Aku pun datang ke Syam
dan menyampaikan keperluannya kepadanya. Ketika itu aku melihat hilal awal
Ramadhan pada saat masih berada di Syam, aku melihatnya pada malam Jum'at.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-language: EN-ID;">Kemudian saya pulang ke Madinah. Setibanya di
Madinah di akhir bulan, Ibnu Abbas bertanya kepadaku, “Kapan kalian melihat
hilal?” tanya Ibnu Abbas. Kuraib menjawab, “Kami melihatnya malam Jumat.” “Kamu
melihatnya sendiri?”, tanya Ibnu Abbas. “Ya, saya melihatnya dan penduduk yang
ada di negeriku pun melihatnya. Mereka puasa dan Muawiyah pun puasa.” Jawab
Kuraib. Ibnu Abbas menjelaskan:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">لَكِنَّا رَأَيْنَاهُ لَيْلَةَ السَّبْتِ فَلاَ نَزَالُ نَصُومُ حَتَّى نُكْمِلَ
ثَلاَثِينَ أَوْ نَرَاهُ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Kalau kami melihatnya
malam Sabtu. Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau
kami melihat hilal Syawal”. Kuraib bertanya lagi, “Mengapa kalian tidak
mengikuti rukyah Muawiyah dan puasanya Muawiyah?”. Jawab Ibnu Abbas:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">لاَ هَكَذَا أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-language: EN-ID;">“Tidak,
seperti ini yang diperintahkan oleh Rasulullah saw. kepada kami” </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">(HR. Muslim
No. 2580, Abu Dawud No. 2334, dan al-Tirmidzi No. 693). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Berdasarkan
hadis Kuraib tersebut dapat difahami bahwa penentuan hilal di suatu tempat
(negara) boleh berbeda dengan penentuan hilal di negeri lain. Penentuan hilal
di Indonesia bisa saja berbeda dengan penentuan hilal di Saudi Arabia. Hilal
berlaku di negerinya masing-masing. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Inilah yang benar menurut Syekh al-‘Utsaimin (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 14pt;">وَالصَّوَابُ أَنّهُ يَخْتَلِفُ باِخْتِلاَفِ
الْمَطَالِعِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)
(al-Utsaimin, <i>Majmu’ Fatawa Warasail</i>, XX/47).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Kalau
hilal di suatu negara harus dipaksakan untuk berlaku di negeri-negara lain di
dunia ini, bisa dibayangkan bagaimana sulitnya hal ini bisa diterapkan di masa
silam yang teknologi komunikasinya belum canggih seperti saat ini. Tentu berita
wukuf di Arafah sulit sampai ke negeri lain karena terkendalanya komunikasi.
Syariat dulu dan syariat saat ini berlaku sama. Dengan alasan ini bisa difahami
bahwa penentuan hilal lokal (suatu negeri) lebih memudahkan kaum muslimin dalam
menentukan momen penting ibadah mereka, baik saat memulai puasa Ramadhan, puasa
Arafah, maupun berhari raya Idul Fitri dan Idul Adha.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Persoalan Kedua,
tentang pelaksanaan puasa sunnah Arafah.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Apakah
Puasa Arafah harus dilaksanakan bersamaan dengan jamaah haji yang sedang wukuf
di Arafah? Dalam hadis Riwayat Muslim, Nabi saw bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي
قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Puasa hari Arafah aku
berharap kepada Allah agar menjadi penebus (dosa) setahun sebelumnya dan
setahun sesudahnya” (HR. Muslim No. 197).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Ulama
berbeda pendapat mengenai makna kalimat (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">صِيَامُ يَوْمِ
عَرَفَةَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), “Puasa hari Arafah…”. <b>Pendapat
pertama</b> mengatakan bahwa puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan
bersamaan dengan wukufnya para jama’ah haji di padang Arafah. Pendapat ini
berdasarkan</span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> hadis sbb: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ
شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ،
فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهُوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ، فَشَرِبَ
مِنْهُ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">“Dari Maimunah ra. ia berkata bahwa orang-orang
saling berdebat apakah Nabi saw. berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah
mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan
berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.”</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> (HR. Bukhari no. 1989 dan Muslim no. 1124).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> Hadis ini bisa
difahami bahwa puasa Arafah itu </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">tidak </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">dilakukan oleh orang yang sedang wukuf di Arafah, tetapi oleh orang yang
tidak berwukuf di Arafah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Pendapat
Kedua</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> menyatakan bahwa puasa Arafah adalah puasa yang
dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah sesuai dengan kalender bulan Dzulhijjah
pada masing-masing wilayah (negara), meskipun tidak bersamaan dengan para
jamaah haji wukuf di Arafah (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14pt; mso-font-kerning: 0pt;">أَنَّ الْمُعْتَبَرَ
فِي الصِّيَامِ هُوَ الْيَوْمُ التَّاسِعُ مِنْ شَهْرِ ذِي الْحِجَّةِ وَلَوْ لَمْ
يُوَافِقِ الْيَوْم الَّذِي يَجْتَمِعُ النَّاسُ فِيْهِ بِعَرَفَةَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">(<i>Arsip Multaqa Ahl
al-Hadis-3</i>, </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>7</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> September 2008). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Muhammadiyah cenderung pada pendapat yang
kedua ini (Suara Mjuhammadiyah, 20 Maret 2020)</span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Beberapa argument yang dibangun antara lain
sebagai berikut: </span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Pertama</span></b><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">, Rasulullah
saw. telah menamakan puasa Arafah meskipun kaum muslimin belum melaksanakan
haji, bahkan para sahabat telah mengenal puasa Arafah yang jatuh pada 9 Dzulhijah
meskipun kaum muslimin belum melaksanakan haji. Dari Hunaidah Ibn Khalid, dari istrinya, dari
salah seorang istri Nabi saw., ia berkata:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 15pt; text-align: right; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;">كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ
أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ</span><span dir="LTR" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Adalah
Rasulullah saw. melakukan puasa pada sembilan hari bulan Dzulhijah, hari
Asyura, tiga hari setiap bulan, dan hari Senin dan Kamis pertama setiap bulan </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">(HR. Abu Dawud No. 2439). Al-Albani: hadis
ini sahih (al-Albani, <i>Sahih Wa Daif,</i> I/2).</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="EN-US" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Hadis
ini menunjukkan bahwasanya Nabi saw. terbiasa puasa Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah,
saat sedang tidak berhaji. Nabi saw. hanya berhaji sekali selama hidupnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> <b>Kedua,</b>
jika memang yang dimaksud adalah menyesuaikan dengan waktu wukufnya para
jama’ah haji di padang Arafah (dan bukan tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan
masing-masing negeri), maka bagaimanakah cara berpuasanya orang-orang di Sorong
Irian Jaya, yang perbedaan waktu antara Makkah dan Sorong sekitar 6 jam? Saat
mereka mulai wukuf, di Sorong sudah pukul 18.00?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> <b>Ketiga,</b>
jika seandainya terjadi malapetaka atau problem besar atau bencana atau
peperangan, sehingga pada suatu masa ternyata jamaah haji tidak bisa wukuf di
padang Arafah, atau tidak bisa dilaksanakan ibadah haji pada tahun tersebut,
maka apakah puasa Arafah juga tidak bisa dilaksanakan karena tidak ada jamaah
yang wukuf di padang Arafah?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> Itulah
beberapa alasan yang menguatkan pendapat bahwa yang dimaksud dengan hari Arafah
adalah tanggal 9 Dzulhijah sesuai dengan kalender masing-masing di negerinya. <i>Wallahu
A’lam!</i></span><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="color: #2b00fe; font-family: Cambria, serif;"><i>Artikel ini telah dimuat dalam Majalah MATAN PWM Jawa Timur pada edisi Juli 2023</i></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-38447150879721031892023-07-13T06:58:00.001+07:002023-07-13T06:58:09.820+07:00 CINTA SEJATI MENURUT NABI<p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">CINTA SEJATI MENURUT NABI</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVtXIWe8UkvgDTqQfir7ph4WQcjDGDpivWxqcHqgICsuVXTtTUOB5upbvoxG4Kzi1CUuY2jqoqgoADQJOd4F8D7K7M3w2NQt3LMo9UzGWNuhO_i72hsxVcZC3UVt0yDeX5kXegXnCoshJsp9t-HY1nFqsb6iA_sv2OqiH7vQay0vlASfKXvVTYNC8_AMR/s472/41A072B5-EA06-4D52-BCFE-A1D1B398EFD4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="472" data-original-width="354" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVtXIWe8UkvgDTqQfir7ph4WQcjDGDpivWxqcHqgICsuVXTtTUOB5upbvoxG4Kzi1CUuY2jqoqgoADQJOd4F8D7K7M3w2NQt3LMo9UzGWNuhO_i72hsxVcZC3UVt0yDeX5kXegXnCoshJsp9t-HY1nFqsb6iA_sv2OqiH7vQay0vlASfKXvVTYNC8_AMR/w174-h231/41A072B5-EA06-4D52-BCFE-A1D1B398EFD4.JPG" width="174" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad
Zuhdi Dh, M. Fil I</span></div></span><p></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Permasalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Rasulullah
saw. pernah bersabda bahwa seseorang akan bersama dengan orang yang dicintai.
Jika seseorang mencintai keluarganya, gurunya, bahkan mencintai Nabi saw.,
apakah kelak benar-benar bisa bersama mereka? Cinta seperti apa yang bisa
mempertemukan dengan mereka yang dicintai? Mohon pengasuh membahasnya dengan
sejelas-jelasnya. Terima kasih. Jazakumullah khairan (Bella, Sidoarjo).<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pembahasan</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Dalam sebuah hadis riwayat
al-Bukhari dan Muslim disebutkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Rasulullah saw. bersabda: “</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintai”.<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">(HR.
al-Bukhari No. 6168 dan Muslim No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>6888</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Imam al-Nawawi dalam kitab <i>Syarh
Sahih Muslim</i> menjelaskan bahwa kalimat</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14.0pt;">الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">“</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintai”
menunjukkan keutamaan tentang cinta kepada Allah, cinta kepada Rasul saw.,
cinta kepada orang-orang salih, dan cinta kepada orang-orang yang ahli berbuat
kebaikan, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Di antara tanda-tanda
keutamaan cinta kepada Allah swt. dan Rasulullah saw. adalah melaksanakan
perintah-perintahNya, menjauhi larangan-laranganNya, dan bertindak atau berakhlak
sesuai dengan tuntunan syariah. Dalam hal ini tidak disyaratkan amalnya harus
sama dengan yang dicintai. Karena itu antara orang yang mencintai dan orang yang
dicintai akan bersama-sama masuk ke dalam surga meskipun tempat di surganya
bisa berbeda sesuai dengan kadar amal yang dilakukannya (al-Nawawi, <i>Syarh
Sahih Muslim,</i> VIII/483). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Ibn
Bathal dalam kitab <i>Syarh Sahih al-Bukhari</i> menerangkan bahwa kalimat (</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14.0pt;">الْمَرْءُ
مَعَ مَنْ أَحَبَّ</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) menunjukkan seseorang yang
mencintai orang lain karena Allah, ia akan dikumpulkan oleh Allah di surga
bersama orang yang dicintainya meskipun amalnya tidak sebanding dengannya. Mencintai
seseorang karena Allah itu pada dasarnya karena cinta terhadap ketaatannya
kepada Allah. Cinta adalah amalan hati, dan keyakinannya itu akan memberikan
pahala seperti pahalanya orang-orang salih yang dicintainya. Niat adalah yang
paling pokok, dan amalan itu tergantung niatnya. Allah-lah yang akan memberikan
anugerah kepada siapa yang dikehendaki (Ibn Bathal, <i>Syarh Sahih al-Bukhari</i>,
IX/333).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Dalam hadis lain yang semakna dengan
hadis tersebut (</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14.0pt;">الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), telah diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari bahwa </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Anas ra. mengatakan, ada
seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw. tentang hari kiamat. Orang itu
mengatakan: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">مَتَى السَّاعَةُ</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">“Kapankah hari kiamat itu?”. <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Rasulullah saw. balik bertanya:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">“Apa yang telah engkau persiapkan untuk
menghadapi hari itu?”. <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Orang itu menjawab: “Tidak ada, hanya saja
sesungguhnya saya mencintai Allah dan Rasul-Nya. Beliau bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau
cintai”.<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Saat itu Anas ra.
mengatakan: “Kami (para Sahabat Nabi saw.) tidak pernah merasakan kebahagiaan
sebagaimana kebahagiaan kami ketika mendengar sabda Rasulullah saw.: “Engkau
akan bersama dengan orang yang engkau cintai”. Anas ra. mengatakan: “Saya
mencintai Nabi saw., Abu Bakr ra. dan Umar ra. Saya berharap kelak bisa bersama
mereka dengan sebab kecintaanku kepada mereka, meskipun saya tidak mampu
melakukan amalan seperti amalan-amalan yang mereka lakukan (HR. al-Bukhari No.
3688).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Selain itu, juga ada hadis yang
kandungan maknanya sama </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">dengan hadis
tersebut </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">(</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 14.0pt;">الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), yaitu hadis </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">riwayat al-Thabrani </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">dalam <i>al-Mu’jam al-Ausath</i> </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">No. 6450, dari Ali ra., Nabi saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَلَا يُحِبُّ
رَجُلٌ قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">“Dan seseorang tidak mencintai suatu kaum kecuali
akan dikumpulkan bersama mereka</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">”. (HR. al-Thabrani, <i>al-Mu’jam al-Ausath</i> No. 6450). Al-Albani
menilai hadis ini <i>sahih lighairihi</i> (al-Albani, <i>Sahih al-Targhib Wa
al-Tarhib</i> No. 3037).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Hadis-hadis
tersebut menegaskan bahwasanya pada hari kiamat nanti, seseorang akan
dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintainya saat hidup di dunia. Ibnu
Hajar mengatakan: “Maksudnya, dia akan dikumpulkan bersama mereka (orang yang
dia dicintai) itu, sehingga dia menjadi bagian dari kelompok orang-orang yang
dicintai itu. Dengan pemahaman ini maka tertolaklah pemahaman sebagian orang
yang mengatakan bahwa tempat<span style="color: #c00000;"> </span>mereka itu, yakni
antara orang yang dicintai dan orang yang mencintai akan berbeda. Jika ini
benar, maka bagaimana dikatakan akan bersama? Pertanyaan ini bisa dijawab
dengan: Kebersamaan itu bisa terwujud dengan adanya titik temu pada satu hal
tertentu dan tidak mesti harus sama dalam semua hal. Jika mereka semua telah di
masukkan ke dalam surga, maka berarti telah bersama-sama, meskipun derajat
mereka di surga berbeda (al-Asqalani, <i>Fath al-Bari,</i> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">XVII/363).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Nah, cinta seperti apa yang
dimaksud oleh Nabi saw. hingga orang yang mencintai itu akan dikumpulkan atau
dibersamakan dengan orang-orang yang dicintainya? Paling tidak ada tiga cinta
yang menyebabkannya:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Pertama, </span></b><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Cinta Karena Allah. </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Cinta karena Allah yang ditujukan kepada seseorang
atau suatu golongan adalah cinta yang didasari karena perintah dan petunjuk
dari Allah, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">juga </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">cinta karena
orang-orang itu dimuliakan oleh Allah, dan cinta karena orang-orang itu dekat
dan patuh kepada Allah. Jadi, mencintai orang karena Allah bisa berarti
mencintai orang karena kesalihan dan ketaatannya kepada Allah sehingga orang
itu dicintai oleh Allah. Cinta seperti inilah yang bisa menyebabkan orang-orang
yang mencintainya akan dimasukkan ke dalam surga-Nya bersama-sama orang yang
dicintai.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Dalam
hadis riwayat al-Bukhari No.660 dan Muslim No.2427 disebutkan bahwasanya besok
pada hari kiamat ada tujuh golongan yang akan dilindungi oleh Allah pada saat
tidak ada lagi perlindungan selain dari Allah. Salah satu dari tujuh golongan
itu adalah segolongan orang yang saling mencintai karena Allah</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 18pt;">وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Dua orang
yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan
berpisah karena-Nya”.<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Mencintai seseorang atau golongan karena Allah adalah cinta yang tidak
dapat dinodai oleh unsur-unsur keduniaan seperti ketampanan, harta, kedudukan,
fasilitas, suku, bangsa dan yang lainnya. Mencintai seseorang karena Allah
adalah mencintainya karena ketaatannya dalam melaksanakan perintah Allah dan
kegigihannya dalam meninggalkan larangan-Nya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Al-Qasthalani mengatakan, “Disebut dengan dua orang yang saling
mencintai di jalan Allah, di mana ia berpisah dan berkumpul karena-Nya, yaitu
apabila keduanya saling mencintai karena Allah, bukan karena duniawi. Dan cinta
karena Allah ini tidak putus karena duniawi, baik dia berkumpul secara hakiki
atau tidak, sampai kematian memisahkan keduanya” (al-Qasthalani, <i>Irsyad
al-Sari</i>, III/25).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Kedua, Cinta dengan Mematuhi.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Sebagai konsekuensi dari mencintai seseorang adalah
berusaha meneladani dan men</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">g</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">ikuti perbuatan orang yang dicintai. Misalnya, orang yang mencintai
Nabi, maka ia harus berusaha untuk bisa meneladani perbuatan beliau. Bila
cintanya dapat mendorongnya untuk meneladani Nabi saw, maka sikap dan perbuatan
itu akan dapat mengantarkannya masuk surga bersama Nabi saw.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Imam Hasan al-Basri memperingatkan: "Janganlah
kalian tergiur atau terlena dengan ungkapan “seseorang akan dikumpulkan di
akhirat bersama orang-orang yang dia cintai”. Harus difahami bahwa orang yang benar-benar
mencintai seseorang pasti akan mengikuti jejaknya. Seseorang tidak akan
dikumpulkan bersama mereka yang dicintai kecuali bila ia berusaha mengikuti
perbuatannya, petunjuknya, dan prinsip kehidupannya, dalam kehidupan
sehari-hari. Bila tidak mengikutinya, maka tidak akan dikumpulkan bersama
mereka yang dicintainya. Ingat, orang Yahudi dan Nasrani pun mencintai
Nabi-Nabi mereka, tetapi mereka tidak akan dikumpulkan bersama nabi-nabi mereka
di akhirat kelak. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">فإن اليهود و النصارى يحبون أنبياءهم وليسوا معهم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Hal ini disebabkan mereka menyelisihi para Nabinya, tidak mengikuti
jejak mereka, malah berperilaku di luar yang diajarkan Nabinya. Karena itu
orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan dikumpulkan bersama para Nabinya di
surga, malahan akan dicampakkan ke dalam neraka (Ibn Rajab, <i>Majmu’ Rasail
Ibn Rajab</i>, III/378-379; al-Ghazali, <i>Ihya Ulum al-Din,</i> II/160).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Allah
swt. berfirman:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Ali Imran:31)<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-language: EN-ID;">Al-Sa’di mengatakan bahwa orang yang tidak mengikuti
jejak Rasulullah saw. maka ia dianggap tidak mencintai Allah. Karena
sesungguhnya mencintai Allah itu mewajibkan untuk mengikuti Rasulullah saw.
Jika tidak demikian maka ia dipandang dusta, karena ia mengatakan cinta tetapi
tidak mematuhinya (Abd al-Rahman al-Sa’di, <i>Tafsir al-Sa’di,</i> I/128).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Ketiga,
Cinta dengan Rela Berkorban<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Seseorang
yang benar-benar cinta, sebagai buktinya ia akan berusaha melakukan apapun demi
yang dicinta. Ia siap melakukan apa saja yang diminta oleh yang dicinta, demi
menyenangkan dan membahagiakannya. Dalam hal ini, Meski sebenarnya ia
keberatan, ia rela berkorban demi yang dicintainya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Saat
Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelih sang putera, yakni Ismail
yang sangat disayanginya, sebagai ayah tentu sangat keberatan pada mulanya,
tetapi demi cintanya kepada Allah, maka beliau palingkan semua itu dan akhirnya
dengan hati yang bulat rela mengorbankan rasa sayangnya kepada sang putera demi
mendapatkan cinta dari Allah Yang Maha Penyayang. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Inilah
yang namanya prioritas. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Nabi
Ibrahim rela berkurban dan lebih memprioritaskan cinta kepada Allah di atas
cintanya kepada yang lain. Allah memperingatkan:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika
bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu, keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya, serta tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada
Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya.” Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
fasik” </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">(QS.
Al-Taubah, 24).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Fakhrur Razi</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">dalam tafsirnya menjelaskan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">وَهذِهِ
الآيَةُ تَدُلُّ عَلَى أَنَّه إِذاَ وَقَعَ التَّعَارُضُ بَيْنَ مَصْلَحَةٍ وَاحِدَةٍ
مِنْ مَصَالِحِ الدِّيْنِ وَبَيْنَ جَمِيْعِ مُهِمَّاتِ الدُّنْيَا، وَجَبَ عَلَى
الْمُسْلِمِ تَرْجِيْحُ الدِّيْنِ عَلَى الدُّنْيَا<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i>Ayat ini (al-Taubah, 24)
menunjukkan bahwasanya apabila terjadi pertentangan dalam satu masalah antara
kepentingan agama dengan kepentingan dunia, maka kepentingan agama harus
diutamakan atau diprioritaskan</i>” (al-Fakhr al-Razi, <i>Mafatih al-Ghaib,</i>
I/2194).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Ibn
al-Qayyim mengatakan: Tanda cinta sejati adalah berusaha memadukan atau
menyatukan keinginan antara yang mencintai dengan yang dicintai. Bila tidak
bisa memadukan atau menyelisihinya, maka hal itu tidak lagi disebut cinta
sejati (Ibn al-Qayyim, <i>Raudlat al-Muhibbin,</i> I/</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>265</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">. Dengan demikian,
mencintai Allah dan Rasul berarti berusaha melakukan apa saja yang diinginkan
oleh keduanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"> Ketika seseorang mencintai hartanya, maka ia
berusaha agar hartanya jangan sampai hilang. Namun, Ketika Allah memerintahkan
agar hartanya dikeluarkan untuk kepentingan fi sabilillah, ia harus rela mengeluarkannya
demi cintanya kepada Allah. Ketika ia sedang asyik-asyik tidur, tiba-tiba
terdengar suara adzan shubuh, maka demi cintanya kepada Allah, ia rela
mengorbankan asiknya tidur demi memenuhi panggilan Allah swt untuk shalat
subuh. Itulah yang namanya cinta sejati. Ada prioritas. Siap berkorban demi
yang dicintai. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-language: EN-ID;">Wallahu A’lam!</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-family: "LPMQ Isep Misbah";"><span style="font-size: 14pt;"> </span><i><span style="color: #2b00fe;">Artikel ini telah dimuat dalam Majalah MATAN PWM Jawa Timur pada Edisi Juni 2023</span></i></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><o:p> </o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-80168204768213599042023-07-12T15:32:00.009+07:002023-08-04T09:34:39.751+07:00UJIAN YANG MENGASYIKKAN DI HAJI 2023<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpFnAAj9ovjbdLZzBdrpSD5gW-X7660UP6lz9KrS22GVW8E6kjMTZ8Y351a7e-8JXj7Mme8Ub9wGxaqwgw7CXsLiPuKYNjoUXwR96_zj1p8X4F_Yqg001ItNswwAtv9z8BZk8wUFRuh54wUfz9Hf-gA_7DKXw73bwhp3ugmHEu0HANn_CwlA73_XLrRbWC/s3648/20230710_172422.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3648" data-original-width="2736" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpFnAAj9ovjbdLZzBdrpSD5gW-X7660UP6lz9KrS22GVW8E6kjMTZ8Y351a7e-8JXj7Mme8Ub9wGxaqwgw7CXsLiPuKYNjoUXwR96_zj1p8X4F_Yqg001ItNswwAtv9z8BZk8wUFRuh54wUfz9Hf-gA_7DKXw73bwhp3ugmHEu0HANn_CwlA73_XLrRbWC/s320/20230710_172422.jpg" width="240" /></a></div><div><br /></div><div style="text-align: center;">UJIAN YANG MENGASYIKKAN DI HAJI 2023</div><p></p><p style="text-align: center;">Oleh: Achmad Zuhdi Dh</p><p><br /></p><p>Musim haji tahun 1444 H/2023 M, saya kembali mendapat amanah untuk mendampingi calon jamaah haji Jabal Nur milik PDM Sidoarjo Jawa Timur. Dari sekian kali pengalaman mendampingi calon jamaah haji (CJH), haji tahun 2023 ini terasa sangat berbeda. Mengejutkan dan mengasyikkan. Banyak sekali cobaan yang menimpa. Dari yang ringan sampai yang berat bahkan sangat berat menghadapinya. Namun, banyak juga kejutan yang mengasyikkan.</p><p>1. Rencana keberangkatan.</p><p>Awalnya, Jamaah Jbl Nur akan diberangkatkan gelombang 2 sekitar tgl 19-22 Juni 2023. Lalu ada penawaran, bila tetap gelombang 2, Jbl Nur bisa terpecah jamaahnya, karena Sidoarjo termasuk jamaah penyanggah bagi daerah2 lain ( Jatim) yg jamaahnya tdk memenuhi kursi pesawat (450 org). Namun, bila siap dimajukan ke gelombang 1, mk Jbl Nur dijamin akan utuh jamaahnya dlm 1 kloter. Krn itu Jbl Nur pun ambil tawaran yg diajukan ke gel.1 yakni tgl 29 Mei 2023 agar jamaah bisa utuh satu kloter di kloter 16 Sub. Tentu saja para CJH agak tergopoh-gopoh mempersiapkannya</p><p>2. Saat di Asrama Haji Embarkasi Surabaya di Sukolilo (AHES), di tengah2 persiapan rapat karu-karom kloter 16 Sidoarjo, 30-5-23, tiba2 nama saya (sbg pemb. Jbl Nur) tdk terdaftar dlm manifes nama penumpang pada kloter tersebut. Malah masuk ke dlm daftar manifes nama2 di kloter 15 bersama 5 org lainnya. Sementara pagi itu jamaah kloter 15 sdh siap2 berangkat ke Airport Juanda.</p><p>Sungguh hal ini sangat mengejutkan dan bikin was was penuh penasaran. Akhirnya mau tidak mau harus sgr bersiap-siap untuk gabung dengan kloter 15 Madiun. Mau tdk mau harus terpisah dengan sebagian besar jamaah Jbl Nur. Sebagian besar jamaah di kloter 16 sementara saya dg 5 org teman di kloter 15 Madiun. Akhirnya pagi itu kami menuju Juanda dan siangnya terbang menuju Madinah bersama kloter 15 (Madiun). Sesampainya di Madinah, Alhamdulillah mendapatkan hotel yg bagus (*5) serta dekat dg masjid Nabawi (300m). Alhamdulillah. Allah telah menguji kesabaran dan Allah telah membalasnya. Alhamdulillah.</p><p>3. Tidak hanya sampai di situ, jumlah jamaah Jabal Nur (JN) yg berjumlah sekitar 140 orang yg dijanjikan akan utuh dalam 1 kloter ternyata malah harus terpecah pecah menjadi 6 kloter (15,16,17,23,24,34). Akibatnya cukup menyulitkan dalam koordinasi.</p><p>4. Untungnya, saat di Madinah, jamaah JN yg terpecah pecah tersebut, tidak terlalu berjauhan, paling jauh sekitar 1 km, sbg besar (di 5 kloter) akhirnya dpt dikumpulkan dlm satu kegiatan ziarah di maqam baqi, taman saqifah bani saidah, masjid al ghamamah, dan ziarah sekitar masjid Nabawi. Alhamdulillah. Allah masih berkenan menyatukan.</p><p>5. Saat di Makkah al Mukarromah, hotel kloter 15, 16, 17, 23, 24, 34, berdekatan sehingga agak mudah melakukan koordinasi. Di sinilah beberapa kali bisa dilakukan pendampingan dan pembinaan, terutama saat hendak program tarwiyah, menjelang haji (armuzna, arafah muzdalifah dan mina), dan saat menjelang kepulangan.</p><p>6. Yang paling berat dan genting adalah saat menghadapi penentuan pelaksanaan program tarwiyah (8 Dzul Hijjah). Jamaah JN relatif tenang karena tdk diberitahu ttg problem yg sdg terjadi. Dari 6 kloter tersebut, JN terwadahi dalam 4 maktab (maktab 31,32, 34, 37).</p><p>Pada mulanya kami minta kpd maktab 31 (kloter 15, 16, dan 17) untuk menfasilitasi progran tarwiyah. Namun, pihak maktab pasang harga tinggi, per orang kena 350 SR (Rp.1.400.000). Tentu kami menolak. Saat itu bbrp maktab lain rata2 sdh pasang harga kisaran @250 SR (Rp. 1 jt). </p><p>Belum clear berurusan dg maktab 31, tiba2 ada berita dari jamaah (13 org) yg di kloter 34 tdk diperkenankan ikut gabung dengan maktab lain. Akhirnya kami harus mengizinkan mereka yg 13 org itu tetap gabung di maktabnya, yg penting bisa tarwiyah. Sementara kami yg dlm jumlah besar sekitar 125 jamaah masih blm pasti nasibnya, bisa tarwiyah atau tidak. Saat itu datang juga berita dari Jember 32 org ingin gabung tarwiyah dengan Jabal Nur, kemudian dari Blitar 17 org juga ingin gabung dengan Jabal Nur ikut tarwiyah. Akhirnya kami mencoba gabung ke maktab lain (maktab 32), di situ ada teman saya yg sdh sangat berpengalaman untuk bisa merayu Syekh maktab untuk kegiatan tarwiyah. Kesan awal sepertinya bisa dan dg harga sekitar 250 SR bahkan mungkin bisa kurang dari itu. Saat itu, Jumat, 23 Juni, 2 hari jelang hari tarwiyah, tiba2 malam itu datang berita bhw maktab 32 menyatakan tdk bisa menerima program tarwiyah dari maktab lain. Subhanallah....!!! Astaghfirullah...!!! Bagai petir di siang bolong. Betapa terguncangnya dan betapa stressnya saat itu, dan tdk tahu lagi harus bgm....? Waktu tinggal 1 hari menuju tarwiyah.</p><p>Akhirnya saya berusaha mendinginkan kepala, menata hati, membiarkan air mata mengalir membasahi pipi.........! Lalu merenung, ujian apalagi yang akan dicobakan oleh Allah kepada kami untuk menguji iman kami? Saat itu kami kemudian pasrah/ tawakkal kepada Allah: "Niat untuk melaksanakan sunnah tarwiyah sudah bulat. Bila Allah meridhai, pasti ada jalan atau solusi untuk bisa melaksanakannya". Tiba2 di keheningan malam itu, sekitar pk. 12 malam, saya mendapatkan ilham untuk menulis WA kpd seorang Syekh dari maktab 31 bernama Ahmad Jambi.</p><p>"Syekh Ahmad Jambi, saya ada jamaah 175 org. Apa bisa dilayani untuk tarwiyah. Kami sdh siap dana 43.750 real (Rp. 175 juta). Mhn bantuannya. Mhn maaf, jamaah benar-benar sangat berharap bantuannya untuk bisa tarwiyah".</p><p>Saat itu, tdk lama kemudian, Syekh Ahmad Jambi menjawab siap mengkomunikasikan dengan tim maktab 31. Alhamdulillah ada respons.</p><p>Dalam batin saya, ini sepertinya pelan-pelan Allah akan bukakan akses untuk bisa tarwiyah. Doa terus kami panjatkan.</p><p>Sabtu dinihari sekitar jam 02.00 WAS, seorang staf maktab bernama Hudaibi menelpon:</p><p>"Pak Zuhdi, tarwiyah bisa dilaksanakan, ttp minta tolong per orang tambah 20 real (sehingga per orang kena 270 SR dg fasilitas kendaraan bus dan makan 4 kali). Bila siap, nanti setelah dhuhur saya ke hotel 511 untuk ambil uangnya".</p><p>Saya jawab: "Baik, siap. Insya Allah setelah dhuhur nanti uang kami siapkan"!</p><p>Alhamdulillaah. Allah telah membuka aksesnya. Akhirnya bukan hanya Jabal Nur Sidoarjo yg bisa berangkat tarwiyah, ttp Jabal Nur bisa mengajak jamaah dari Jember 32 orang, Blitar 17 orang, dan Madiun 2 orang. Alhamdulillah. Sesuai janji Allah: ان مع العسر يسرا (sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan), dan janji Nabi saw: </p><p>ان النصر مع الصبر </p><p>(sesungguhnya pertolongan akan diberikan kepada orang yang tetap dalam kesabaran).</p><p>Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah</p><p> الحمد لله الذى بنعمته تتم الصالحات وبفضله تتنزل الخيرات والبركات وبتوفيقه وبركته تتحقق المقاصد والغايات</p><p>(segala puji bagi Allah yg dg nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna, dg anugerah-Nya segala kebaikan dan keberkahan diturunkan, dan dg taufiq serta barakah-Nya segala tujuan dan sasaran telah tercapai).</p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-26373002644663800542023-06-16T16:18:00.000+07:002023-06-16T16:18:52.299+07:00 Ust. H. Muntaha al-Qari'<p> Ust. H. Muntaha al-Qari'</p><p>Ghafarahullahu Warahimahu</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF6fBy7Gt5tHibi9s5bg7MtvEyYbF9t7ce1oas_eGGeB3TnhieRqlZS303bYDWmgrrhOm2i0Wsi6H0rDrPeN1gm7twAepywzyFgGQvjHbeMzvQDeca8xpQVG-65ehjGBI65-sT_0y6sm0X0W4SHA8cp19F8x1IM5GmB5X_4CFsDrHj5DG8HCot3ayFHA/s720/IMG-20230616-WA0009.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="718" data-original-width="720" height="319" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF6fBy7Gt5tHibi9s5bg7MtvEyYbF9t7ce1oas_eGGeB3TnhieRqlZS303bYDWmgrrhOm2i0Wsi6H0rDrPeN1gm7twAepywzyFgGQvjHbeMzvQDeca8xpQVG-65ehjGBI65-sT_0y6sm0X0W4SHA8cp19F8x1IM5GmB5X_4CFsDrHj5DG8HCot3ayFHA/s320/IMG-20230616-WA0009.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Saat masih SD</p><p>Saya gemar ikut latihan</p><p>Qira-ah (baca qur'an dg lagu)</p><p>Hingga akhirnya</p><p>Juara MTQ tingkat Anak-anak</p><p>Kecamatan Kembangbahu</p><p><br /></p><p>Saat sudah remaja</p><p>Ikut MTQ lagi tingkat remaja</p><p>Rupanya juara lagi</p><p>Juara se Kec. Babat Lamongan</p><p>Juara se Kec. Pasar Kliwon Solo</p><p>Dan juara remas se Kota Surabaya</p><p><br /></p><p>Saat masih anak-anak</p><p>Suka menghadiri Perhelatan MTQ</p><p>Bahkan sampai </p><p>Tingkat Kabupaten Lamongan</p><p>Meski berjarak 15 km</p><p>Dengan bersepeda</p><p><br /></p><p>Saat itu mulai terdengar</p><p>Nama-nama qari terkenal</p><p>Tingkat Kabupaten Lamongan</p><p>Di antara nama terkenal itu</p><p>Adalah "Muntaha"</p><p>Sang juara bertahan berkali-kali</p><p><br /></p><p>Luar biasa</p><p>Hampir semua sahabat qari</p><p>Tiada yang tak mengenal</p><p>Nama "Muntaha"</p><p>Sang juara</p><p>Tingkat kanak-kanak</p><p><br /></p><p>Saat mahasiswa</p><p>Allah pertemukan aku dengannya</p><p>Sebagai seniorku</p><p>Dan saat dewasa </p><p>Allah pertemukan aku dengannya</p><p>Sebagai teman Dosen di Fahum UINSA</p><p><br /></p><p>Allah dengan kasih sayang-Nya</p><p>Memanggilnya dengan kemuliaan</p><p>Tepat di hari Jumat yang mulia</p><p>Sebagai salah satu pertanda</p><p>Husnul khatimah</p><p>Insya Allah</p><p><br /></p><p>Selamat jalan "Sahabatku"</p><p>Allah telah menunggumu</p><p>Siap mendekapmu</p><p>Dalam naungan</p><p>Maghfirah dan Rahmat-Nya</p><p>Amien.</p><p><br /></p><p>Makkah al-Mukarramah</p><p>Jumat, 26 Dzul Qa'dah 1444 H/ 16 Juni 2023</p><p>Achmad Zuhdi Dh</p><p>Sahabatmu</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-4477575618555266072023-04-23T21:46:00.003+07:002023-04-23T22:09:54.246+07:00Qarnul Manazil, Miqat Terdekat<p> *Qarnul Manazil*</p><p>Oleh:</p><p>Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil l</p><p>Dosen UINSA Surabaya</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSLjJgfZ5tnw2GVde4UWjPyxeN29zek5ssR4wriQAV-FdnzwjdWXEnt-OGKPkbeh7dVxVw3X5IhwI9K1BKu551SRN7tTx9SEqqfhQ7IDdlWCGhbmc8emhag89ayEiQBYXX1auBnJ6Cc2I9kfOx1impsYuJNTIRS8WQjLtu5XIseZrQQRFTfuluohelyA/s1563/Screenshot_20230423-180705_Gallery.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1563" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSLjJgfZ5tnw2GVde4UWjPyxeN29zek5ssR4wriQAV-FdnzwjdWXEnt-OGKPkbeh7dVxVw3X5IhwI9K1BKu551SRN7tTx9SEqqfhQ7IDdlWCGhbmc8emhag89ayEiQBYXX1auBnJ6Cc2I9kfOx1impsYuJNTIRS8WQjLtu5XIseZrQQRFTfuluohelyA/s320/Screenshot_20230423-180705_Gallery.jpg" width="221" /></a></div><br /><p><br /></p><p><br /></p><p>Salah satu miqat makani, tempat (batas wilayah) dimulainya ihram untuk haji atau umrah adalah Qarnul Manazil.</p><p>Qarnul Manazil atau juga dikenal sebagai Qarnuts Tsa'alib adalah sebuah kampung kecil yang kini lebih banyak dikenal dengan nama al-Sail al-Kabir. Walaupun secara wilayah masuk di Kota Thaif, Provinsi Makkah, sebenarnya jaraknya masih 50 kilometer di sisi utara Kota Thaif.</p><p>Ada lima miqat yang disepakati para ulama. Empat di antaranya telah ditentukan oleh Rasulullah saw., yaitu Yalamlam untuk penduduk Yaman, Qarnul Manazil untuk penduduk Najd, Juhfah untuk penduduk Syam, dan Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah. Kemudian ada satu lagi miqat yang ditentukan berdasarkan ijtihad dari Amirul Mukminin Umar Bin Khattab, yaitu Dzatu Irqin untuk ummat Islam dari wilayah Iraq dan sekitarnya. Dari 5 miqat tersebut, Qarnul Manazil adalah miqat terdekat bagi penduduk non Mekkah, dengan jarak 2 marhalah atau sekitar 80-90 km dari Mekkah.</p><p>Miqat Qarnul Manazil ini diperuntukkan bagi jamaah haji yang datang dari arah Najd atau Riyadh. Selain itu, diperuntukkan bagi jamaah haji yang berasal dari timur Kota Makkah termasuk Indonesia terutama saat melintasi udara. Bila melalui udara, miqat ini berjarak sekitar 20 menit pesawat menuju Jeddah, Airport King Abdul Aziz. </p><p></p><p>Di miqat ini telah dibangun Masjid Qarnul Manazil sebagai tempat jamaah umrah atau haji saat mengambil miqat dan memulai ihram. Masjid ini memiliki halaman yang luas dan bersih. Kamar mandi dan tempat wudhunya juga banyak.</p><p>Menurut sejarahnya, Qarnul Manazil ini ada kaitannya dengan kisah Nabi Muhammad saw. di Thaif, yaitu kisah pertemuan Nabi dengan Malaikat Jibril. Ketika itu, tahun ke-10 kenabian (619 M), Nabi pulang dari Thaif dalam keadaan sedih atas sikap dan perlakuan penduduk Makkah dan Thaif terhadap beliau. Setelah pulang dari Thaif menuju Makkah inilah, Nabi dan Malaikat Jibril bertemu di Qarnul Manazil.</p><p>Imam al-Bukhari meriwayatkan: "Ketika Nabi sampai di Qarn al-Manazil (Qarnul Manazil), Jibril datang dan mengatakan kepada beliau:</p><p>“Sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan dan penolakan kaummu itu atasmu. Dan Allah telah mengutus kepadamu Malaikat Penjaga Gunung agar kamu dapat memerintahnya sesuai dengan keinginanmu untuk membalas (menghukum) mereka". Malaikat Penjaga Gunung itu lalu memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku, lalu berkata: “Hai Muhammad, apa yang engkau inginkan. Jika engkau ingin aku menimpakan atas mereka dua gunung ini (Gunung Kubais dan Gunung Qaiqu’an/keduanya disebut al-Akhsyabain), maka akan aku lakukan”.</p><p>Kemudian Nabi saw. menjawab:</p><p> بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا</p><p> “Aku malah mengharap agar Allah menjadikan anak cucu mereka menjadi orang yang menyembah-Nya, meng-Esakan-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu (HR. al-Bukhari No. 3085)."</p><p>Sungguh luar bisa, sudah disakiti dan diintimidasi, namun beliau tidak marah, tidak dendam, malah mendoakan agar mereka (warga Thaif) diberi hidayah oleh Allah sehingga menjadi hamba-hamba yg hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukannya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dwHylgLGXRPcacwkqevldWyVm86BAnglPgYG6jFS6OHXHIqVrvENpu2hq5JVZ1KKvSTfkjTmYwwaCMDACSxbg' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div><br /><p><br /></p><p><br /></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-45521271445149463982023-04-17T17:23:00.001+07:002023-07-08T00:10:39.271+07:00Doa Di Malam 27 Ramadhan<p> *Doa Di Malam 27 Ramadhan*</p><p> (Baca dan Amini)</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvr7k0-3Pb6c8NrOmnq_AEGvGeVFiHTNiAsUsQeseLOET2Sh6nKMW1bZ8hnftXTE-MKFH9SeMsuUJK0zRBkI0SZ1qOpzydky447fAfNOXPq3tr7tsyq8LnSd1kmMXSRo6W7MVzkUMAKz4glsb9E8ez1DLs801JKD0dRY9PfQ6gavhU2VZpMfaETjZvj6Rp/s2944/20230705_053443.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2944" data-original-width="2208" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvr7k0-3Pb6c8NrOmnq_AEGvGeVFiHTNiAsUsQeseLOET2Sh6nKMW1bZ8hnftXTE-MKFH9SeMsuUJK0zRBkI0SZ1qOpzydky447fAfNOXPq3tr7tsyq8LnSd1kmMXSRo6W7MVzkUMAKz4glsb9E8ez1DLs801JKD0dRY9PfQ6gavhU2VZpMfaETjZvj6Rp/s320/20230705_053443.jpg" width="240" /></a></div><p><br /></p><p>Alhamdulillah</p><p>Allahumma</p><p>Shalli 'ala Muhammad</p><p>Wa'ala "ali</p><p>Muhammad</p><p><br /></p><p>Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim</p><p>Tuhan Yang Pengasih dan Penyayang</p><p>Di malam 27 Ramadhan ini</p><p>HambaMu bersimpuh di rumahMu</p><p>Beri'tikaf itba' sunnah RasulMu</p><p><br /></p><p>Ya Allah, Engkaulah </p><p>Penguasa alam ini</p><p>Engkaulah Penentu nasib </p><p>Semua makhluk di bumi ini</p><p>Semua ada dalam genggamanMu</p><p><br /></p><p>Ya Allah Ya Ghafur Ya Rahim</p><p>Malam ini hambaMu bersujud</p><p>Memohon ampun kepadaMu</p><p>Dari segala dosa dan maksiat</p><p>Serta kelalaian yang kami perbuat</p><p><br /></p><p>Allahumma</p><p>Innaka 'afuwwun</p><p>Tuhibbul 'afwa</p><p>Fa'fu</p><p>'Anni</p><p><br /></p><p>Ya Allah Ya Hakim</p><p>Di malam mulia ini hambaMu memohon</p><p>Tetapkan urusan (cita-cita) kami</p><p>Yang sulit jadi mudah</p><p>Yang berat jadi ringan</p><p><br /></p><p>Ya Allah Ya Razzaq</p><p>Anugerahilah kami </p><p>Rizki yang membawa berkah</p><p>Rizki yang membawa kesuksesan</p><p>Dan Rizki yang mengantar husnul khatimah</p><p><br /></p><p>Ya Allah</p><p>Hanya kepadaMu</p><p>Kami mengabdi</p><p>Dan hanya kepadaMu</p><p>Kami mohon pertolongan</p><p><br /></p><p>Rabbana atina fiddun-ya hasanah</p><p>Wa fil akhirati hasanah Waqina 'adzabannar</p><p>Washallallahu 'ala Muhammad</p><p>Wa'ala alihi washahbihi ajma'in</p><p>Walhamdulillahi rabbil 'alamin.</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-11016505288054675732023-04-15T20:47:00.001+07:002023-07-08T00:15:29.846+07:00JI'RONAH MIQAT PALING AFDHAL <p> *JI'RONAH, MIQAT PALING AFDHAL?*</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoOPXA6_vz3O3X_fdFrlDFoHZlJaxu31dpHFe0cIx--jz47KiqFA4aODpLPnkOovZYDFQtfIJJ0J-nCnPGWoPoy1JSe9I889APtCXDzF21A4lVjIA9UfCfPNaozwnqg3-MRFRCRRs0m52SIV6qWM5PNosu6ds_0vvE9hMC9vOUnp83L1X9o0ftlGmEctiY/s3648/20230702_184152.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3648" data-original-width="2736" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoOPXA6_vz3O3X_fdFrlDFoHZlJaxu31dpHFe0cIx--jz47KiqFA4aODpLPnkOovZYDFQtfIJJ0J-nCnPGWoPoy1JSe9I889APtCXDzF21A4lVjIA9UfCfPNaozwnqg3-MRFRCRRs0m52SIV6qWM5PNosu6ds_0vvE9hMC9vOUnp83L1X9o0ftlGmEctiY/s320/20230702_184152.jpg" width="240" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Ji’ronah adalah nama sebuah perkampungan Wadi Saraf (lembah Saraf) yang dikelilingi jajaran bukit-bukit berbatu yang tandus. Masjid Ji’ronah digunakan penduduk Makkah sebagai tempat miqat untuk umroh. Masjid ini terletak di bagian timur laut dari kota Makkah dan jauhnya 22-28 KM dari kota Makkah. Luasnya mencapai 1.600 M2 dan masjidnya bisa menampung hingga 1.000 jama’ah shalat dan area parkir yang cukup luas mampu menampung lebih dari ratusan bis dan kendaraan kecil lainnya.</p><p>*SEKILAS MASJID JI’RANAH*</p><p>Rasulullah saw pernah bermukim di sini selama 13 hari, kemudian bermiqat untuk melakukan umrah beliau yang ketiga kali di kampung ini. Tempat di mana Rasulullah S.A.W. berihram kemudian dibangun Masjid Ji’ranah.</p><p>Di samping kanan masjid terdapat sebuah sumur tua yang sekarang telah ditutup oleh kerajaan Arab Saudi. Dahulunya sumur tersebut menjadi praktek berbau "mitos", yang airnya dibawa pulang oleh jamaah haji sebagai obat dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.</p><p>Karena keistimewaannya, masjid ini telah dipugar berkali-kali dari zaman ke zaman sepanjang sejarah. Kemudian, pada pemerintahan Kerajaan Arab Saudi, dibangun masjid besar bersebelahan dengan masjid lama, yang dibuat menyatu. Untuk membangun masjid itu, Raja Arab Saudi, Raja Fahd menggelontorkan dana tak kurang dua juta riyal.</p><p>*LOKASI MIQAT PALING AFDHAL*</p><p>Menurut pendapat banyak ulama, Ji’ranah merupakan tempat miqat umrah yang paling afdhal bagi penduduk Makkah, karena Nabi saw pernah ambil miqat dari Ji'ranah saat beliau umrah yang ketiga (8 H). Setelah itu baru Tan'im.</p><p>وأفضل جهات الحل الجعرانة لأن النبي صلى الله عليه وسلم اعتمر منها ولبعدها ثم يليها في الفضل التنعيم</p><p>Berkunjung dan bermiqat di Masjid Ji’ranah merupakan bagian dari paket perjalanan umrah umumnya jamaah Indonesia.</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-43733756055344373452023-04-09T22:49:00.007+07:002023-04-09T22:51:27.697+07:00 MENGAPA ADA SIANG DAN MALAM<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-US;">MENGAPA ADA SIANG DAN MALAM<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><b>Oleh<o:p></o:p></b></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkIIn5FvF3OyIkLPvMbmFt77QNVxQ8MlUn5kimq4wC9hQBQ4AY4AJJK00FKzBBzmXtwFSHfrjwvkGa5LbWqOg8Qa49jnXcFqafluEeIiP4rVU3aNuZ9R4qr3UC9ztv1QfcCinBIvfrP7ozwt7sPMv0AFOxBSnc-DFB71d8b9QUB2HZFrMx2IZV3ZQGQQ/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><b><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkIIn5FvF3OyIkLPvMbmFt77QNVxQ8MlUn5kimq4wC9hQBQ4AY4AJJK00FKzBBzmXtwFSHfrjwvkGa5LbWqOg8Qa49jnXcFqafluEeIiP4rVU3aNuZ9R4qr3UC9ztv1QfcCinBIvfrP7ozwt7sPMv0AFOxBSnc-DFB71d8b9QUB2HZFrMx2IZV3ZQGQQ/w152-h194/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="152" /></b></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><b style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: center;"><b style="font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b></div></b><p></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: Cambria, serif;"><span style="font-size: 13.3333px;"><b> </b></span></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Permasalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Dalam kehidupan sehari-hari, ada hal yang luar biasa, tetapi terkadang terasa
biasa-biasa saja karena mungkin sudah terbiasa. Misal adanya siang dan malam. Namun,
dalam beberapa ayat, Allah bersumpah demi malam dan juga bersumpah demi siang
(QS. Al-Lail, 1-2). Tentu ada rahasianya. Apa maksud Allah bersumpah demi malam
dan demi siang, apa hikmah dibalik terciptanya siang dan malam, dan kenapa
dalam beberapa ayat al-Qur’an dan juga al-Hadis, Allah mengistimewakan malam
sedemikian rupa? Mohon Pengasuh Konsultasi Agama berkenan memberikan
penjelasannya. Atas perkenannya saya ucapkan terima kasih dengan iringan doa
jazakumullah khairan katsiran! (Putri, Waru Sidoarjo).<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pembahasan:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Di antara maksud
Allah bersumpah dalam al-Qur’an adalah utuk meyakinkan hamba-Nya agar mau memperhatikan
firman-Nya. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;">Mana’ </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Al-Qattan mengatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;">فاَلْقَسَمُ فِي كَلَامِ
اللهِ يُزِيْلُ الشُّكُوْكَ، وَيُحْبِطُ الشُّبْهَاتِ، وَيُقِيْمُ الْحُجَّةَ، وَيُؤَكِّدُ
الْأَخْبَارَ، وَيُقَرِّرُ الْحُكْمَ فِي أَكْمَلِ صُوْرَةٍ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i>Sumpah dalam al-Qur’an digunakan untuk menghilangkan
keraguan, membatalkan syubhat, menegakkan argumentasi, menguatkan berita, dan
menetapkan hukum secara sempurna</i>” (Mana’ al-Qattan, <i>Mabahits Fi ‘Ulum
al-Qur’an,</i> I/301). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam
al-Qur’an, Allah beberapa kali bersumpah dengan menggunakan nama makhluknya. Misalnya,
“</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-font-kerning: 0pt;">Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;"> dan</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-font-kerning: 0pt;"> demi siang apabila terang benderang”
(QS. Al-Lail, ayat 1-2). </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;">Menurut para
ahli Tafsir, ayat-ayat yang berdiksi sumpah (<i>qasam</i>) tersebut bertujuan hendak
memberi isyarat kepada manusia bahwa makhluk yang dijadikan sumpah-Nya itu
adalah sesuatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. </span><span lang="EN-US" style="background: rgb(250, 250, 250); font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Untuk memahami maksud diciptakananya malam dan siang, dapat kita telaah
firman Allah swt berikut ini: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">وَمِنْ رَّحْمَتِه جَعَلَ لَكُمُ
الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِه
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan
siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian
karunia-Nya pada siang hari, dan agar kamu bersyukur kepada-Nya </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">(QS. Al-Qashash, 73).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ayat tersebut mengingatkan kita
agar menyadari bahwa terciptanya malam dan siang adalah merupakan bagian dari
rahmat Allah yang harus disyukuri. Kalau tidak ada pergantian siang dan malam,
maka manusia mungkin tidak bisa hidup di dunia ini. Peredaran siang dan malam
membuktikan bahwa Allah itu tetap Hidup. Kalau Allah tidak Hidup maka tidak
akan ada yang mengatur peredaran siang dan malam itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Allah menciptakan malam itu, di
antara hikmahnya adalah agar manusia bisa menggunakannya untuk istirahat.
Kepenatan, kelelahan, dan kepayahan akibat pekerjaan di siang hari dan akibat
panas tekanan cahaya matahari dapat dihilangkan dengan istirahat di malam hari.
Kemudian tidur pulas beberapa jam di malam hari dapat pula menyegarkan kembali
urat-urat saraf. Dengan demikian, tidur di malam hari itu, bukan hanya badan
yang beristirahat, tetapi pikiran pun juga bisa diistirahatkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Menurut pakar kesehatan, tidur
malam yang bagus adalah antara pk. 23.00 sd pk. 02.00 Wib tanpa lampu. Pada
saat itu produksi kelenjar <i>melatonin</i> mencapai puncaknya. Di antara
fungsi hormon <i>melatonin</i> adalah mengurangi ketegangan jiwa, memperbaiki
tidur, memperkuat daya kekebalan tubuh, meningkatkan daya tahan terhadap
bakteri dan virus, mencegah kanker, dan mencegah pikun (Iftachul ‘Ain Hambali, <i>Islamic
Pineal Therapy</i>, 2011:18-23).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Allah menegaskan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;">وَجَعَلْنَا
نَوْمَكُمْ سُبَاتًا وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">“Kami
menjadikan tidurmu untuk istirahat, dan kami menjadikan malam sebagai pakaian”</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">
(QS. Al-Naba, 9-10).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pada siang hari, Allah sengaja
menjadikannya untuk manusia agar dapat mencari sebagian karunia-Nya. Setelah
bangun di pagi hari, maka datanglah hari baru, dan badan serta pikiran pun
telah segar kembali. Saat itu kesempatan baik buat bekerja dan berusaha mencari
kebutuhan hidup sehari-hari. Hidup di dunia ini isinya adalah untuk bekerja dan
berusaha guna bisa bertahan hidup. Semuanya telah dipersiapkan Allah di muka
bumi ini. Di siang hari itulah manusia bisa bekerja dan berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Allah menegaskan: </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;">وَجَعَلْنَا
النَّهَارَ مَعَاشًا</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i>Dan
Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan</i>” (QS. Al-Naba, 11).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Malam untuk ketenangan dan
istirahat, sedangkan siang untuk bergiat dan bekerja. Adapun yang diharap
adalah karunia Allah yang telah disediakan di muka bumi ini. Manusia yang tidak
bekerja dan tidak berusaha, maka bisa saja ia tidak akan mendapatkannya.
Manusia diberi akal, panca indera, dan tenaga adalah untuk mencari karunia yang
telah disediakan Allah di muka bumi. Manusia telah diperintahkan, selain
beriman kepada Allah juga beramal shalih, yaitu bekerja dengan baik di dunia
ini. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Karena
itu, terjadinya pergantian malam dan siang, siang dan malam hendaklah
dimanfaatkan dengan baik dan disyukuri dengan sebenar-benarnya. Tanda syukur
yang sebenar-benarnya adalah mempergunakannya dengan sebaik-baiknya. Ada waktu
untuk bekerja, ada waktu untuk mencari ilmu dan mencari karunia Allah, dan ada
juga waktu untuk beristirahat dan bertaqarrub serta beribadah kepada Allah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Lalu
kenapa di malam hari ditekankan agar digunakan untuk banyak beribadah? Karena
malam itu adalah waktu yang strategis dan sangat istimewa untuk bertaqarrub,
mendekatkan diri kepada Allah. Paling tidak ada lima keistimewaan malam bila
untuk beribadah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pertama, malam untuk bertahajjud.</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">
Selain shalat wajib isya di awal malam, juga dianjurkan memanfaatkan sebagian
malam, terutama sepertiga malam terakhir untuk bangun tidur kemudian shalat
tahajjud. Allah swt berfirman:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِه
نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Pada sebagian malam lakukanlah salat
tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji” </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">(QS. Al-Isra, 79).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tahajud
artinya <i>Sahar</i>, yaitu jaga atau tidak tidur malam. Sebagian ulama
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bertahajud adalah bangun beribadah
setelah tidur malam. Sebagian yang lain berpendapat bahwa ber</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">tahajud bisa dilakukan, baik sebelum tidur atau sesudah tidur. Dalam
ayat tersebut mengandung perintah mengisi sebagian malam untuk membaca
al-Qur’an dan shalat malam (Imam al-Mawardi, <i>Tafsir al-Mawardi,</i>
III/264).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kedua, malam untuk meningkatkan kualitas diri.</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"> Allah berfirman:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ قُمِ الَّيْلَ
اِلَّا قَلِيْلًاۙ نِّصْفَهٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ اَوْ زِدْ عَلَيْهِ
وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا
اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“1. Wahai orang yang berselimut (Nabi
Muhammad), 2.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bangunlah (untuk salat)
pada malam hari, kecuali sebagian kecil, 3. (yaitu) seperduanya, kurang sedikit
dari itu, 4.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>atau lebih dari (seperdua)
itu. Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. 5.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan
yang berat kepadamu. 6.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sesungguhnya
bangun malam itu lebih kuat (pengaruhnya terhadap jiwa) dan lebih mantap
ucapannya </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">(QS<i>.</i>
Al-Muzammil, 1-6).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ayat-ayat tersebut merupakan
perintah kepada hamba-Nya (Nabi Muhammad saw.) dan umatnya untuk bangun dan
shalat malam. Selain itu juga perintah membaca al-Qur’an secara tartil di malam
hari. Allah menjanjikan kepada hamba-Nya yang mau shalat dan membaca al-Qur’an
di tengah malam atau sepertiga malam terakhir, dengan janji memberikan
keteguhan hati dan kemantapan bicara (Abd al-Rahman al-Sa’di, <i>Tafsir
al-Sa’di,</i> I/892). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ketiga, malam sebagai waktu mustajabnya berdoa.</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"> </span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-font-kerning: 0pt;">عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه
وسلم- يَقُولُ « إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ
يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ
إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَة</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Dari
Jabir bin Abdullah, dia berkata: </span></i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><i><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>"</span></i><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Aku mendengar Nabi SAW bersabda:</span></i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><i><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span></i><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Sesungguhnya
di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu,
lalu ia memohon kepada Allah, baik kebaikan dunia mau pun akhirat, kecuali
Allah akan me</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">ngabul</span></i><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">kannya. Demikian itu terjadi
pada setiap malam” </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">(HR. Muslim No.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> 1806</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis tersebut menegaskan bahwa tiap-tiap malam itu merupakan
saat mustajabnya berdoa. Selain itu juga untuk memotivasi agar menjadikan
malam-malam untuk berdoa dengan harapan terkabul (al-Nawawi, <i>Syarah Shahih
Muslim,</i> VI/36). <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Keempat, malam sebagai waktu
paling utama untuk salat. <span style="border: 1pt none windowtext; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></span></b></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span dir="LTR" style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: right; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ
الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ
الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ
بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; vertical-align: baseline;"><span face=""System",sans-serif" style="font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Rasulullah saw. ditanya, “Shalat apakah yang lebih utama setelah shalat
fardhu, dan puasa apakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?” Beliau
bersabda, “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat di
tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa
pada bulan Allah (yakni) Muharram.”</span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> (HR.
Muslim No.2813).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis
tersebut menyatakan bahwa shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat
yang dilakukan di keheningan malam, yaitu di akhir malam atau saat sepertiga
malam terakhir. Keterangan ini didukung oleh hadis Riwayat al-Tirmidzi No.
3579, Nabi saw bersabda: “suasana yang sangat dekat antara Allah dan hamba-Nya
adalah saat akhir malam atau sepertiga malam terakhir (al-Shan’ani, <i>Subul
al-Salam,</i> II/261).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 22.5pt; text-indent: 0.5in;"><b><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Kelima, malam sebagai waktu terbaik
untuk bertaubat dan minta ampun kepada Allah swt.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Allah
swt. berfirman:<b> </b></span><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Dan pada akhir malam (waktu
sahur) mereka memohon ampunan (kepada Allah)</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"> (QS. Al-Dzariyat, 18).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis qudsi menerangkan, ketika memasuki sepertiga malam
terakhir, Allah berfirman: “Aku adalah Raja, Aku adalah Raja. </span><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">Siapa yang berdoa pada-Ku, aku
akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan
siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni. Yang demikian itu hingga
terbit fajar” (HR. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Muslim No. 1809</span><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">Menurut
al-Nawawi, pengulangan kalimat “</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Aku adalah Raja” </span><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; padding: 0in;">hingga dua kali</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"> menunjukkan kesungguhkan Allah untuk meyakinkan hambaNya. Sedangkan
pernyataan Allah “yang demikian itu berlaku hingga terbit fajar”, menunjukkan
panjangnya peluang yang diberikan kepada manusia untuk mendapatkan rahmatNya di
malam hari. Hadis tersebut juga menerangkan bahwa sepanjang malam terutama sepertiga
malam terakhir adalah saat-saat baik dan strategis untuk mendekatkan diri kepada
Allah, seperti shalat, berdoa, dan beristighfar (al-Nawawi, <i>al-Minhaj Syarah
Shahih Muslim,</i> VI/37038).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Begitu
istimewanya “malam” hingga Allah memilihnya untuk peristiwa-peristiwa agung terjadi
saat itu, seperti malam peristiwa isra dan mi’raj, turunnya al-Qur’an, dan datangnya
lailatul qadar.</span><span style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">(Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN pada Bulan April 2023)</span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-7793841717944170132023-04-09T22:45:00.000+07:002023-04-09T22:45:00.023+07:00 DI BULAN RAMADHAN, BOLEHKAN WANITA HAID BACA AL-QUR’AN?<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">DI BULAN
RAMADHAN, BOLEHKAN WANITA HAID BACA AL-QUR’AN?<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><b>Oleh<o:p></o:p></b></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhshYAP-75ryzK44vLQm3wcPGy-dVLvBAIULH9YvSQcBEQhyl3-19u8P3p7WREdrDYfD6GWDithqdmfxC8FuVgrsfCERM-j2qJMP0oqEvZFJ0HFRqzLHkCogGVgKYFyhUmabHL2AJe132Ma3rrDCV5pGouUbAyhyPeLDbpU3gdCcV3FtREdSubtReXLDw/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><b><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhshYAP-75ryzK44vLQm3wcPGy-dVLvBAIULH9YvSQcBEQhyl3-19u8P3p7WREdrDYfD6GWDithqdmfxC8FuVgrsfCERM-j2qJMP0oqEvZFJ0HFRqzLHkCogGVgKYFyhUmabHL2AJe132Ma3rrDCV5pGouUbAyhyPeLDbpU3gdCcV3FtREdSubtReXLDw/w157-h205/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="157" /></b></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><b style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad
Zuhdi Dh, M.Fil I</b><p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Pertanyaan:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Assalamu’alaikum wr. wb!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Ustadz Achmad
Zuhdi (UAZ) rahimakumullah! Mohon penjelasan tentang seorang Wanita muslimah
yang sedang haid di Bulan Ramadhan. Amalan apa yang bisa dilakukan, dan
bolehkah ia tetap membaca mushaf al-Qur’an dengan tujuan untuk memperkuat
hafalannya? Demikian, atas perkenan dan jawabannya, saya sampaikan terima kasih
dengan iringan doa jazakumullah khairan katsiran! (Faizah, Candi).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Wassalamu’alaikum
wr.wb.!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Jawaban:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, perlu dikutipkan hadis sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-hansi-font-family: Cambria; padding: 0in;">عَنْ مُعَاذَةَ قَالَتْ: سَألْتُ
عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا فَقُلْتُ: مَا باَلُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ وَلا
تَقْضِى الصَّلاةَ؟</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-hansi-font-family: Cambria; padding: 0in;">فَقَالَتْ: أحَرُورِيَّةٌ أنْتِ؟ فَقُلْتُ: لَسْتُ بِحَرُورِيَّة. وَلكِنْ
أسْألُ فَقَالَتْ: كَانَ يُصيبُنَا ذلكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْم وَلا نُؤمَرُ
بِقَضَاءِ الصَّلاةِ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Muadzah binti
Abdullah menuturkan bahwa dirinya pernah bertanya kepada Aisyah </span></i><i><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">r</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">a. Muad</span></i><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">z</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">ah berkata</span></i><i><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">:</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> “Mengapa
orang haid harus mengganti puasa pada hari yang lain akan tetapi tidak
mengganti shalat pada hari yang lain?”</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> </span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">Aisyah berkata,</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> </span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> “Apakah engkau
termasuk kelompok Haruriyyah?”</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> </span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">Muadzah
menjawab, “Aku bukanlah seorang Haruriyah tetapi aku hanya sekedar
bertanya”</span></i><i><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">.</span></i><i><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> </span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">Aisyah menjawab</span></i><i><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">:</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> “Kami
pernah mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengq</span></i><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">a</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">dh</span></i><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">a</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> puasa</span></i><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">, n</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">amun kami tidak
diperintahkan untuk mengq</span></i><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">a</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">dh</span></i><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">a</span></i><i><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">’ shalat”</span></i><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> (HR. Muslim No</span><span lang="IN" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;">.</span><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; padding: 0in;"> 789).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis
tersebut dapat dipahami bahwa selama Ramadhan, bagi wanita yang sedang haid, ia
tidak boleh shalat dan tidak boleh berpuasa. Sebagai gantinya, ia diwajibkan
mengqadha puasa Ramadhan di bulan yang lain. Adapun shalat yang ditinggalkannya
karena haid, tidak perlu diqadha.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;">Amalan Yang Boleh Dilakukan
Wanita Haid</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Muncul
pertanyaan, jika wanita haid tidak boleh berpuasa dan tidak boleh shalat selama
Ramadhan, lalu apa yang boleh dilakukan sebagai amal shalihnya? </span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">B</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">ukankah bulan </span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Ramadhan adalah bulan yang agung, penuh berkah dan
ampunan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">?</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Benar, m</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">asih
banyak amalan yang bisa dilakukan oleh wanita yang sedang haid atau nifas di
bulan Ramadhan, di antaranya adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Memberi </span></b><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">dan </span></b><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Menyediakan <i>Ifthar</i>
(hidangan buka puasa)</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لاَ
يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا.</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Rasulullah
Saw bersabda: “Barang siapa memberi ifthar (hidangan untuk berbuka) kepada
orang-orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakan
puasa tanpa dikurangi sedikitpun”</span></i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"> </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">(HR. </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Ahmad, al-Tirmidzi, dan
lain-lain)</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">.</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">
Al-Albani: Hadis ini shahih.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Segoe UI",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Hadis tersebut menunjukkan bahwa siapapun yang mau
menyediakan makanan atau minuman untuk berbuka puasa, baik kaum laki-laki
maupun perempuan, sedang berpuasa atau tidak sedang berpuasa (karena haid,
sakit, safar, dan lain sebagainya), maka yang bersangkutan akan mendapatkan
bagian pahala puasa seperti yang dilakukan oleh orang yang sedang berpuasa.</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Selain sedekah untuk berbuka puasa, wanita haid bisa juga
sedekah-sedekah yang lain, baik yang wajib seperti <i>zakat al-mal</i> dan <i>zakat
al-fithr</i>, maupun sedekah sunnah<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>seperti infak atau sedekah untuk masjid, TPQ, panti asuhan, dan
lain-lain yang membutuhkan bantuan.</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Berdoa, berdzikir,
dan beristighfar </span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Bagi wanita yang sedang haid atau nifas memang tidak
boleh shalat dan tidak boleh berpuasa, namun ia diperkenankan untuk berdoa dan
berdzikir. Misalnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ketika mendengar
adzan, ia dibolehkan menjawabnya dan setelah usai adzan ia pun dibolehkan untuk
berdoa dan berdzikir. Sebagaimana yang sudah maklum bahwa berdoa setelah
mendengar adzan sangat besar pahalanya dan dijamin akan dapat syafaat dari Nabi
Saw pada hari kiamat</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">(HR.
Bukhari</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"> dan lain-lain</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">).</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Para Fuqaha sepakat bahwa tiga macam ibadah yaitu:
istighfar, dzikir dan doa tidak disyaratkan bagi pelakunya harus suci dari
hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil. </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Artinya, seorang wanita yang sedang haid, meskipun
dia berhadas besar</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">,</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"> tidak
ada larangan baginya untuk beristighfar, dzikir dan berdoa sepanjang waktu
selama mampu</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"> (al-Syanqithi, <i>Syarh al-Tirmidzi</i>, 62/4)</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">.</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, kaum
muslimin ditekankan memperbanyak amal ibadah. Bagi wanita haid dapat meniru
dzikir dan doa yang biasa dibaca Aisyah ra saat-saat menunggu lailatul qadar,
yakni dengan bacaan “<i>Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni</i>”
(<i>Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, karena itu
maafkanlah aku</i>).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Al-Albani: hadis
ini riwayat Ahmad, al-Tirmidzi, dan Ibn Majah. Hadis ini shahih( al-Albani: <i>Shahih
al-Jami’ al-Shaghir, </i>II/814).</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Th</span></b><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">a</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">labul ‘Ilmi (men</span></b><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">ghadiri
pengajian</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">)</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mencari ilmu atau
menghadiri pengajian termasuk amal shalih yang bisa dilakukan wanita haid di
bulan Ramadhan, baik dilakukan dengan mendatangi majelis ilmu maupun
mempelajari buku-buku yang bermanfaat. Dalam sebuah hadis disebutkan tentang
keutamaan menuntut ilmu:</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 14.2pt; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.8pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;">مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: right 6.0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut Ilmu,
niscaya Allah Swt. menunjukkan jalan menuju surga baginya”. (H.R. Al-Bukhari
dan Muslim).</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; tab-stops: right 6.0in; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Wanita Haid Baca
Mushaf al-Qur’an?</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; tab-stops: right 6.0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">Bagaimana dengan wanita yang
haid, bolehkah membaca al-Qur’an</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">? Tentang hukum </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">membaca
al-Qur’an, ulama berbeda pendapat. Sebagian melarang dan sebagian lagi
membolehkan. Ulama yang membolehkan beralasan pada hadis tentang Aisyah yang
sedang menunaikan ibadah haji. Saat itu Aisyah sedang haid. Kepada Aisyah, Nabi
Saw bersabda: “Lakukan apa saja dalam ibadah haji, kecuali thawaf” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa beramal apa saja boleh,
misal sa’i dan doanya, wukuf di Arafah dan doanya, dan lain-lain selain thawaf.
Di antara ulama yang membolehkan wanita haid baca al-Qur’an adalah Imam
al-Bukhari, al-Thabari, Ibn al-Mundzir, Abu Dawud dan lain-lain. Mereka mengacu
pada keumuman hadis:</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 14.2pt; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.8pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;">كَانَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext;">“Nabi Saw biasa berdzikir pada
semua keadaan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dzikir di sini lebih umum, termasuk
di dalamnya membaca al-Qur’an(al-Mubarakfuri, <i>Tuhafat al-Ahwadzi Syarh
al-Tirmidzi</i> , I/348).</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Segoe UI";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Dari hadis di
atas dapat difahami bahwa orang yang berhadas besar boleh berzikir menyebut
nama Allah. Membaca al-Qur’an dapat disamakan dengan menyebut nama Allah. Mengenai
ayat <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">laa yamassuhu illal-muthahharuun</span></i> (al-Waqi‘ah ayat
79) menurut riwayat diturunkan di Makkah, sebelum Nabi saw hijrah ke Madinah.
Sedang <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">mushaf</span></i> al-Qur’an baru ada pada zaman Khalifah
Utsman bin Affan, yang berarti adanya <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">mushaf</span></i> al-Qur’an
setelah lebih kurang 30 tahun setelah ayat tersebut diturunkan. Pada masa
Khalifah Utsman baru ada lima <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">mushaf</span></i> dan
itupun belum beredar ke tengah masyarakat. <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Mushaf</span></i> al-Qur’an
baru dicetak dan mulai beredar ke tengah masyarakat lebih kurang 900 tahun
kemudian. Karena itu, ayat di atas tidak ada kaitannya dengan <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">mushaf</span></i> al-Qur’an.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.8pt; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Dari pendapat
para <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">mufassir</span></i> dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">al-muthahharuun</span></i>, ialah orang yang suci yang benar-benar
beriman kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Orang-orang inilah yang dapat menyentuh isi dan kandungan al-Qur’an. Sedangkan
orang yang tidak suci tidak akan dapat menyentuh kandungan dan isi al-Qur’an.
Orang-orang suci yang dimaksud mungkin malaikat, dan mungkin manusia, dan
mungkin pula kedua-duanya</span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">
(al-Thabari, <i>Tafsir al-Thabari</i>, XXIII/150-151)</span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.8pt; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt;">Majelis Tarjih PP. Muhammadiyah dalam Buku
Fatwa-Fatwa Tarjih Tanya Jawab Agama Juz II hal. 34-37 berpendapat bahwa
al-Qur’an yang terdapat dalam mushaf sekarang ini asli. Dahulu di lauh
al-mahfud yang kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad saw kemudian ditulis
dan sekarang kita dapati tulisan itu dalam mushaf al-Qur’an. <b>Adapun
menyentuh dan membacanya tidak harus berwudu, tetapi diutamakan.</b> Nabi saw
bersabda: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: right; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-font-kerning: 0pt;">أَنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ
اللَّهَ إِلَّا عَلَى طَهَارَةٍ<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama
Allah kecuali dalam keadaan suci”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;"> (HR. Ahmad No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-language: AR-EG; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>19034</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-bidi-language: AR-EG; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan Abu Dawud No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-language: AR-EG; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>17</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-bidi-language: AR-EG; mso-font-kerning: 0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).
al-Albani mensahihkannya (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;">al-Albani, <i>Irwa al-Ghalil</i>,
II/245).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-font-kerning: 0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dari
keterangan tersebut dapat difahami bahwa Wanita haid yang ingin membaca al-Qur’an
dengan memegang mushaf pada bulan Ramadhan dengan tujuan untuk menjaga hafalannya,
maka hukumnya dibolehkan. Wallahu A’lam!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: center; text-indent: 21.8pt; vertical-align: baseline;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p> Tulisan ini telah dimuat di Majalah MATA HATI Lazismu PDM Sidoarjo pada Maret 2023</o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-font-kerning: 0pt; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-59872425655355956212023-03-17T09:41:00.006+07:002023-03-17T09:42:34.558+07:00 MASUK SURGA TANPA HISAB<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><a name="_Hlk122116555"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">MASUK SURGA TANPA HISAB<o:p></o:p></span></b></a></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Oleh<o:p></o:p></span></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8X2KcvsCzedFfDDoHpQ75cmLKDVpXsuZeF-Mulhs0qCK6P9eaWCty9osd0Rn6SlXdGoYN1TZryJEALtIauiTDjBPorSzsDBeSCsmlf33bPyR9g_vK_29sMlgqf1wxIC_6Ou2dBATJEoXl7JxnL7NCUUhnNucqvF813hGh9QQ_9dkGzTN3QpravVdVTw/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="174" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8X2KcvsCzedFfDDoHpQ75cmLKDVpXsuZeF-Mulhs0qCK6P9eaWCty9osd0Rn6SlXdGoYN1TZryJEALtIauiTDjBPorSzsDBeSCsmlf33bPyR9g_vK_29sMlgqf1wxIC_6Ou2dBATJEoXl7JxnL7NCUUhnNucqvF813hGh9QQ_9dkGzTN3QpravVdVTw/w136-h174/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="136" /></a></div><p></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><b>Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I<o:p></o:p></b></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pertanyaan:<o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Assalamu’alaikum wr.wb.!<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pengasuh Konsultasi Agama
rahimakumullah! Saya pernah mendengar bahwa besok pada hari kiamat ada orang-orang
yang sangat istimewa, yaitu mendapatkan jaminan masuk surga tanpa hisab bahkan tidak
tersentuh sedikitpun oleh neraka. Yang saya tanyakan siapakah mereka itu? Apa
amalannya sehingga membuat mereka begitu istimewa? Demikian, atas perkenan dan
jawabannya saya sampaikan terima kasih dengan iringan doa jazakumullah khairan
katsiran! (Berlian, Sidoarjo).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Wassalamu’alaikuim wr.
wb.!<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Jawab:<o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam hadis sahih Riwayat Muslim No. 549, hadisnya agak
panjang, di antaranya disebutkan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in; unicode-bidi: embed;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">هَذِهِ أُمَّتُكَ وَ مَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا
يَدْخُلُونَ الْـجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">“Ini adalah umatmu,
bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang, mereka akan masuk surga tanpa hisab
dan tanpa azab”.<o:p></o:p></span></i></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Selengkapnya diterangkan bahwa
Hushain bin Abdurrahman berkata: “Ketika saya berada di dekat Sa’id bin Jubair,
dia berkata: “Siapakah di antara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?”
Saya menjawab: “Saya”. Kemudian saya berkata: “Adapun saya ketika itu tidak
dalam keadaan salat, tetapi terkena sengatan kalajengking”. Lalu ia bertanya:
“Lalu apa yang anda kerjakan?” Saya menjawab: “Saya minta diruqyah”. Ia
bertanya lagi: “Apa yang mendorong anda melakukan hal tersebut?” Jawabku:
“Sebuah hadis yang dituturkan al-Sya’bi kepada kami”. Ia bertanya lagi: “Hadis apa
yang dituturkan oleh al-Sya’bi kepada anda?” Saya katakan: “Dia menuturkan hadis
dari Buraidah bin Hushaib:<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in; unicode-bidi: embed;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَّةٍ</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>‘Tidak ada ruqyah kecuali karena
‘ain atau terkena sengatan”.<o:p></o:p></span></i></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">“Sa’id pun berkata:
“Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan nash yang telah didengarnya,
akan tetapi Ibnu Abbas ra. menuturkan kepada kami hadis dari Nabi saw., beliau
bersabda: “Saya telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah, lalu saya melihat
seorang Nabi bersama beberapa orang, seorang Nabi bersama seorang dan dua orang
dan seorang Nabi sendirian, tidak seorangpun menyertainya. Tiba-tiba
ditampakkan kepada saya sekelompok orang yang sangat banyak. Lalu saya mengira
mereka itu umatku, tetapi disampaikan kepada saya: “Itu adalah Musa dan
kaumnya”. Lalu tiba-tiba saya melihat lagi sejumlah besar orang, dan
disampaikan kepada saya: “<b>Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh
ribu orang, mereka akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab”</b>.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kemudian beliau bangkit
dan masuk rumah. Orang-orang pun saling berbicara satu dengan yang lainnya. Siapakah
gerangan mereka itu? Ada di antara mereka yang mengatakan: “Mungkin saja mereka
itu sahabat Rasulullah saw.” Ada lagi yang mengatakan: “Mungkin saja mereka orang-orang
yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah berbuat syirik terhadap
Allah”, dan ada yang menyebutkan yang lainnya. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Ketika Rasulullah saw. keluar,
mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Nabi saw. bersabda:<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in; unicode-bidi: embed;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">هُمُ الَّذِينَ لاَ يَرْقُونَ وَلاَ يَسْتَرْقُونَ وَ
لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَ عَلَى رَبِّـهِمْ يَتَوَكَّلُونَ</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i>“Mereka itu adalah orang yang tidak pernah
meruqyah, tidak pernah minta diruqyah, tidak pernah melakukan tathayyur, dan
mereka bertawakkal kepada Rabb mereka”.<o:p></o:p></i></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Lalu Ukasyah bin Mihshan
berdiri dan berkata: “Mohonkanlah kepada Allah, mudah-mudahan saya termasuk
golongan mereka!”. Beliau menjawab: “Engkau (Ukasyah) termasuk mereka”. Kemudian
berdirilah seorang yang lain lagi dan berkata: “Mohonlah kepada Allah,
mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka!”. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Beliau menjawab: “Kamu sudah didahului
Ukasyah” (HR. Muslim No. 549).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Berdasarkan hadis
tersebut, ada 70.000 orang dari umat Nabi Muhammad saw. yang akan mendapatkan
jaminan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab (langsung masuk surga tanpa
merasakan api neraka). Mereka yang 70.000 orang itu adalah orang-orang yang
beramal dan bersikap tidak pernah meruqyah, tidak pernah minta diruqyah, tidak
pernah melakukan tathayyur; dan mereka selalu bertawakkal kepada Rabb mereka”.
Dalam hadis sahih Riwayat al-Bukhari No. 5705, tanpa menyebut “tidak pernah
meruqyah”, tetapi ada tambahan “tidak meminta di kay”.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Bila digabungkan antara
Riwayat al-Bukhari dan Muslim tentang kreteria umat Nabi Muhammad saw. yang
dijamin masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab, maka mereka itu ada lima kreteria,
yaitu: (1) tidak pernah meruqyah; (2) tidak pernah minta diruqyah; (3) tidak
minta di kay; (4) tidak melakukan tathayyur; dan (5) selalu bertawakkal kepada
Allah swt.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak
pernah meruqyah </span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">(</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">لاَ يَرْقُونَ</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. <o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kalimat “tidak pernah meruqyah” ini diperselisihkan ulama. Sebagian
ulama seperti Ibn Taymiyah menganggapnya lafalnya kliru (jika yang dimaksud
adalah meruqyah secara umum). Ibnu Taymiyah berkata: Nabi sendiri pernah
melakukan ruqyah terhadap dirinya sendiri dan pernah meruqyah orang lain.
Beliau tidak pernah meminta diruqyah. Meminta diruqyah berarti minta tolong
orang lain, sedangkan meruqyah diri sendiri dan meruqyah orang lain langsung
meminta tolong kepada Allah (Ibn Taymiyah, <i>Iqtida al-Shirat al-Mustaqim,</i>
I/448). Sejalan dengan Ibn Taymiyah adalah M. Nashiruddin al-Albani. Menurut
al-Albani kalimat </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">لاَ يَرْقُونَ</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, (tidak pernah meruqyah) dalam lafal
Riwayat Muslim adalah merupakan kalimat yang syadz, yang janggal (al-Albani, <i>Majmu’
Fatawa al-Albani,</i> I/232). Namun, sebagian ulama ada yang memahami kalimat
“tidak pernah meruqyah” dengan pemahaman yang lain, yaitu <b>tidak pernah meruqyah
dengan kalimat yang biasa dipakai orang-orang kafir</b>, orang-orang jahiliyah,
dan dengan perkataan yang tidak dimengerti maknanya sehingga bisa mengarah
kepada kekufuran. Adapun meruqyah dengan kalimat al-Qur’an dan doa-doa Nabi
saw., maka hal itu tidak dilarang bahkan disunnahkan (al-Nawawi, <i>Syarah
Shahih Muslim</i>, XIV/168 dan al-Suyuti, <i>al-Dibaj ‘Ala Muslim</i>, V/203).<b>
<o:p></o:p></b></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak
minta diruqyah (</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">وَلاَ يَسْتَرْقُونَ</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). </span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Orang yang tidak minta diruqyah adalah menunjukkan tingginya tawakkal
kepada Allah, karena itu ia akan masuk dalam kelompok 70.000 orang yang akan
masuk surga tanpa hisab. Perbedaan antara <i>mustarqi</i> dan <i>raqi</i>, kalau
<i>mustarqi</i> (orang yang meminta diruqyah) adalah orang yang minta diobati,
dalam hal ini hatinya bisa sedikit berpaling kepada selain Allah. Dengan
demikian akan mengurangi nilai tawakkalnya kepada Allah. Sedangkan <i>raqi</i>
(orang yang meruqyah) adalah orang yang berbuat baik, memberi manfaat kepada
orang lain. Ibn al-Qayyim berkata: Nabi saw adalah orang yang pernah meruqyah
diri sendiri dan orang lain, tetapi beliau tidak pernah meminta diruqyah dari
orang lain (Ibn al-Qayyim, <i>Zad al-Ma’ad,</i> I/475).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak
minta di kay (</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">وَلاَ يَكْتَوُوْنَ</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Minta di kay artinya minta diterapi melalui sarana pengobatan kay.
Menurut Ibn Mandzur, yang dimaksud dengan (pengobatan) kay adalah menempelkan
(membakar) dengan besi panas (pada bagian tubuh yang sakit atau terluka) atau
sejenisnya (Ibn Mandhur, <i>Lisan al- ‘Arab</i>, XV/235). <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Ibn al-Qayyim rahimahullah berkata: “Hadis-hadis tentang (pengobatan) kay
itu ada empat hal yaitu:(1)</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Perbuatan Rasulullah saw.
Hal itu menunjukkan bolehnya melakukan kay.</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(2) Rasulullah tidak
menyukainya. Hal itu tidak menunjukkan larangan.</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(3) Pujian bagi orang yang
meninggalkannya. Menunjukkan bahwa meninggalkan kay itu lebih utama dan lebih
baik.</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(4) Larangan melakukan kay.
Hal itu menunjukkan pilihan dan makruhnya kay, atau sesuatu yang tidak
dibutuhkan dan dikhawatirkan bisa menimbulkan penyakit (Ibn al-Qayyim, <i>Zad
al-Ma’ad</i>, IV/58).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-fareast-font-family: Cambria;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak
melakukan t<i>athayyur </i>(</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">لاَ يَتَطَيَّرُونَ</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak
melakukan <i>tathayyur</i> maksudnya adalah tidak<i> tasya’um</i>, yakni tidak
merasa sial atau berprasangka buruk dengan adanya kejadian tertentu. Syekh
al-Utsaimin mengatakan bahwa menurut p</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">ara ulama, <i>tasya'um</i> bisa
terjadi dengan sebab <b>sesuatu yang dilihat</b> atau <b>didengar</b> atau <b>suatu
fenomena</b> (yang ditandai).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 14.5pt; margin-left: .25in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><i><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Tasya'um</span></i></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;"> (merasa sial) dengan sesuatu yang dilihat, seperti jika
seseorang <b>melihat sesuatu</b> lalu muncul pada dirinya firasat jelek. Semisal
ia melihat burung hitam seketika itu ia berkata: "Ini adalah hari
gelapku".<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i>Tasyaum</i>
(berfirasat jelek) dengan <b>sesuatu yang didengar</b>, seperti ketika
mendengar kata-kata menggelisahkan yang tidak sesuai kemudian ia berfirasat
jelek dan mengurungkan (dari menyelesaikan) keperluannya. <i>Tasya'um</i>
dengan <b>suatu fenomena</b>, yaitu menganggap sial pada hari-hari atau
bulan-bulan tertentu. Sebagaimana dahulu dilakukan orang-orang jahiliyah yang
ber-<i>tasya'um</i> dengan datangnya bulan shafar sebagai bulan pembawa sial. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 14.5pt; margin-left: .25in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Maka sesungguhnya <i>tathayyur</i> (bersikap pesimis atau
menganggap sial dengan sesuatu) merupakan kesyirikan, sebagaimana sabda
Rasulullah </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #141823; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>: "Sikap <i>tathayyur</i>
(menganggap sial dengan sesuatu) merupakan kesyirikan, sikap <i>tathayyur</i>
adalah kesyirikan”, diucapkan tiga kali (HR. </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Abu Dawud, <i>Sunan Abi Dawud</i> No. 3912).
Al-Albani: sahih. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 14.5pt; margin-left: .25in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Karena itu wajib bagi manusia untuk senantiasa bertawakkal
kepada Allah dan bersandar pada-Nya pada setiap urusannya</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;"> (Muhammad bin Shalih al- ‘Utsaimin, <i>Liqa-at al-Bab
al-Maftuh,</i> XII/19)</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">5. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mereka bertawakal kepada Allah
(</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">وَعَلَى رَبِّـهِمْ يَتَوَكَّلُونَ</span></b></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Hakikat
tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah terhadap perkara yang bermanfaat
bagi hamba untuk diri dan dunianya. Bersandarnya hati itu harus diimbangi
dengan mencari sebab. Kalau tidak, berarti ia menolak hikmah dan syari’at. Seseorang
tidak boleh menjadikan kelemahannya sebagai tawakkal dan tidaklah tawakkal
sebagai kelemahan. Dengan demikian </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">definisi tawakkal adalah:<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; margin-right: .25in; mso-line-height-alt: 14.5pt; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="AR-SA" style="color: #141823; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">صِــدْقُ الْاِعْتِمَــادِ
عَلَى اللهِ فِي جَلْبِ الْـــمَنَافِعِ وَدَفْــعِ الْمَضَــارِ مَعَ فِعْلِ الْأَسْبَابِ
النَّافِعَـــةِ</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span dir="LTR" style="color: #141823; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 14.5pt; margin-left: .25in; text-align: justify;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">"Benar-benar bersandar kepada Allah dalam mencari </span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span lang="EN-US" style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;">manfaat (</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">kebaikan) dan menolak bahaya (kejelekan) diiringi dengan
melakukan sebab-sebab yang bermanfaat untuk mencapai tujuannya" (al-
‘Utsaimin, <i>Fatawa Arkan al-Islam</i>, II/42).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 14.5pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Sebagai kesimpulan, hamba-hamba Allah yang istimewa yang kelak
dijamin masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab adalah (1) mereka yang tidak
melakukan ruqyah dengan cara seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir atau
orang jahiliyah, (2) mereka tidak meminta untuk diruqyah, (3) mereka tidak meminta
diobati dengan cara kay, (4) mereka tidak <i>tathayyur</i> atau merasa sial
dengan adanya peristiwa tertentu, (5) dan mereka yang selalu bertawakkal kepada
Allah swt.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"><span style="color: #141823; font-size: 10.5pt;"> (Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN PWM Jawa Timur edisi Maret 2023)</span></span><span style="mso-bookmark: _Hlk122116555;"></span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-58496930105457383312023-02-17T05:31:00.006+07:002023-02-17T05:33:31.070+07:00 KIAT MENGGAPAI IKHLAS<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">KIAT MENGGAPAI IKHLAS<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><b>Oleh</b><o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEKmbgb3Pe6Zo4sQLmu_Z3HOKoe4QUJq87uyKTn_ob4Vd8G0AeBspgpzc5QyEpE2l7E7HufLEK4kQfam1vumf3fV1c1LIMogpPL1wnsR7PDL2b-3UE55Jw7Qzg3SgKZeNGyRW3WyRvK4SbZQWfb5T16Ur6moAK-yuiGeD3NOrE5G32jotp_LZ4J4qAxQ/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEKmbgb3Pe6Zo4sQLmu_Z3HOKoe4QUJq87uyKTn_ob4Vd8G0AeBspgpzc5QyEpE2l7E7HufLEK4kQfam1vumf3fV1c1LIMogpPL1wnsR7PDL2b-3UE55Jw7Qzg3SgKZeNGyRW3WyRvK4SbZQWfb5T16Ur6moAK-yuiGeD3NOrE5G32jotp_LZ4J4qAxQ/w151-h184/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="151" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: center;"><b style="font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b></div></span><p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 19.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;"><br /></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 19.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">Nabi</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">
saw.</span><i><span lang="EN-US" style="border: 1pt none windowtext; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"> </span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 19.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنْ
الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL" face=""Segoe UI",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amal melainkan amal itu
dilakukan dengan ikhlas dan hanya mencari keridhan-Nya (HR. al-Nasai No. </span></i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><i><span dir="RTL" face=""Segoe UI",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>4348</span></i><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>).<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">Status Hadis<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis
tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Nasai (w. 303 H/915 M) dalam <i>al-Sunan
al-Kubra</i> No. 4348. Beberapa ulama lain yang juga meriwayatkan hadis
tersebut di antaranya Imam al-Thabarani (w. 360 H/971 M) dalam <i>al-Mu’jam
al-Kabir</i> No. 7628, Imam Abu Nu’aim (w. 430 H/1038 M) dalam <i>Hilyat
al-Auliya</i>, V/232, Imam Ibn al-Fadl al-Asbahani (w. 535 H) dalam <i>al-Targhib
Wa al-Tarhib</i> No. 97, dan al-Suyuti (w. 911 H/1505 M) dalam <i>Jami’
al-Ahadis</i> No. 6985.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Al-Albani menilai hadis
tersebut hasan-sahih (al-Albani, <i>Shahih Wa Dha’if Sunan al-Nasai, </i>VII/212
No. 3140).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kandungan
Hadis<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis tersebut menjelaskan bahwa
amal yang akan diterima oleh Allah adalah amal-amal yang dilakukan dengan
ikhlas dan semata-mata mencari keridhaan Allah. Selanjutnya, apa yang dimaksud
dengan ikhlas itu dan bagaimana cara menggapai ikhlas saat beramal? <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #191919; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";">Ikhlas artinya murni.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Dalam bahasa Arab air murni disebut dengan <i>alma’ al-khalish</i>. Amal
yang ikhlas artinya amal yang dilakukan murni semata-mata karena Allah. Apabila
ada sedikit saja kepentingan yang lain, misalnya ingin tampil beda, ingin dapat
perhatian publik, maka amalnya itu menjadi tidak murni lagi. Artinya,
keikhlasannya sudah tercemar atau dianggap tidak ikhlas lagi. Bila amalnya
sudah tidak ikhlas maka tidak akan diterima oleh Allah, bahkan ia terancam
masuk ke dalam neraka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #3a3a3a; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Sulaiman Bin Yasar ra meriwayatkan
bahwa sekelompok pemuka penduduk Syam (Syiria) bertanya kepada Abu Hurairah.
Mereka berkata, “Wahai Tuan Guru! Ceritakanlah kepada kami sebuah hadis yang
tuan telah dengarkan langsung dari Rasulullah saw. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Abu Hurairah ra. berkata bahwa Nabi Saw
bersabda: “Sesungguhnya orang pertama yang akan diputuskan pada hari kiamat
kelak adalah seorang yang mati syahid. Ia akan dihadapkan kepada Allah dan
diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya, dan hal itu
diakuinya. Kemudian ditanya oleh Allah: ''Lalu, apa amalanmu terhadap nikmat
itu?''.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Jawabnya: ''Aku telah berperang untuk-Mu hingga
mati syahid''. Maka Allah menjawab: ''Dusta kamu, tetapi kamu berperang untuk
dikenal sebagai pahlawan yang gagah berani''. Lalu ia diseret oleh malaikat dan
diperintahkan untuk dilempar ke dalam neraka. Yang kedua dihadapkan kepada
Allah adalah orang yang belajar ilmu agama dan mengajarkannya, serta pandai
membaca al-Quran. Maka diberitakan tentang nikmat-nikmat yang telah ia peroleh
dan ia mengakuinya. Kemudian ia ditanya: ''Lalu, apa amalanmu dengan nikmat itu?''. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Jawab orang itu: ''Aku telah belajar ilmu untuk-Mu
dan mengajarkannya, serta membaca al-Quran untuk-Mu.'' Allah menjawab: ''Dusta kamu,
tetapi kamu belajar ilmu agar mendapat gelar alim, membaca al-Quran agar
mendapat gelar qari, dan kamu sudah menikmatinya di dunia''. Kemudian
diperintahkan kepada malaikat untuk mencampakkannya ke dalam neraka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Orang yang ketiga yang dihadapkan kepada Allah
adalah orang yang diluaskan rezekinya dan diberi oleh Allah berbagai kekayaan.
Maka diberitakan kepadanya tentang nikmat yang telah diberikan oleh Allah
kepadanya, dan ia mengakuinya. Lalu ia ditanya: ''Lantas, apa amalanmu terhadap
nikmat itu?'' Jawab orang itu: ''Tiada suatu jalan pun yang Engkau perintahkan
mendermakan harta di dalamnya, melainkan telah saya dermakan harta di dalamnya
untuk-Mu.''<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Jawab Allah: ''Dusta kamu, tetapi kamu mendermakan
harta itu agar disebut dermawan, dan kamu telah dikenal demikian di dunia''.
Maka Allah kemudian memerintahkan malaikatnya untuk melemparkan orang itu ke
dalam neraka” (Imam Muslim, <i>Shahih Muslim</i>, VI/47 No. 5032</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>(</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Hadis tersebut memberikan
pelajaran berharga tentang pentingnya meluruskan<a href="https://republika.co.id/tag/niat"><span style="color: black; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; text-decoration: none; text-underline: none;"> niat </span></a>dalam
setiap beramal ibadah. Jangan sampai amal-amal yang kita lakukan justru sia-sia
karena niat kita yang tidak lurus, sehingga membuat Allah murka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: #191919; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="color: #191919; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";">Pengertian
Ikhlas<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">Imam al-Qusyairi dalam kitabnya <i>al-Risalah
al-Qusyairiyah</i> mengutip beberapa pandangan ulama tentang ikhlas.
Menurutnya, ikhlas adalah menjadikan niat hanya untuk Allah dalam melakukan
amalan ketaatan. Jadi, amalan ketaatan tersebut dilakukan dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah. Amal yang dilakukan bukanlah ingin mendapatkan
perlakuan baik dan pujian dari makhluk. Lebih lanjut al-Qusyairi mengatakan:
“Ikhlas adalah membersihkan amalan dari komentar manusia”. Jika kita sedang
melakukan suatu amalan maka hendaklah kita tidak bercita-cita ingin mendapatkan
pujian makhluk. Cukuplah Allah saja yang memuji amalan kebajikan kita. Dan
seharusnya yang dicari adalah ridha Allah, bukan komentar dan pujian manusia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Hudzaifah
Al-Mar’asyi mengatakan: “Ikhlas adalah kesamaan perbuatan seorang hamba antara yang
zhahir (tampak) dan yang batin (tersembunyi)”. Sebaliknya, riya’ adalah amalan
zhahir (yang tampak) lebih baik dari amalan batin yang tidak ditampakkan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Dzun
Nuun al-Mishri menyebutkan ada tiga tanda ikhlas. Pertama, tetap bersikap sama
antara dapat pujian dan celaan orang lain. Kedua, melupakan amalan kebajikan
yang dulu pernah diperbuat. Ketiga, lupa terhadap hak pahala di akhirat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Al-Fudhail
bin ‘Iyadh mengatakan: “Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya’.
Beramal karena manusia termasuk kesyirikan. Sedangkan ikhlas adalah kamu
terselamatkan dari dua hal tadi” (Imam al-Qusyairi, <i>al-Risalah al-Qusyairiyah</i>,
207-210).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Dari
beberapa pandangan ulama tersebut dapat difahami bahwa hakikat ikhlas itu
adalah (1) meniatkan suatu amalan hanya untuk Allah. (2) Tidak mengharap-harap
pujian manusia dalam beramal. (3) Kesamaan antara sesuatu yang tampak dan yang
tersembunyi. (4) Melupakan akan balasan dari amalannya di akhirat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Kiat Menggapai ikhlas<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Pertama,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> banyak berdoa. Mengingat ikhlas merupakan perkara yang tidak mudah
digapai, maka untuk mendapatkannya bisa dengan berdoa, memohon pertolongan
kepada Allah untuk mendapatkan kemampuan bisa beramal dengan ikhlas.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; mso-outline-level: 6;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Di antara doa untuk
menjaga keikhlasan adalah: “<i>Ya Muqallibal Qulubi Tsabbit Qalbi ‘Ala Dinik </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى
دِينِكَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>),</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> “Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati,
teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR.Tirmidzi </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">No. 2140, </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Ahmad No. 12107, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>al-Hakim </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">No. 1926). Al-Albani
menilai hadis ini sahih (al-Albani, <i>Shahih Wa Dha’if Sunan al-Tirmidzi,</i>
V/140).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; mso-outline-level: 6; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><b>Kedua,</b>
</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Menyembunyikan amal kebaikan. Ini
adalah cara jitu untuk menggapai keiklasan. Jika masih ada rasa berat untuk
menyembunyikan amalan, maka sadarilah bahwa itu merupakan tanda ketidakiklasan
amalan kita. Menyembunyikan amal dapat mendorong seseorang berbuat ikhlas. Amal
kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain hasilnya lebih mudah
mengarah ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal
tersebut kecuali hanya karena Allah semata. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; mso-outline-level: 6; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Rasulullah saw. bersabda:</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Ada tujuh
golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari
naungan-Nya. (Di antara tujuh golongan itu adalah orang yang sangat ikhlas ketika
beramal, yaitu) … seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya …” (HR.
al-Bukhari No.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>6421</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">dan Muslim No. 2427).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; mso-outline-level: 6; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Ketiga,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">
menghindari ketenaran atau popularitas. </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Selain menyembunyikan amalan, para ulama salaf juga tidak suka dengan
ketenaran dan berusaha untuk menjauhi ketenaran, karena ketenaran akan membawa
kepada keangkuhan dan kesombongan. Selain itu, ketenaran akan membuat keikhlasan
semakin berat untuk di raih. Kebanyakan orang seperti kita, umumnya tidak segan
segan untuk mencari ketenaran, terutama di zaman sekarang yang dengan teknologi
semakin memanjakan manusia, maka ketenaran akan membuat kita bangga dan
sombong, jauh dari sifat tawadhu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 18.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #333333; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Al-Hasan
berkata: “Suatu hari saya bersama Ibnul Mubarak mendatangi suatu mata
air, sedangkan orang-orang sedang meminum air dari mata air tersebut. Lalu
Ibnul Mubarak mendekat ke mata air itu untuk ikut minum, sementara orang-orang
sekitar tidak mengenalnya. Mereka berdesak-desakan dengannya dan mendorongnya.
Tatkala keluar, ia berkata kapadaku, “Inilah kehidupan, yaitu ketika ki</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">ta tidak dikenal dan tidak disegani” (Ibn al-Jauzi,
<i>Shifat al-Shafwah,</i> IV/135).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Keempat,
tidak terpengaruh komentar orang lain. </span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal
yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> saw. p</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">ernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang
yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh orang lain. Beliau menjawab: (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16pt;">تِلْكَ
عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), “Itu
adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">H</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">R. Muslim No. 6891).<span style="color: red;"> <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain
merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Seorang mukmin
yang ikhlas tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan ketika beramal salih.
Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal salih, tidaklah pujian
tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu kepada Allah swt.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya,
sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah
tersebut. Tidak ada pujian yang dapat bermanfaat bagi seseorang, demikian pula tidak
ada celaan yang dapat membahayakan seseorang. Semuanya hanya akan terjadi
dengan kuasa Allah swt. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; mso-outline-level: 3; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Kelima,</span></b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> bergaul dengan
orang salih. Pergaulan ini sangat penting dan pergaulan ini pula yang akan
banyak mempengaruhi kita dalam bertindak, bersikap dan berfikir. Jika teman
atau pergaulan kita dikelilingi oleh orang-orang yang gila pujian, gemar pamer
dan jauh dari agama, maka yang demikian, sadar atau tidak sadar akan
mempengaruhi kita dalam mengikuti kebiasaan tersebut. Sebaliknya, jika
orang-orang yang ada di sekeliling kita adalah orang-orang yang salih, suka
bersikap rendah hati, dan ikhlas dalam setiap amalannya, maka sikap baik
tersebut bisa mempengaruhi kehidupan kita. Nabi saw. bersabda: </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16pt;">الرَّجُلُ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 16pt;"> عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>),
seseorang itu menurut agama teman dekatnya (HR. Abu Dawud No.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>4835</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
al-Tirmidzi No. 2378). Al-Albani: hadis ini hasan (al-Albani, <i>Shahih Wa
Dha’if Sunan al-Tirmidzi</i>, V/378).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> (<i>Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN PWM Jawa Timur pada edisi Pebruari 2003</i>)</span></p>
<p style="background: white; line-height: 19.8pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span face=""Open Sans",sans-serif" style="color: #191919; font-size: 13.5pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p> </o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-15820279672150330092023-01-06T07:05:00.008+07:002023-01-06T07:08:09.526+07:00 SAAT USIA 60 TAHUN<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">SAAT USIA 60 TAHUN<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><b>Oleh</b><o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN4DIiDkaw1EmgQ0Vb1tsVrbBBmhY2VYzL6iVFCXa9oSUN8pDR4vcBLjbsXxfhg1thzKJltRS1O7_9vylOseGC-IviXT8G__f92Cbw_iWXSHO5sCsbVSqM_XAXsUDCg_vEtMq9nd3XtZLYGjoxfV_UXp5-tCN9VKWd6Xe8xwnOzaqizqDXhUBprHKFjA/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="171" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN4DIiDkaw1EmgQ0Vb1tsVrbBBmhY2VYzL6iVFCXa9oSUN8pDR4vcBLjbsXxfhg1thzKJltRS1O7_9vylOseGC-IviXT8G__f92Cbw_iWXSHO5sCsbVSqM_XAXsUDCg_vEtMq9nd3XtZLYGjoxfV_UXp5-tCN9VKWd6Xe8xwnOzaqizqDXhUBprHKFjA/w139-h171/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="139" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b></div><p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span face=""Arial",sans-serif" lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US;">عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْذَرَ اللهُ إِلَى امْرِئٍ
أَخَّرَ أَجَلَهُ حَتَّى بَلَّغَهُ سِتِّينَ سَنَةً<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US;">(رواه البخارى)<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6pt; text-align: center;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda: “Allah
mengangkat udzur seseorang yang Dia panjangkan ajalnya hingga usianya mencapai
enam puluh tahun”. </span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #222222; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></i></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6pt; text-align: center;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(HR.
</span><span lang="EN-US" style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;">al-</span><span style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;">Bukhari
No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #222222; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>6419</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;">Status
Hadis<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US" style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-ID;">Hadis
tersebut dinilai sahih oleh al-Bukhari (w. 256 H) dalam kitab <i>Shahih
al-Bukhari</i> No. 6419. Beberapa ulama lain yang meriwayatkan hadis tersebut,
di antaranya adalah Ahmad (w. 241 H) dalam <i>Musnad Ahmad</i> No. 8262,
al-Hakim (w.405 H) dalam <i>al-Mustadrak</i> No. 3597, al-Bayhaqi (w.458 H)
dalam <i>al-Sunan al-Kubra</i> No. 6754, al-Isybili (w. 581 H) dalam <i>al-Ahkam
al-Syar’iyah al-Kubra</i>, III/341, Ibn al-Atsir (w. 606 H) dalam <i>Jami’
al-Ushul</i>, I/393 No. 187, dan al-Muttaqi al-Hindi (w.975 H) dalam <i>Kanz al-Ummal</i>,
IV/414 No. 10334. Al-Albani juga menilai hadis tersebut sahih (al-Albani, <i>al-Silsilah
al-Shahihah al-Kamilah,</i> III/163).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">Kandungan Hadis<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span lang="EN-US" style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis tersebut menerangkan bahwa
Allah akan mengangkat udzur seseorang, yakni tidak akan memberikan toleransi
untuk beralasan lagi kepada orang yang telah diberi umur panjang hingga 60
tahun. Dalam hadis yang lain ditegaskan:</span><span dir="RTL" face=""Segoe UI",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: #222222; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: right; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">مَنْ أَتَتْ عَلَيْهِ سِتُّونَ سَنَةً فَقَدْ
أَعْذَرَ اللَّهُ إِلَيْهِ فِى الْعُمُرِ</span><span face=""Segoe UI",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><i><span lang="EN-US" style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">Barangsiapa
diberi umur 60 tahun, maka ia tidak diberi alasan lagi dengan umurnya itu </span></i><span lang="EN-US" style="color: #222222; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">(HR.
Ahmad No. 8245). Syu’aib al-Arnout mengatakan sanad hadis ini kuat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Al-Hafidz Ibnu Hajar menerangkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">وَالْمَعْنَى أَنَّهُ لَمْ يَبْقَ لَهُ
اعْتِذَارٌ كَأَنْ يَقُولَ لَوْ مُدَّ لِي فِي الْأَجَلِ لَفَعَلْتُ مَا أُمِرْتُ
بِهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> ….</span><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">وَإِذَا لَمْ يَكُنْ لَهُ عُذْرٌ فِي
تَرْكِ الطَّاعَةِ مَعَ تَمَكُّنِهِ مِنْهَا بِالْعُمُرِ الَّذِي حَصَلَ لَهُ
فَلَا يَنْبَغِي لَهُ حِينَئِذٍ إِلَّا الِاسْتِغْفَارُ وَالطَّاعَةُ
وَالْإِقْبَالُ عَلَى الْآخِرَةِ بِالْكُلِّيَّةِ</span><span dir="LTR" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Hadis tersebut bermakna bahwa udzur dan
alasan sudah tidak ada (tidak diberikan), misalnya ada orang mengatakan: “Andaikan
usiaku dipanjangkan, aku akan melakukan apa yang diperintahkan kepadaku…”. Apabila
dia tidak memiliki udzur untuk meninggalkan ketaatan, sementara sangat
memungkinkan baginya untuk melakukan ketaatan itu dengan usia yang dia milikinya,
maka saat itu tidak ada yang layak untuk dia lakukan selain istighfar, melakukan
ketaatan, dan fokus sepenuhnya untuk kepentingan akhirat</span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> (al-Asqalani, <i>Fath al-Bari,</i> XI/240).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Allah swt.
memperingatkan bahwa pada hari kiamat kelak, penghuni neraka meminta kepada
Allah agar mereka dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan lagi ke dunia untuk bisa
melakukan amal kebajikan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“<i>Mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya
Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal saleh tidak
seperti amalan yang telah kami kerjakan (kekufuran)”. </i>Allah menjawab
permintaan mereka dengan berfirman:</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ
وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ</span><span dir="LTR" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Bukankah Aku telah memanjangkan usia
kalian dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu al-Nadzir (pemberi peringatan)? Maka
rasakanlah (adzab kami), dan bagi orang yang dzalim tidak ada seorang penolong
pun</span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> (QS. Fathir: 37).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Ayat ini
menjelaskan bahwa usia yang Allah berikan kepada umat manusia menjadi hujjah
dan alasan Allah untuk mengadili manusia, disamping adanya <i>al-Nadzir</i> yang
datang kepadanya. Ibn al-Jauzi </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">(w. 597 H) dalam Tafsirnya <i>Zad al-Masir</i> </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">menerangkan ada empat pendapat tentang apa yang dimaksud dengan <i>al-Nadzir.</i>
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Pertama,</span></b><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> yang dimaksud dengan <i>al-Nadzir</i> adalah uban di rambut. Maksudnya
Allah telah memperingatkan manusia dengan adanya uban di rambut sebagai tanda
tidak muda lagi agar semakin sadar untuk menghadapi kematian. Pendapat ini
didukung oleh Ibnu Umar, Ikrimah, dan Sufyan bin Uyainah. <b>Kedua,</b> kehadiran
Nabi saw. Maksudnya kehadiran Nabi saw. telah memberi pencerahan dan peringatan
kepada manusia agar mendekatkan diri kepada Allah. Pendapat ini didukung oleh
Qatadah, Ibn Zaid, Ibn al-Saib, dan Muqatil. <b>Ketiga,</b> kematian keluarga
atau kerabat dekat, dan <b>keempat</b> sakit demam. Keduanya adalah tanda-tanda
dekatnya kematian. Keduanya merupakan pendapat al-Mawardi (Ibn al-Jauzi, <i>Zad
al-Masir</i>, V/182).</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p> </o:p></span><span style="background-color: transparent; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; text-indent: 0.5in;">Ketika
seseorang sudah memasuki usia 60 tahun, sudah mulai menua, maka kekuataan fisik
sedikit demi sedikit menyusut, ketajaman mata pun mulai berkurang sehingga
dibutuhkan alat bantu untuk melihat. Daya ingatnya menurun dan kulit pun mengendur
serta guratan-guratan tanda penuaan pun mulai tampak. Rambut-rambut pun mulai
memutih sedikit demi sedikit menghiasai kepalanya, bahkan sebagian orang ada
yang sudah putih semuanya. Penyakit-penyakit degeneratif pun bermunculan pada
fase ini.</span><span style="background-color: transparent; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="background-color: transparent; font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; text-indent: 0.5in;">Allah swt. memperingatkan:</span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%;">وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي
الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Dan barang siapa Kami panjangkan
umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya. Maka apakah mereka
tidak memikirkannya?</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;"> (QS. Yasin, 68).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Imam Ibnu
Katsir </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">(w. 774 H/1372 M) </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">menjelaskan:
“Allah swt. mengabarkan bahwa seorang hamba ketika usianya semakin tua, maka ia
dikembalikan dari kuat menjadi lemah, dan dari gesit menjadi lamban” </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">(Ibn Katsir, <i>Tafsir Ibn Katsir,</i> VI/588)</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"> <span lang="EN-US">Kemudian Abd al-Rahman al-</span></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Sa’di
(w.1957 M) menerangkan bahwa manusia akan kembali ke dalam keadaan semula,
keadaan yang lemah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">, l</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">emah
dalam pikiran dan lemah dalam kekuatan. Manusia mulai berkurang dalam berbagai
hal. Karena itu hendaknya mereka (manusia) memanfaatkan kekuatan dan daya pikirnya
untuk melakukan ketaatan kepada </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">Tuhannya
(Abd al-Rahman al-Sa’di, <i>Tafsir al-Sa’di</i>, I/698).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Berusia
hingga 60 tahun termasuk usia yang panjang. Usia yang panjang memang termasuk kenikmatan,
sehingga banyak orang berdoa untuk dipanjangkan umurnya. Namun, harus difahami
bahwa usia panjang itu bukan mutlak kenikmatan, tetapi kenikmatan yang <i>muqayyad</i>
(dengan batasan tertentu), artinya berusia panjang tidak otomatis lebih nikmat
dan berbahagia daripada orang yang memiliki usia pendek. Usia panjang baru berarti
dan menjadi nikmat yang sebenar-benarnya, apabila usia yang panajang tadi bisa
dimanfaatkan dengan baik, yakni dimanfaatkan untuk melakukan urusan-urusan
kebaikan, amal shaleh dan ketaatan kepada Allah swt.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Nabi saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%;">خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ
عَمُلُهُ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Sebaik-baik manusia adalah orang
yang panjang umurnya dan baik amalannya </span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">(HR. al-Tirmidzi No. 2329). </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">Al-Albani
menilai hadis tersebut sahih (al-Albani, <i>Sahih al-Targhib Wa al-Tarhib</i>,
III/170).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hadis tersebut mengingatkan kita, terutama
yang sudah tua, seperti yang sudah berusia 60 tahun, atau siapa saja yang
menginginkan panjang usia, bahwa yang penting itu bukan usianya yang panjang,
tetapi yang lebih banyak dan lebih baik amalnya dalam mengisi kehidupannya.
Usia pendek tidak mengapa asal amal salehnya banyak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Sebagai
contoh, Imam al-Nawawi (w. 676 H/1277 M) yang hanya berusia 45 tahun namun
menghasilkan karya yang luar biasa, sehingga berjasa bagi orang banyak. Jumlah
karyanya sekitar 40 kitab, di antaranya yang sangat monumental adalah Kitab <i>Syarah
Shahih Muslim</i>, dan <i>al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab</i>. Di negeri kita
Indonesia ada nama Jendral Sudirman (w. 1950 M) hanya berusia 34 tahun. Beliau
dikenal sebagai Jendral Besar berbintang lima yang sangat berjasa dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">Syaikh
Muhammad bin Shalih al- ‘Utsaimin mengatakan, “Seyogyanya orang yang sudah tua memperbanyak
amal shaleh. Meskipun para pemuda juga seharusnya demikian (membiasakan beramal
saleh), karena manusia tidak tahu kapan dia akan meninggal. Bisa saja, seorang
pemuda meninggal pada usia mudanya atau ajalnya tertunda hingga ia tua. Akan
tetapi, yang pasti, orang yang sudah berusia senja, ia lebih dekat kepada
kematian, lantaran telah menghabiskan jatah usianya” </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">(al-
‘Utsaimin, <i>Syarah Riyad al-Shalihin</i>, I/132).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">Karena
itu, saat usia sudah mulai tua, hendaknya banyak mempersiapkan diri untuk
menghadapi kematiannya demi bekal dan kebahagiaan hidup setelah mati, hidup di
akhirat nanti. Ada </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-language: EN-ID;">dialog
menarik dan inspiratif antara Imam al-Fudhail bin Iyadh (w.187 H) dengan seseorang
yang sudah berusia 60 tahun: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Berapa usia anda?”, tanya Fudhail.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“60 tahun.”, jawab orang itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Anda selama 60 tahun berjalan menuju
Tuhan anda, dan sebentar lagi anda akan sampai”, komentar Fudhail.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“<i>Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un</i>”,
orang itu keheranan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Anda paham makna kalimat itu? Anda
paham tafsirnya?”, tanya Fudhail.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Tolong jelaskan tafsirnya!”, orang itu
balik meminta.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Anda menyatakan: <i>innaa lillaah</i> (kita
milik Allah), artinya kita adalah hamba Allah dan kita akan kembali kepada
Allah. Siapa yang yakin bahwa dia hamba Allah dan dia akan kembali kepada-Nya,
seharusnya dia menyadari bahwa dirinya akan berdiri di hadapan Allah. Dan siapa
yang meyakini hal ini, dia harus sadar bahwa dia akan ditanya. Dan siapa yang
yakin hal ini, dia harus menyiapkan jawabannya”, jelas Fudhail.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Lalu bagaimana jalan keluarnya?”,
tanya orang itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“Caranya mudah”, tegas Fudhail.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Kemudia Imam Fudhail menyampaikan
sebuah kata hikmah yang sangat indah dan </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">penuh makna:</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;">تُحْسِنُ فِيمَا بَقِيَ يُغْفَرُ لَكَ
مَا مَضَى وَمَا بَقِيَ فَإِنَّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيمَا بَقِيَ أُخِذْتَ بِمَا
مَضَى وَمَا بَقِيَ</span><span dir="LTR" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Berbuat baiklah di sisa usiamu, dengan begitu
akan diampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Karena jika
kamu masih rajin bermaksiat di sisa usiamu maka kamu akan dihukum karena dosamu
yang telah lalu dan dosamu yang akan datang </span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">(</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Abu Nu’aim al-Asbahani, </span><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Hilyat al-Awliya’</span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;">, VIII/113).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pesan
al-Fudhail ini perlu direnungkan dengan seksama, selanjutnya ditindaklanjuti
dengan banyak beramal shaleh selagi usia masih ada, banyak istighfar dan banyak
berdoa. Di antara doa yang baik untuk dibaca adalah doa yang diriwayatkan oleh
Aisyah, </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Rasulullah saw.
pernah berdoa:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-color-alt: windowtext;">اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْسَعَ رِزْقِكَ
عَلَيَّ عِنْدَ كِبَرِ سِنِّي وَانْقِطَاعِ عُمْرِي</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">“Ya
Allah, jadikan keluasan rizki-Mu padaku di masa usia tuaku dan saat terputusnya
umurku” </span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">(HR.
al-Hakim</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"> No. 1987 dan </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">al-Thabrani No. 3611). Al-Albani: hadis
ini hasan (al-Albani, <i>Shahih al-Jami’ al-Shaghir</i>, II/170).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p> (Artikel tersebut telah dimuat pada Majalah MATAN PWM Jawa Timur edisi Januari 2023)</o:p></span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 12pt;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-41542452777056242022-12-08T17:09:00.006+07:002022-12-08T17:09:57.182+07:00GODAAN SAKARATUL MAUT<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">SAKARATUL MAUT<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 107%;"><span style="font-size: medium;">Oleh<o:p></o:p></span></span></b></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir8JE5lbHDO0HgaiNkD03PPNfCrYQ3alc1BvI1VO3ZHZO4rIyoG3_ZX8Datq7B4ctezZYDnCbvPcntDBUZsUY_hBv7gyEBGVsKhpbxrw76s44pxA-rY-W_JE5ypEKLgY3WxiINoTMO1cvukqXrsk4SKYQJcdZchjH1a7Wf3hBLPlYMdsDjmff6Q0J_sQ/s1055/Foto%20Aba,%20hijau.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1055" data-original-width="960" height="169" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir8JE5lbHDO0HgaiNkD03PPNfCrYQ3alc1BvI1VO3ZHZO4rIyoG3_ZX8Datq7B4ctezZYDnCbvPcntDBUZsUY_hBv7gyEBGVsKhpbxrw76s44pxA-rY-W_JE5ypEKLgY3WxiINoTMO1cvukqXrsk4SKYQJcdZchjH1a7Wf3hBLPlYMdsDjmff6Q0J_sQ/w153-h169/Foto%20Aba,%20hijau.jpeg" width="153" /></a></b></span></div><span style="font-size: medium;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 107%;"><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">DR.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</span></b></p></span></b></span><p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا كَانَتْ تَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ أَوْ عُلْبَةٌ
فِيهَا مَاءٌ يَشُكُّ عُمَرُ فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ فَيَمْسَحُ
بِهِمَا وَجْهَهُ وَيَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ
ثُمَّ نَصَبَ يَدَهُ فَجَعَلَ يَقُولُ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى حَتَّى قُبِضَ
وَمَالَتْ يَدُهُ (رواه البخارى)</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">“</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Aisyah
ra. berkata b</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">ahwasanya di hadapan Rasulullah saw. ada satu
bejana kecil dari kulit </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">atau
kotak </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">yang berisi air (Umar ragu). Beliau memasukkan kedua
tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa
Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut (kepedihan)”. Beliau
menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiq al-A’la”. Sampai akhirnya nyawa
beliau tercabut dan tangannya melemas” (HR. al-Bukhari No. 6510).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Status Hadis</span></b><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis tersebut dinilai
shahih oleh al-Bukhari (w. 256 H) dalam <i>Sahih al-Bukhari</i> No. 6510.
Selain al-Bukhari, beberapa ulama hadis yang juga meriwayatkan hadis tersebut
di antaranya al-Daynuri (w. 333 H) dalam <i>al-Mujalasah Wa Jawahir al- ‘Ilm</i>
No. 173, al-Thabrani (w. 360 H) dalam <i>al-Mu’jam al-Kabir</i> No. 78, Ibn
‘Asakir (w. 571 H) dalam <i>Ittihaf al-Zair,</i> I/117, Ibn al-Kharrath (w. 581
H) dalam <i>al-Ahkam al-Kubra</i>, II/557, al-Mizzi (w. 742 H) dalam <i>Tuhfat
al-Asyraf</i> No. 16077, dan al-Suyuthi (w. 911 H) dalam <i>Jami’ al-Ahadis</i>
No. 16978. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Al-Albani juga menilai
hadis tersebut shahih (al-Albani, <i>al-Jami’ al-Shaghir</i> No. 13131.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Kandungan Hadis<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis tersebut menerangkan tentang saat-saat terakhir
menjelang wafatnya Nabi saw.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Saat itu
Nabi </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">memasukkan kedua tangannya ke dalam bejana yang
terbuat dari kulit atau kotak berisi air, kemudian membasuh muka dengannya
seraya berkata: “<i>Laa Ilaaha Illa Allah</i>. Sesungguhnya kematian memiliki
sakaratul maut (kepedihan)”. Setelah itu beliau menegakkan tangannya </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">atau jarinya </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">dan berkata:
“Menuju Rafiq al-A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya
melemas.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Makna Sakaratul Maut<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Sakaratul maut terdiri dari dua kata, sakarat dan
al-maut. Sakarat dari kata sakara yang berarti menutup. Seorang yang mabuk
ditunjukkan dengan kata sakran karena akalnya tertutup. Kata sakaratul maut
difahami oleh kebanykan ulama sebagai kesulitan dan rasa sakit yang dahsyat
yang dialami oleh seseorang beberapa saat sebelum ruhnya meninggalkan badan.
Kondisi ini dirasakan oleh semua orang yang sedang mengalami sakaratul maut,
saat menghadapi kematiannya. Nabi saw juga mengalaminya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam hadis riwayat al-Bukhari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">, </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Anas ra. menceritakan bahwa
tatkala kondisi Nabi semakin memburuk, Fatimah berkata: “Sungguh berat
penderitaanmu wahai Ayahku”. Beliau menjawab</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">: </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">لَيْسَ عَلَى أَبِيكِ كَرْبٌ
بَعْدَ الْيَوْمِ</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Tidak ada penderitaan atas Ayahmu setelah
hari ini…” (HR. al-Bukhari No. 4446).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Selanjutnya dalam hadis riwayat al-Tirmidzi, ‘Aisyah
ra. menceritakan: “Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya),
sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah saw.” (HR. al-Tirmidzi
No. 979).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Lebih lanjut, terjadinya sakaratul maut ini
dijelaskan oleh Nabi saw secara rinci pada hadis riwayat Ahmad dalam <i>al-Musnad</i>
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">No. 18534 </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">dan
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">al-Bayhaqi </span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">dalam
<i>Syu’ab al-Iman</i> No. 390. Nabi saw menuturkan: “</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;">Sesungguhnya <b>bila seorang yang beriman hendak
meninggal dunia</b> dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh
segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari.
Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan
duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">‘alaihissalam</span></i> menghampirinya dan duduk di dekat
kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju
kepada ampunan dan keridhaan Allah</span></span><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">”</span><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;"> Segera
ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air
yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut
menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para
malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya
sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh
orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah
mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum,
bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang pernah ada di dunia.
Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para
malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan
bertanya: <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Ruh siapakah ini, begitu harum”.</span> Malaikat pembawa ruh
itupun menjawab: <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut
dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah
dipanggil dengannya)” …<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Bila orang kafir</span></b><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">, pada riwayat
lain: <b>Bila orang jahat hendak meninggal dunia</b> dan memasuki kehidupan
akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Mereka berwajah
hitam kelam, membawa kain yang kasar, dan selanjutnya mereka duduk darinya
sejauh mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">‘alaihissalam</span></i> menghampirinya dan duduk di dekat
kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Wahai jiwa yang buruk, bergegas keluarlah dari ragamu menuju
kepada kebencian dan kemurkaan Allah”.</span> Segera ruh orang jahat itu
menyebar ke seluruh raganya. Tanpa menunda-nunda malaikat maut segera mencabut
ruhnya dengan keras, bagaikan mencabut kawat bergerigi dari bulu domba yang
basah. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya. Dan bila
ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih
dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di
tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh orang jahat itu dan membungkusnya
dengan kain kasar yang mereka bawa. Dari kain itu tercium aroma busuk bagaikan
bau bangkai paling menyengat yang pernah tercium di dunia. Selanjutnya para
malaikat akan membawa ruh itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu
melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Ruh siapakah ini, begitu buruk.”</span> Malaikat pembawa ruh
itupun menjawab: <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut
dengan namanya yang terburuk yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah
dipanggil dengannya)” </span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">…<i> </i>(HR. Ahmad dan Ibn
Majah).</span></span><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"> Al-Albani: hadis ini sahih
(al-Albani, <i>Ahkam al-Jazaiz,</i> I/156-158).</span><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 7.5pt; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .4pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Allah memperingatkan: “</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .4pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Seandainya saja engkau
melihat pada waktu orang-orang zalim itu (berada) dalam kesakitan sakratul maut,
sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sembari berkata), “Keluarkanlah
nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan
karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena)
kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya” (QS. Al-An’am, 93).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Dalam Tafsir
al-Qur’an al- ‘Adzim (QS. Al-Qiyamah, 26-30 dan al-Waqi’ah, 83-87), Ibn Katsir (w.
1372 M) menggambarkan suasana sakaratul maut: “Sekali-kali jangan. Apabila
nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke tenggorokan, dan dikatakan
(kepadanya): ‘Siapakah yang dapat menyembuhkan?’, dan dia yakin bahwa
sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri)
dengan betis (kanan), kepada Rabbmu lah pada hari itu kamu dihalau”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Ibnu Katsir
rahimahullah berkata: “Ini adalah berita dari Allah subhanahu wata’ala tentang
keadaan orang yang sekarat dan tentang apa yang dia rasakan berupa kengerian
serta rasa sakit yang dahsyat. Mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala
meneguhkan kita dengan ucapan yang teguh, yaitu kalimat tauhid di dunia dan
akhirat (Ibn Katsir, <i>Tafsir al-Qur’an al-Adzim,</i> VIII/281).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Syaikh
al-Sa’di (w. 1957 M) menjelaskan: “Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan
keadaan orang yang sedang sekarat (akan tercabut nyawanya), bahwa ketika ruh
sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher
(kerongkongan). Maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari
segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan. Karena itu
Allah berfirman: “Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang akan dapat
menyembuhkan?” Artinya siapa yang akan meruqyahnya </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">(</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">dari kata ruqyah). Pasalnya, mereka telah
kehilangan segala terapi umum yang mereka pikirkan, sehingga mereka bergantung
sekali pada terapi Ilahi. Namun qadha dan qadar jika </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">telah </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">tiba, maka tidak dapat ditolak. Dan dia yakin bahwa
sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia. Dan bertaut betis (kiri)
dengan betis (kanan).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Maksudnya
kesengsaraan jadi satu dan berkumpul. Urusan menjadi berbahaya, penderitaan
semakin sulit, nyawa diharapkan keluar dari badan yang telah ia huni dan masih
bersamanya. Maka dihalau menuju Allah Ta’ala untuk dibalasi amalannya, dan
mengakui perbuatannya.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Peringatan
Allah ini akan dapat mendorong hati siapa saja untuk bergegas menuju
keselamatannya, dan menahannya dari perkara yang menjadi kebinasaannya. Tetapi,
orang yang menantang, orang yang tidak mendapat manfaat dari ayat-ayat,
senantiasa berbuat sesat dan kekufuran serta penentangan” (</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Abd al-Rahman al-Sa’di, </span><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Ta</span></i><i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">ysir al-Karim al-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan, </span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">I/900).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Setiap orang
yang beriman akan merasakan kengerian dan sakitnya sakaratul maut sesuai dengan
kadar keimanan mereka. Karena itu para Nabi as. adalah golongan yang paling
dahsyat dan pedih tatkala menghadapi sakaratul maut, sebagaimana sabda Rasulullah
saw.:</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: right; vertical-align: baseline;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria; padding: 0in;">إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنْبِيَاءُ
ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">“Sesungguhnya manusia yang
berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang semisalnya,
kemudian yang semisalnya. Seseorang diuji sesuai kadar agamanya.”</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">(HR. Al-Tirmidzi No. 2398, Ibnu Majah No. 4023, dan
lain-lain). Al-Albani menilai hadis ini sahih (al-Albani, <i>al-Silsilah
al-Sahihah al-Kamilah</i>, I/142). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; mso-color-alt: windowtext;"><br />
</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14.5pt; mso-ascii-font-family: "Open Sans"; mso-hansi-font-family: "Open Sans";"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Pada suatu hari sahabat
Umar bin Al Khatthab <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">radhiallahu ‘anhu</span></i> bertanya
kepada Ka’ab </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">al-</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Ahbar:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Segoe UI",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="background: white; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ياكعْبُ! حَدِّثْنَا عَنِ الْمَوْت</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" style="background: white; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. </span><span lang="AR-SA" style="background: white; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-color-alt: windowtext;">فَقَالَ يا أمِيرَ
الْمُؤْمِنِينَ! إِنَّ الْمَوْتَ كغُصْنٍ كثِيرِ الشَّوْك أدْخِلَ في جَوْفِ
رَجُلٍ، فَأخَذَتْ كلُّ شَوْكة بِعِرْقٍ، ثُمَّ جَذَبَه رَجُلٌ شَدِيدَ الْجَذْبِ،
فَأخَذَ مَا أخَذَ وَأبْقَى مَا أبْقَى</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 20.4pt; text-align: justify;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">“Wahai Ka’ab, ceritakan kepada kami tentang
kematian (sakaratul maut)”. </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Ka’ab</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="color: black; font-family: "Segoe UI",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">pun
berkata: <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Wahai Amirul Mukminin! Gambaran sakitnya kematian adalah bagaikan
sebatang dahan yang banyak berduri tajam, tersangkut di kerongkongan, sehingga
setiap duri menancap di setiap syarafnya. Selanjutnya dahan itu
sekonyong-konyong ditarik dengan sekuat tenaga oleh seorang yang gagah perkasa.
Bayangkanlah, apa yang akan turut tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan
tersisa!”</span> (HR. Abu Nu’aim Al As</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">b</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">ahani, <i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Hilyatul Auliya’,</span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"> V/365</span></span><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">,</span><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"> Ibn Abi Syaibah, <i>al-Mushannaf</i>,
VII/236, dan al-Ghazali, <i>Ihya Ulum al-Din</i>, IV/463</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 20.4pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ibn Hajar al-Asqalani mengatakan bahwa dahsyatnya
kematian (kengerian dan penderitaan saat sakaratul maut) tidak menunjukkan
berkurangnya martabat bagi orang beriman, tetapi malah menjadi tambahan
kebaikannya dan terhapusnya dosa-dosanya (al-Asqalani, <i>Fath al-Bari</i>,
XI/363).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; vertical-align: baseline;"><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Godaan
Iblis Saat Sakaratul Maut</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">‘Abdullah anak Imam Ahmad bin Hambal</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;"> menceritakan:</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;"> “Ketika ayahku menjelang wafat, aku duduk di sampingnya sambil memegang
selembar kain untuk merapatkan kedua rahangnya, saat itu beliau sedang
sakaratul maut. Beliau kehilangan kesadaran, sehingga kami mengira beliau telah
wafat. Kemudian beliau sadar kembali sambil berkata, tidak…! belum…! tidak…!
belum…! Ia mengucapkannya hingga tiga kali. Pada ucapannya yang ketiga kali aku
tanyakan kepadanya: “Wahai ayahku, apa yang engkau ucapkan di saat seperti
ini?”. Beliau menjawab: “Hai anakku, apakah engkau tidak mengetahui?”. “Tidak, jawabku”.
Maka ia berkata: “Iblis… terlaknat! Ia duduk dihadapanku sambil menggigit
ujung-ujung jarinya seraya berkata: “Hai Ahmad! Engkau (hebat) telah
selamat dariku, lalu aku menjawabnya: “Tidak… belum… (Aku belum selamat darimu)
hingga aku mati” (</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">al-Dhahabi, </span><i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Siyar
A'lam al-Nubala‘,</span></i><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;"> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">X</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">XI/403</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">, Ibn Asakir, <i>Tarikh
Dimasyq</i>, V/325</span><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Begitu kuat dan besarnya tekad iblis dalam berusaha menyesatkan manusia
hingga saat-saat terakhir kehidupan manusia. Iblis terus berusaha membangkitkan
perasaan ujub terhadap amal shalihnya, bahwasanya manusia telah banyak
beribadah sehingga timbul riya dan sum’ah terhadap semua kebajikan dan amal
shalih yang pernah dilakukannya. Ini tipu muslihat iblis agar mampu menundukkan
mukmin yang tekun beribadah pada Allah.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .1pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; vertical-align: baseline;"><b><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Doa
Untuk Kemudahan Sakaratul Maut</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; vertical-align: baseline;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;">Agar saat sakaratul maut mengalami kemudahan atau
keringanan dan selamat dari tipudaya iblis, Nabi saw. mengajarkan doa-doa
sebagai berikut:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: right; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-color-alt: windowtext;">اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ
الْمَوْتِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">Ya
Allah, tolonglah aku saat menghadapi sakaratul maut (HR. al-Nasai, <i>al-Sunan
al-Kubra</i> No. 7101, al-Hakim, <i>al-Mustadrak</i> No.3731 dan al-Thabrani, <i>al-Mu’jam
al-Kabir </i>No.18613). al-Hakim dan al-Dhahabi menilai sanad hadis ini sahih.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: right; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِى
الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">Dan
aku berlindung kepada-Mu </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">saat setan berusaha
menyesatkan aku menjelang kematian (sakaratul maut) (HR. Abu Dawud, <i>Sunan
Abi Dawud</i> No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>1554</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, al-Nasai, <i>Sunan al-Nasai</i>
No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>5531</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, dan lain-lain). al-Albani juga menilai hadis ini sahih
(al-Albani, <i>Shahih Abi Dawud</i> No. 1388). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 11.25pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">(<i>Artikel tersebut telah dimuat di Majalah MATAN PWM-Jawa Timur pada Desember 2022</i>)</span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-82492926661864954922022-11-12T10:54:00.004+07:002022-11-12T10:54:42.787+07:00 PENYAKIT ‘AIN, BAGAIMANA MENGHINDARINYA?<p> </p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">PENYAKIT <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘AIN</i><o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</span></b></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP_6R0TrQmQouuvVFxnVcYGEeUSZTxtq5ZJbNLPK-8P6qOvubw-ebIUlnh2SrabDfYZP0bT-ZMiWEM1F6WU_lfsOfgoExr0cVGOqUlaJJv68k-h2MI9Yvb6fr9ymK0qqwr46zoFBhoJ88_mfYPjLtrRWi0eEi5XTFPSVRGE3T1vej6bdQ9Kf125yTAXg/s1055/Foto%20Aba,%20hijau.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1055" data-original-width="960" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP_6R0TrQmQouuvVFxnVcYGEeUSZTxtq5ZJbNLPK-8P6qOvubw-ebIUlnh2SrabDfYZP0bT-ZMiWEM1F6WU_lfsOfgoExr0cVGOqUlaJJv68k-h2MI9Yvb6fr9ymK0qqwr46zoFBhoJ88_mfYPjLtrRWi0eEi5XTFPSVRGE3T1vej6bdQ9Kf125yTAXg/w139-h155/Foto%20Aba,%20hijau.jpeg" width="139" /></a></div><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"><b>Dr.H. Achmad
Zuhdi Dh, M.Fil I</b></span></p></span><p></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: center; text-indent: 1.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ
مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ</span><span dir="LTR" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Ketika salah seorang
di antara kalian kagum saat melihat dirinya sendiri, barang miliknya atau saat
melihat saudaranya, maka doakanlah dengan keberkahan, karena ‘ain itu nyata</span></i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"> (HR. al-Nasa’i No.
10872 dan </span><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">al-</span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Hakim No. 7499).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Status Hadis</span></b><b><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis tersebut
diriwayatkan oleh al-Nasai dalam <i>Sunan al-Nasai al-Kubra</i> No. 10872,
al-Hakim dalam <i>al-Mustadrak</i> No. 7499, Ahmad dalam <i>al-Musnad</i> No.
15700, Ibn Abi Syaibah dalam <i>Mushannaf Ibn Abi Syaibah</i> No. 23594,
al-Thabrani dalam <i>al-Mu’jam al-Kabir</i> No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>5447</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, al-Thahawi dalam <i>Syarh Musykil al-Atsar</i> No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>2901</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, dan Abu Ya’la
dalam <i>al-Musnad</i> No. </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>7195</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. </span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Al-Albani menilai hadis tersebut sahih (al-Albani, <i>al-Jami
al-Shaghir</i>, I/158).</span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Kandungan Hadis</span></b><b><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis tersebut menerangkan bahwa serangan
(penyakit) <i>‘ain</i> itu nyata dapat menimpa kepada orang yang dipandangnya,
sesuai dengan qada dan takdir Allah bukan karena perbuatan orang yang melakukan<i>
‘ain</i> (al-Munawai, <i>Faid al-Qadir</i>, I/492). Karena itu apabila
seseorang di antaramu melihat sesuatu yang mengagumkan, apakah saat melihat
dirinya sendiri, barang-barang miliknya, atau melihat orang lain maka hendaklah
berdoa untuk keberkahannya. Berikut ini akan dipaparkan tentang apa itu <i>‘ain</i>,
bagaimana gejala-gejalanya, apa saja penyebabnya, dan bagaimana cara
mengantisipasinya.</span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pengertian
<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">Al-Lajnah
Al-Daimah menerangkan bahwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i> itu:</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">مأخوذة من عان يَعين إذا أصابه بعينه، وأصلها: من
إعجاب العائن بالشيء، ثم تَتبعه كيفية نفْسه الخبيثة، ثم تستعين على تنفيذ سمها
بنظرها إلى المَعِين</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">‘Ain
dari kata ‘aana – ya’iinu yang artinya terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya
dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa yang
negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan
racunnya kepada yang dipandang tersebut </span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">(<i>Fatawa
al-Lajnah Ad Daimah</i>, 1/271).</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-bidi-font-style: italic; mso-color-alt: windowtext;">Keterangan tersebut dapat
difahami bahwa </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">‘ain</span></i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"> adalah kekuatan
negatif yang berasal dari pandangan seseorang yang disebabkan adanya rasa kagum
dan rasa dengki yang dapat membahayakan orang lain. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘Ain</i></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> disebut
juga dengan mata jahat atau <i>evil eye. <o:p></o:p></i></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Ibn Hajar
al-Asqalani menjelaskan makna <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i> </span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">sebagai berikut: </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; font-family: "Open Sans",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">وَالْعَيْنُ
نَظَرٌ بِاسْتِحْسَانٍ مَشُوبٍ بِحَسَدٍ مِنْ خَبِيثِ الطَّبْعِ يَحْصُلُ
لِلْمَنْظُورِ مِنْهُ ضَرَرٌ</span><span dir="LTR" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.3pt;"><i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;">‘Ain</span></i><i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"> adalah pandangan kagum atau takjub disertai
dengan rasa iri dengki dari seseorang yang memiliki tabiat buruk yang
mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya</span></i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"> (Ibn Hajar al- ‘Asqalani,
<i>Fath al-Bari</i>, X/ 200).</span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Selanjutnya, al-Munawi
menerangkan bahwa yang dimaksud dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i>
adalah</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; font-family: "Open Sans",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">وهي النظر إلى شيء على غلة واستحسانه والحسد عليه من
غير ذكر الله </span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1.3pt;"><i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">‘Ain adalah pandangan pada sesuatu dalam keadaan lalai
dengan rasa kagum kepadanya dan rasa dengki tanpa disertai berdzikir kepada
Allah </span></i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">(Al-Munawi, <i>Faid al-Qadir</i>, </span><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-style: italic; mso-color-alt: windowtext;">I</span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-bidi-font-style: italic; mso-color-alt: windowtext;">V</span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">/397).</span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Dari beberapa
pengertian tersebut dapat difahami bahwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i>
ada dua macam. <b>Pertama</b>, pandangan dari orang yang memiliki tabiat buruk
yang dalam hatinya terdapat rasa hasud, dengki, dan ingin mencelakai terhadap
orang yang dipandangnya. <b>Kedua</b>, pandangan kekaguman atau ketakjuban dari
orang yang tidak sedang merasa dengki, tetapi kekaguman tersebut tidak disertai
dengan berdzikir kepada Allah. </span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Dalam Al-Qur’an
terdapat ayat yang mengisyaratkan adanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i>
sebagai berikut: </span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;">وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ
لَمَّا سَمِعُواْ الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Dan sesungguhnya
orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka,
tatkala mereka mendengarkan Al-Qur’an dan mereka berkata: Sesungguhnya ia
(Muhammad) benar-benar orang yang gila </span></i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">(QS. al-Qalam, 51). </span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Ibnu Katsir
menerangkan maksud dari kata “pandangan” dalam ayat tersebut adalah pandangan
yang disertai dengan kekuatan <i>‘ain</i>. Efek dari terkena pandangan <i>‘ain</i>
ini bermacam-macam, yakni ada yang bisa membuat orang yang dipandangnya
langsung sakit, celaka, atau bahkan bisa sampai menyebabkan kematian. Seperti
kejadian di zaman Rasulullah saw., yaitu ketika sahabat Amir bin Rabiah mandi
bersama Sahabat Sahl bin Hanif. Amir bin Rabiah terkagum-kagum saat melihat
badan Sahl bin Hanif yang putih dan bersih. Seketika itu Sahl bin Hanif
pingsan, lalu para sahabat yang lain memanggil Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Setelah
meruqyah Sahl bin Hanif, beliau bersabda:</span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1.3pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;">إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ
فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ</span><span dir="LTR" style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Ketika salah seorang
di antara kalian kagum saat melihat dirinya sendiri, barang miliknya atau saat
melihat saudaranya, maka doakanlah dia dengan keberkahan, karena ‘ain itu nyata</span></i><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;"> (HR. al-Nasa’i No.
10872 dan </span><span lang="EN-US" style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">al-</span><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Hakim No. 7499).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Al-Albani: hadis ini sahih (al-Albani, <i>al-Jami
al-Shaghir</i>, I/158).</span><span style="background: #FAFAFA; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="background: #FAFAFA; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-color-alt: windowtext;">Gejala penyakit <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i></span></b><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: #FAFAFA; font-family: "Open Sans",sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 17.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Seperti penyakit lainnya, penyakit <i>‘ain</i> juga memiliki beberapa
gejala. Adapun tanda atau gejala terkena gangguan <i>‘ain</i> menurut Syaikh
Abdul Aziz Al-Sadhan adalah, jika bukan karena penyakit jasmani (penyakit
medis), maka umumnya dalam bentuk seperti: 1. Sakit kepala yang
berpindah-pindah. 2. Wajah pucat. 3. Sering berkeringat dan buang air kecil. 4.
Nafsu makan lemah. 5. Mati rasa. 6. Panas atau dingin di anggota badan. 7.
Detak jantung yang cepat dan tidak beraturan. 8. Rasa sakit yang berpindah dari
bawah punggung dan bahu. 9. Bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada. 10.
Berkeringat di malam hari. 11. Perilaku (emosi) berlebihan. 12. Ketakutan yang
tidak wajar. 13. Sering bersendawa. 14. Menguap atau terengah-engah. 15.
Menyendiri atau suka mengasingkan diri. 16. Diam atau malas bergerak. 17.
Senang (terlalu banyak) tidur. 18. Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada
sebab-sebab medis yang diketahui (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Muhammad Shalih
al-Munajjid, <i>Mawqi’ al-Islam Sual Wa Jawab,</i> I/531).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">Penyebab penyakit <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><a href="https://www.idntimes.com/life/education/zihan-berliana-ram-ghani/penyakit-ain" target="_blank" title="Penyakit ain"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Penyakit <i>‘ain</i></span></a> terjadi karena
adanya pandangan negatif dari orang yang memiliki rasa dengki, hasud, dan
mencelakai orang yang dipandanganya. Penyakit ini dapat juga muncul ketika
pandangan kagum seseorang tidak disertai dengan zikir kepada Allah swt.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;">Syaikh al-Utsaimin mengatakan: “Engkau terkena<i> </i></span><i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">‘ain</span></i><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;"> bukan sebab rumahmu besar atau semisalnya. Tapi sebab kurang berdzikir”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;">Dalil bahwa hasad
dan orang yang hasad dapat memberikan keburukan adalah surat al-Falaq ayat 5: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ</span><span style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;">“… <i>dan dari kejahatan pendengki bila
ia dengki</i>”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;">Sedangkan untuk
dalil bahwa kagum juga dapat mengakibatkan keburukan <i>‘ain</i> adalah hadis
dari Nabi saw. yang menerangakan bahwa pada suatu waktu ada seorang sahabat
yang terkena <i>‘ain</i> karena pujian dan kekaguman sahabat lainnya, kemudian
Rasulullah saw. bersabda:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;">قَالَ عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ أَلَّا
بَرَّكْتَ</span><span style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;">“<i>Atas dasar apa engkau hendak
membunuh saudaramu (dengan pujian tersebut)? Mengapa engkau tidak memohonkan
keberkahan untuknya?</i>” (HR. al-Nasai No. 10036 dan Ibnu Majah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;"> No.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;"> 3509). Al-Albani: hadis ini sahih (al-Albani, <i>Shahih
Wa Dhaif Ibn Majah,</i> VIII/9).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;">Jadi ketika kita
memuji orang lain jangan lupa ucapkan doa keberkahan seperti “<i>baarakallahu
fiik</i>” (semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu), dan sejenisnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 20.05pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 20.05pt; mso-outline-level: 5; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Open Sans"; mso-fareast-language: EN-ID;">Di balik <i>‘ain</i>
ada hikmah yang luar biasa. Hikmah dari <i>‘ain</i> adalah agar kita tidak
sombong dan pamer. Bukan masalah kita dianugerahkan kekayaan, yang menjadi
masalah adalah ketika kita sombong di hadapan manusia dan kita pamerkan, di
situlah bisa mengundang adanya <i>‘ain.</i><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="background: #FCFCFC; color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-color-alt: windowtext;">Cara menghindari penyakit <i>‘ain</i></span></b><b><span style="background: #FCFCFC; font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">Hal
pertama yang perlu dilakukan agar terhindar dari penyakit <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i> adalah <b>menghindari sikap suka pamer</b>, sebaliknya
hendaknya berhias diri dengan sifat rendah hati (<i>tawaduk</i>).
Rasulullah saw. bersabda:</span><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا
حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">“Sungguh
Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling berendah hati agar tidak ada
seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun
berlaku zalim pada yang lain”</span></i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"> (HR.
Muslim No. 2865).</span><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">Selanjutnya,
berusaha <b>menghindari menyebut-nyebut kekayaan</b>, kesuksesan usaha,
kebahagiaan keluarga, juga <a href="https://muslim.or.id/28858-penyakit-ain-melalui-foto-dan-video.html" target="_blank"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">memamerkan foto anak</span></a>, foto diri, foto istri atau suami, <b>dan
hal-hal lain yang bisa menimbulkan hasud,</b> iri-dengki dari orang yang
melihatnya. <b>Atau juga yang bisa menyebabkan kekaguman berlebihan</b> dari
orang yang melihatnya. Karena pandangan kagum juga bisa menyebabkan <i>‘ain</i>,
sebagaimana sudah disebutkan tadi.</span><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">Selain
itu, di antara upaya pencegahan penyakit <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ain</i>
adalah dengan <b>menjaga dan memelihara semua kewajiban dan menjauhi segala
larangan, kemudian ber<a href="https://muslim.or.id/401-keutamaan-taubat.html" target="_blank"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">taubat</span></a> dari
segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan banyak berdzikir,
berdoa, dan ber-<i>ta’awudz</i> (mohon perlindungan kepada Allah) sesuai
yang disyariatkan.</b></span><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">Allah <i>Ta’ala</i> berfirman:</span><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">“Dan
musibah apa pun yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan
kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)”</span></i><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> (QS. Al-Syuura, 30).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Allah swt.
juga berfirman:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ</span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">“Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”</span></i><span style="font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> (QS. Al- Ra’d, 28).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">Adapun
<b>dzikir atau doa pencegah <i>‘ain</i></b> yang bisa dibacakan kepada
anak-anak agar tidak terkena <i>‘ain</i> adalah sebagaimana yang ada dalam
hadis Ibnu Abbas ra., bahwa Nabi saw. mendoakan Hasan dan Husain
dengan bacaan:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: inherit; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: inherit; padding: 0in;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt;">أُعِيذُكُمَا
بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ
عَيْنٍ لاَمَّةٍ</span><span dir="LTR" style="font-family: "inherit",serif; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i>“Aku meminta perlindungan untuk kalian
dengan kalimat Allah yang sempurna, dari gangguan setan dan racun, dan gangguan
‘ain yang buruk”. Lalu Nabi bersabda: “Dahulu ayah kalian (Nabi Ibrahim)
meruqyah Ismail dan Ishaq dengan doa ini”</i> (HR. Abu Daud No. 4739,
al-Tirmidzi No. 2060, </span><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">al-Nasai </span><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">No.7762</span><span lang="EN-US" style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">, dan Ibn Majah
No. 3525</span><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;">). Al-Albani: hadis
isi sahih (al-Albani, <i>Shahih Wa Dhaif Ibn Majah,</i> VIII/25). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 15.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "inherit",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-language: EN-ID; padding: 0in;"> <i>Artikel ini telah dimuat di majalah MATAN PWM Jawa Timur pada Nopember 2022</i></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 19.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p><i> </i></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4079331991843832899.post-46163719451515611312022-10-07T19:25:00.001+07:002022-10-07T19:25:09.120+07:00 KELEMBUTAN DAN KETEGASAN NABI MUHAMMAD SAW.<p> </p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt;">KELEMBUTAN DAN KETEGASAN<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt;">NABI MUHAMMAD SAW.<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;">Oleh</b></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJBPFFvWdrRgtF13UEK5EJ6_Gpsp3ywIMUPpkVzi6Bb_XBmi2yEIk4G7A-LOYNZ8CBGu8aWNa4lcuyVDtYFZUi3lUkmsoWJauAN_3SUpJ7SzhaU0bD83Vk_w_PvCF1QRhebBvhOAbiMdkl8ayUoznQcb-WigN2QpfiUiLF5PPUZxLkWTm9t3M5J3ThyA/s511/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><b><img border="0" data-original-height="511" data-original-width="378" height="171" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJBPFFvWdrRgtF13UEK5EJ6_Gpsp3ywIMUPpkVzi6Bb_XBmi2yEIk4G7A-LOYNZ8CBGu8aWNa4lcuyVDtYFZUi3lUkmsoWJauAN_3SUpJ7SzhaU0bD83Vk_w_PvCF1QRhebBvhOAbiMdkl8ayUoznQcb-WigN2QpfiUiLF5PPUZxLkWTm9t3M5J3ThyA/w138-h171/WhatsApp%20Image%202021-12-29%20at%2005.56.53.jpeg" width="138" /></b></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><b style="font-family: Cambria, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: center;"><b style="font-size: 12pt;">Dr.H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil I</b></div></b><p></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 14pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-color-alt: windowtext; mso-hansi-font-family: Cambria;">قَالَ زَيْدُ
بن سَعْنَةَ: مَا مِنْ عَلامَاتِ النُّبُوَّةِ شَيْءٌ إِلا وَقَدْ عَرَفْتُهَا فِي
وَجْهِ مُحَمَّدٍ حِينَ نَظَرْتُ إِلَيْهِ، إِلا اثْنَيْنِ لَمْ أُخْبَرْهُمَا مِنْهُ:
يَسْبِقُ حِلْمُهُ جَهْلَهُ، وَلا يَزِيدُهُ شِدَّةُ الْجَهْلِ عَلَيْهِ إِلا حِلْمًا
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic"; mso-color-alt: windowtext; mso-fareast-language: EN-ID;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Zaid </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">bin
Sa’nah berkata</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">: “</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Saya sudah menyaksikan tanda-tanda kenabian pada
diri Muhammad, kecuali dua hal yang belum kuketahui, yaitu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">(1)Kesabaran dan kelembutannya mendahului sikap
kasar dan kecerobohannya, (2)semakin ia diperlakukan kasar, ia semakin
bertambah lembut dan kesabarannya”</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">.<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">(HR. al-Thabrani No. 137 dan al-Hakim No. 6547)</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p> </o:p></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Status Hadis</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis
tersebut diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam <i>al-Mu’jam al-Kabir</i> No. 137
dan al-Hakim dalam <i>al-Mustadrak</i> No. 6547. Selain itu juga diriwayatkan
oleh Ibn Hibban dalam <i>Shahih Ibn Hibban</i> No. 288, al-Bayhaqi dalam <i>al-Sunan
al-Kubra</i> No. 11615, dan al-Haytsami dalam <i>Majma’ al-Zawaid Wa al-Manba’
al-Fawaid</i> No. 13898.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Ulama berbeda pendapat tentang status hadis
tersebut. Al-Albani menilai hadis tersebut dhaif karena ada perawi bernama
Hamzah bin Yusuf bin Abdillah bin Salam yang tidak dikenal (al-Albani, <i>Silsilat
al-Ahadis al-Dha’ifah Wa al-Maudu’ah,</i> III/516). <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sedangkan Al-Hakim menilai hadis tersebut
sanadnya shahih (al-Hakim, <i>al-Mustadrak,</i> III/700). Ibn Hibban juga
mensahihkan dan memasukkannya dalam kelompok para perawi tsiqah (Ibn Hibban, <i>Shahih
Ibn Hibban,</i> I/521). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Hadis tersebut juga populer dalam kitab-kitab
Tarikh, di antaranya Ibn Katsir dalam <i>al-Sirah al-Nabawiyah</i>, I/296;
al-Dzahabi dalam <i>Tarikh al-Islam Li al-Dzahabi</i>, II/663; al-Kandahlawi
dalam <i>Hayat al-Shahabah</i>, I/148; Abu Nu’aym dalam <i>Ma’rifat
al-Shahabah,</i> III/1184; Ibn al-Atsir dalam <i>Usud al-Ghabah,</i> 400; dan
al-Asbahani dalam <i>Dalail al-Nubuwwah</i>, 233.</span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b style="text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Kandungan Hadis</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadis
tersebut menerangkan tentang peristiwa yang dialami sahabat Nabi bernama Zaid
bin Sa’nah. Sebelum masuk Islam, ia adalah pemuka agama Yahudi. Ia masuk Islam
setelah berhasil membuktikan sifat Nabi yang sangat lembut dan sangat penyabar.
Berikut ini kisah lengkapnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Kelembutan dan Kesabaran Nabi Saw.</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Suatu </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">saat</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;"> Nabi Saw bersama Ali ra, lalu
datang seorang badwi menjumpainya. Badwi itu berkata: </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">“</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Wahai
Nabi, warga Bushra kampung Bani Fulan telah masuk Islam. Saya pernah berkata
kepada mereka bahwa jika mereka masuk Islam akan dibantu untuk kesejahteraan
mereka.</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Saat
ini mereka sedang tertimpa bencana kelaparan, saya khawatir mereka akan keluar
dari Islam. Saya minta tolong agar mereka dapat dibantu untuk meringankan beban
deritanya</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Nabi Saw
bertanya kepada Ali barangkali ada sesuatu yang dapat diperbantukan kepada
mereka. Ali berkata bahwa tidak ada yang bisa diperbantukan kepada mereka (</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">Baitul
mal dalam</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> keadaan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">menipis</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">).</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Zaid
bin Sa’nah, seorang Yahudi, kemudian menawarkan kepada Nabi untuk meminjamkan
uang sebesar 80 mitsqal emas. Nabi setuju meminjam dari Zaid yang Yahudi itu
kemudian dibelikan kurma dan diserahkan kepada orang Badwi tadi untuk
diperbantukan kepada masyarakat yang telah tertimpa bencana kelaparan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Sebelum jatuh tempo, dua atau tiga hari masa
yang dijanjikan untuk mengembalikan pinjaman, Zaid bin Sa’nah datang menemui
Nabi yang sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya. Saat itu Zaid
langsung memegang baju dan menarik-narik selendang beliau sambil berkata</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">“</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Wahai Muhammad! Kapan hutangmu kau bayar? Aku kenal
keturunan bani Abdil Muttalib tidak ada yang suka mengulur-ulur hutang!</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;"> Melihat
pemandangan seperti itu</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">,</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;"> Umar bin Khattab marah dan menghunus pedangnya
ingin memenggal lehar Zaid yang bertindak kurang ajar kepada sang Nabi. Saat
itu, beliau </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">(Nabi Saw) </span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">dengan wajah yang tenang dan penuh kelembutan
berkata kepada Umar: “Wahai Umar, kita ini diperintahakan untuk bisa mel</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">yaninya
dengan baik. Tidak berlaku kasar”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Saat itu Umar kemudian mencari dana untuk
pembayaran hutangnya hingga terkumpul sejumlah yang dibutuhkan. Setelah itu
Umar datang menemui Nabi saw. Kepada Umar, Nabi memerintahkan agar uang itu
segera diserahkan kepada Zaid bin Sa’nah dan ditambahkan dengan 20 takar kurma.</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Setelah sampai di rumah Zaid, Umar menyerahkan
uang pinjamannya sambil menambahkan 20 takar kurma. Saat itu </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Z</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">aid
bertanya, kenapa ada tambahan 20 takar kurma? Umar menjawab, Nabi yang
memerintahkannya sebagai ganti saya telah berlaku kasar (membentak) kepada
anda. Wahai Umar kau kenal aku? Tidak, jawab Umar. Aku adalah Zaid Bin Sa’nah,
pendeta yahudi yang kaya raya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Mendengar penjelasan Zaid bin Sa’nah, Umar lalu
penasaran dan bertanya: </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">“</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">kenapa anda kemarin berlaku kasar kepada Nabi?</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">
Zaid menerangkan: “Wahai Umar, ketahuilah bahwa sebenarnya saya telah
mengetahui tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad, kecuali dua hal yang belum
aku saksikan, yaitu:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">يَسْبِقُ حِلْمُهُ جَهْلَهُ وَلا تَزِيدُ شِدَّةُ الْجَهْلِ عَلَيْهِ إِلا حِلْمًا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">(1)Kesabaran dan kelembutannya mendahului sikap
kasar dan kecerobohannya, (2)semakin ia diperlakukan kasar, ia semakin
bertambah lembut dan kesabarannya.”</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;">فَقَدْ أُخْبِرْتُهُمَا، فَأُشْهِدُكَ يَا عُمَرُ أَنِّي قَدْ رَضِيتُ بِاللَّهِ
رَبًّا وَبِالإِسْلامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا</span><span dir="LTR" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 18pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Wahai Umar, kini aku telah mengetahui dan
menyaksikan dua tanda-tanda kanabian itu padanya, karena itu saksikan bahwa
saat ini aku menyatakan “Aku telah ridha, Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai
agamaku dan Muhammad sebagai </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">N</span><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">abiku.</span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-ID; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-ID;">Saksikan juga bahwa separoh hartaku atau sebagian
besar dari hartaku akan aku sumbangkan untuk kepentingan umat Muhammad saw.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"> (HR. al-Thabrani, al-Hakim, al-Bayhaqi, dan
lain-lain).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;">Ketegasan Nabi saw.</span></b></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selain
memiliki sifat yang lembut dan penyabar, Nabi saw. juga memiliki sifat yang sangat
</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">tegas dan
pemberani, terutama saat menghadapi orang-orang yang sombong dan kejam. Dalam
kitab <i>al-Sirah Nabawiyah</i> dikisahkan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Suatu ketika ada seorang
lelaki dari kampung Irasy menuju ke kota Makkah untuk menjual seekor
unta. Sampai di Makkah, ia bertemu Abu Jahal kemudian unta itu dijual
kepadanya. Abu Jahal setuju untuk membelinya, tetapi Abu Jahal menunda atau
memperlambat pembayarannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Orang kampung itu pun
mencari orang yang dapat membantu untuk mendapatkan uangnya. Saat itu ia
mendatangi sekelompok orang Quraisy dan bertanya kepada mereka: “Apakah ada
orang yang dapat menolong saya untuk memintakan uang (penjualan unta) dari Abu
Jahal? Saya ini orang jauh, orang kampung. Ia (Abu jahal) telah membeli unta
saya tetapi hingga sekarang belum dibayar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Orang-orang Quraisy itu
kemudian menunjuk seseorang yang sedang duduk di sisi masjid al-Haram (Nabi
Muhammad Saw). Mereka menunjuk kepada Muhammad dengan maksud untuk
melecehkannya, karena mereka tahu bahwa antara Nabi Muhammad Saw dengan Abu
Jahal telah terjadi permusuhan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Orang kampung itu pun
mendatangi Nabi Muhammad Saw. Di hadapan Nabi Saw, ia menceritakan nasibnya
yang telah didzalimi oleh Abu jahal, yaitu unta yang dibeli oleh Abu Jahal itu
hingga sekarang masih belum dibayar, padahal ia ingin segera pulang ke
kampungnya. Nabi Saw saat itu kasihan lalu ingin membantu orang kampung Irasy
itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Ketika orang-orang Quraisy
itu melihat orang kampung menuju kepada Nabi Muhammad Saw, mereka berkata satu
dengan yang lain (sambil mengejek): “coba perhatikan apa yang akan terjadi,
kalau Muhammad bertemu dengan Abu Jahal? Karena antara Muhammad dengan Abu
jahal telah terjadi permusuhan”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Nabi Saw. kemudian
mengajak orang kampung itu menuju ke rumah Abu Jahal. Di depan pintu rumahnya,
Nabi Saw mengetuk pintu. Abu Jahal penasaran: “Siapa itu yang mengetuk pintu?”
Saya Muhammad, keluarlah wahai Abu Jahal, ada masalah penting yang harus kau
selesaikan!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Mendengar suara Muhammad
Saw, ia pun keluar. Saat itu tampak wajah Abu Jahal pucat, grogi dan ketakutan.
Selanjutnya Nabi Muhammad Saw mengatakan: “Wahai Abu Jahal, segera berikan
haknya orang ini, jangan bikin masalah, jangan kau bikin susah pada orang
kampung ini”!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Saat itu Abu Jahal
berkata: baiklah, jangan marah, akan kuberikan haknya. Abu Jahal kemudian masuk
ke dalam rumah untuk mengambilkan uangnya lalu diberikan kepada orang kampung
yang telah menjual untanya tadi. Setelah urusan selesai, Nabi Saw meninggalkan
rumah Abu Jahal dan berkata kepada orang kampung tadi: “sekarang lanjutkan
urusanmu”!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Selesai ditolong Nabi Saw,
orang kampung Irasy tadi mendatangi sekelompok orang Quraisy lalu mengatakan:
“semoga dia (Nabi Saw) mendapatkan balasan dari Allah karena telah berhasil
membantu untuk mendapatkan hak saya”. Orang-orang Quraisy tadi jadi penasaran
dan bertanya, apa yang terjadi? Orang kampung itu pun menceritakan kejadian
yang amat mengagumkan. Katanya: “ketika Muhammad mendatangi rumah Abu Jahal dan
mengetuk pintunya maka Abu Jahal keluar. Saat itu Nabi mengatakan: “segera
berikan haknya”. Abu Jahal kemudian mengatakan: “baiklah, akan saya ambilkan
uangnya dan saya berikan haknya, tolong jangan marah.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Mendengar kisah yang aneh
itu, orang-orang Quraisy menemui Abu Jahal dan bertanya kepadanya dengan penuh
penasaran. Wahai Abu Jahal, apa sebenarnya yang terjadi? Tidak seperti
biasanya, kamu berani bicara lantang dan menentang kepadanya. Tetapi kenapa
tadi kamu begitu lemah dan tak berdaya. Apa yang sesunggunhnya terjadi?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Abu Jahal kemudian
bercerita: “Demi Allah, peristiwa seperti yang terjadi tadi belum pernah
kualami. Kalian tahu, saat Muhammad mengetuk pintu rumahku dan mendengar suara
Muhammad, sepontan aku ketakutan, dan saat aku keluar menemui Muhammad,
aku melihat di atas kepalanya tampak seekor unta jantan (yang siap
merenggutku) yang tak pernah kulihat sebelumnya, baik kepalanya, ekornya maupun
taringnya. Luar biasa. Abu Jahal mengatakan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic",serif; font-size: 18pt;">فوالله
لو أبيت لاكلني</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">(Demi Allah, sekiranya aku tidak menuruti apa yang
diinginkan oleh Muhammad, maka unta itu akan merenggutku).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">Dalam kisah lain
diterangkan, ketika peristiwa aneh tersebut sampai kepada Nabi saw., Beliau
bersabda: “makhluk itu adalah malaikat Jibril</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US;">,
jika Abu Jahal mendekat maka akan direnggutnya” (Ibn Hisyam, <i>Sirah Ibn
Hisyam</i>, I/390; al-Suyuti, <i>al-Khashaish al-Kubra,</i> I/209; al-Bayhaqi, <i>Dalail
al-Nubuwwah,</i> II/194; Ibn Katsir, <i>al-Bidayah Wa al-Nihayah, </i>IV/116; dan
al-Halabi, <i>al-Sirah al-Halabiyah Fi Sirat al-Amin Wa al-Ma’mun</i>, I/464)</span><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><o:p>(Artikel ini telah dimuat di Majalah MATAN PWM JATIM edisi Oktober 2022) </o:p></span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Cambria",serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span dir="RTL" face=""Arial",sans-serif" lang="AR-SA" style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-hansi-font-family: Cambria;"><o:p></o:p></span></p>zuhdidhhttp://www.blogger.com/profile/12051374343058026429noreply@blogger.com0